ICW merilis 36 nama calon anggota legislatif bermasalah

52 10. Edhie Baskoro Yudhoyono Demokrat Laporan dugaan pencemaran nama baik oleh Ibas kepada Yulianis dinilai oleh LPSK menghambat pemberantasan korupsi. 11. Mirwan Amir Demokrat Saksi Mindo Rosalina M dalam persidangan menyebutkan peran yang bersangkutan sebagai Ketua Besar yang menerima uang dari proyek wisma atlet. 12. Jhonny Alle Marbun Demokrat Disebut oleh Abdul Hadi Jamal tersangka kasus korupsi pembangunan dermaga dan bandara Indonesia timur menerima uang Rp 1 miliar dalam proyek yang sama. 13. Achsanul Qosasi Demokrat Melakukan pelanggaran etika ringan dalam kasus permintaan barang atau upeti kepada BUMN 14. Ignatius Mulyono Demokrat Membantu pengurusan sertifikatHambalang atas permintaan Anas Urbaningrum 15. Muhammad Nasir Demokrat Audit BPK menyebut nama Muhammad Nasir termaktub dalam akta kepemilikan PT Anugerah Nusantara. 16. Sutan Batoeghana Demokrat Disebut oleh JPU menerima uang dalam kasus solar home system SHS dan hal tersebut juga diakui oleh terdakwa Kosasih Abas. 17. Marzuki Ali Demokrat Pernah menyampaikan wacana pembubaran KPK. 18. Max Sopacua Demokrat menerima uang dari proyek pengadaan alkes di Kemenkes sebesar 45 juta. 53 19. Mahyudin Demokrat Disebut oleh saksi Mindo Rosalina M dalam persidangan 1612012 sebagai Pak Ketua yang menerima sejumlah uang dari pembahasan wisma atlet . 20. Herman Herry PDIP Disebut oleh saksi AKBP Thedy Rusmawan dalam persidangan kasus simulator 2852013 menerima uang untuk memperlancar proyek simulator SIM. 21. IWayan Koster PDIP Disebut oleh saksi Lutfi Ardiansyah dalam persidangan tipikor 2712012 menerima uang sebesar Rp 5 miliar dari Grup Permai 22. Said Abdullah PDIP Disebut oleh Yulianis dalam persidangan tipikor 4102012 turut serta dalam menggiring sejumlah proyek bersama Grup Permai. 23. Olly Dondo Kambey PDIP Disebut oleh Yulianis dalam persidangan tipikor 4102012 turut serta dalam menggiring sejumlah proyek bersama Grup Permai. 24. Ribka Tjiptaning PDIP Dijatuhi sanksi oleh Badan Kehormatan DPR berupa larangan memimpin rapat panitia khusus atau panitia kerja di DPR terkait kasus ayat tembakau yang hilang dalam UU Kesehatan 25. Zulkie Firmansyah PKS Melakukan pelanggaran etika ringan dalam kasus permintaan barang atau upeti kepada BUMN 54 26. Adang Darajatun PKS Tidak bersedia menyampaikan informasi keberadaan istrinya Nunun Nurbaeti kepada KPK saat Nunun menjadi buronan kasus travel cheque. 27. Fahrie Hamzah PKS Mendorong pembubaran KPK 28. Nasir Djamil PKS Mendukung upaya revisi UU KPK yang berpotensi melemahkan kewenangan lembaga tersebut 29. Desmond J Mahesa Gerindra Disebut oleh saksi AKBP Thedy Rusmawan dalam persidangan kasus simulator 2852013 menerima uang untuk memperlancar proyek simulator SIM 30. Vonny Aneke Panambunan Gerindra Mantan terpidana kasus korupsi Bandara Loa Kulu di Kutai Kartanegara. Vonny divonis 1,5 tahun penjara Mei 2008. 31. Pius Lustrilanang Gerindra Disebut ngotot mendukung perencanaan gedung baru Parlemen 32. Ahmad Yani PPP Mendukung upaya revisi UU KPKyang berpotensi melemahkan kewenangan lembaga tersebut. 33. M Achmad Farial PPP Disebut oleh JPU menerima uang dalam kasus solar home system SHS dan hal tersebut juga diakui oleh terdakwa Kosasih Abas. 34. Syarifudin Suding Hanura Mendukung upaya revisi UU KPK yang berpotensi melemahkan kewenangan lembaga tersebut. 35. Abdul Kadir Kading PKB Disebut oleh Yulianis dalam persidangan tipikor 4102012 turut serta dalam menggiring 55 sejumlah proyek bersama Grup Permai 36. Nazarudin Sjamsudin PBB Terpidana kasus dana taktis KPU dan asuransi. Ada tiga tahap utama dalam proses komunikasi organisasi. Weickmenyebutkan ketiga tahap ini secara khusus sebagai berikut: a. Tahap Pemeran Secara sederhana berarti bahwa para anggota organisasi menciptakan ulang lingkungan mereka dengan menentukan dan merundingkan makna khusus bagi suatu peristiwa. ICW berperan penting dalam memecahkan kasus korupsi melalui tahap pemeran. “ya pasti tentunya ada ya, dalam ICW setiap anggota berperan dalam setiap pemberitaan negatif yang masuk, setiap anggota bebas memecahkan setiap pemberitaan negatif, semua staffantar divisi dihimbau untuk tidak berbicara sembarangan tanpa data, setiap pemberitaan yang masuk tentunya mempunyai unsur yang berbeda walaupun kita tahu dari pihak yang membuat berita tersebut itu negatif dan berusaha menjatuhkan ICW melalui berita negatif. Jadi dari langkah ini lah peran anggota dan antar divisi lainnya di ICW mempunyai peran penting, dan kita tentunya semua anggota di ICW bertanggung jawab atas pemberitaan negatif yang ada. ” 1 Dalam tahap ini, peran para anggota atau badan pengurus ICW dihimbau dari awal untuk tidak menjudge suatu peristiwa tanpa menggunakan data. Peran semua staff ICW sangat penting, bila ada pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta yang ada, ICW mampu menentukan dan merundingkan bahwa berita tersebut layak atau tidak untuk diladeni, sebab sebagian besar pemberitaan yang masuk dalam ICW khususnya pemberitaan negatif tentang ICW hanya kecaman dari berbagai pihak-pihak yang mencoba menjatuhkan ICW. 1 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret 2014, Pukul 20.00, Indonesia Corruption Watch 56 b. Tahap Seleksi Aturan-aturan dan siklus komunikasi digunakan untuk menentukan pengurangan yang sesuai dalam ketidakjelasan. ICW mempunyai aturan main dalam menghadapi pemberitaan negatif. “Nah setelah itu kita coba seleksi nih, ya seleksi dalam artian kita berusaha buat menentukan mana pemberitaan negatif yang layak kita saring atau tidak, ditanggapi atau tidak, dalam artian ada pemberitaan negatif yang tidak jelas hanya sekedar mencaci maki biasa tidak jelas ada pemberitaan negatif yang ada hubungannya dengan kasus yang ada. istilahnya greget lah ingin diladeni, rata-rata kita jarang meladeninya paling tidak ada lah beberapa pemberitaan negatif ya… yang saya bilang tadi sesuai atau ada hubungannya dengan kasus korupsi. Kita juga menyikapinya dengan santai nanti juga ilang sendiri. Kita mecahin kasus berdasarkan data. ” 2 Banyak berbagai pihak yang menjudge ICW yang tidak berhubungan dengan kasus-kasus korupsi. Mereka menjatuhkan ICW dengan berbagai macam cara, dengan cara membuat pemberitaan negatif. Berita negatif tersebut ada yang layak untuk disaring dan ada yang tidak. Melalui tahap seleksi, ICW menseleksi berbagai pemberitaan negatif melalui data atau hasil riset yang sudah diinvestigasi oleh ICW. ICW juga punya aturan main dan menentukan mana pemberitaan negatif harus disaring atau yang tidak jelas melalui data tersebut. Lalu ICW mencoba mengatur siklus komunikasi kepada pihak-pihak yang membuat pemberitaan negatif. Kapan ICW meladeninya, semua tergantung pemberitaan tersebut seperti apa, apakah sesuai dengan kasus yang ada atau hanya menjudge dengan omong kosong. 2 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret 2014, Pukul 20.00, Indonesia Corruption Watch 57 c. Tahap Retensi Memungkinkan organisasi menyimpan informasi mengenai cara organisasi itu memberi respons atas berbagai situasi. ICW menyimpan banyak informasi baik kegiatan maupun informasi mengenai kasus korupsi dan menuding ICW melalui pemberitaan negatif. “ya… merespon yaa, respon kita selama ini soal pemberitaan negatif ya.. cukup baik ya.. dalam artian kita tetap menyikapinya dengan baik, walaupun memang ada pemberitaan negatif yang masuk hanya sekedar menghina atau menjelek-jelekkan dan kebanyakan terjadi di sosial media seperti twitter, facebook, kita tetap merespon dengan baik dengan cara kita sendiri, melalui data itu tadi. Kita juga banyak simpan informasi ya.. informasi dari berbagai pihak-pihak mengenai kasus korupsi, apalagi soal yang negatif-negatif tentang ICW banyak, bahkan anggota diluar ICW atau masyarakat yang pro dengan kita, dengan sungkannya memberikan informasi-informasi mengenai hal tersebut. Selain itu ya.. kita juga menyimpan informasi baik kegiatan kita dan kasus korupsi lainnya. ” 3 Para anggota ICW memberi respons atas pemberitaan negatif yang ada. Melalui tahap ini ICW menyikapi segala pemberitaan negatif dengan baik dengan melalui cara ICW sendiri dan data. Dengan merespon pemberitaan negatif dan berbagai informasi pemberitaan negatif yang masuk di social media ICW, merupakan sebuah penguatan organisasi.

B. Mereduksi Pemberitaan Negatif Melalui Iklim Organisasi

Iklim Organisasi adalah sifat emosional intern organisasi yang didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep tersebut dibuat atas dasar analogi 3 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret 2014, Pukul 19.00, Indonesia Corruption Watch 58 antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca. Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila orang-orang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai dengan martabatnya. 4 .Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dikemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi yaitu:

1. Supportivennes

Dalam bidang informasi publik mereka membantu dan mempertanggungjawabkan laporan seluruh program dan kegiatan informasi Publik kepada koordinatorwakil koordinator. membangun kerjasama dengan melakukan koordinasi tindak lanjut laporan masyarakat. Serta menjaga kredibilitas ICW dari segala pemberitaan negatif dengan cara sebuah penguatan data dan informasi yang telah di analisis dari berbagai investigasi-investigasi yang telah dilakukan. ICW mempunyai beberapa progam yang mendukung kegiatan ICW dalam membasmi kasus korupsi. “Program kegiatan di ICW ada Riset, Kampanye dana advokasi, investigasi, kegiatan-kegiatan yang terkait dengan letigasi seperti Judicial review,eksaminasi, lalu kemudian gugatan-gugatan seperti citizen law swift, jadi secara umum begitu ada empat. Jadi riset, banyak riset yang dilakukan tiap divisi punya riset politik punya terkait riset-riset misalnya terkait dengan partai, DPR, pemilu kada atau pelayanan public riset-riset yang berkaitan dengan pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, bos, atau hukum, riset-riset terkait kehutanan, analisis anggaran riset-riset terkait dengan APBN, APBD. Investigasi ya investigasi, Lalu Kampanye, kampanye seperti apa? Kampanye melalui banyak media, media internal ICW, ICW punya banyak website antikorupsi.org , beranijujurhebat, politik uang, pantau cpns, itu juga dipakai, kampanye lewat media masa itujuga dilakukan oleh ICW lalu kemudian kerjasama dengan KPK, membuat film. Lalu Investigasi biasanya menulusuri laporan-laporan dari masyarakat ICW juga terima ratusan laporan dari masyarakat. sebenarnya satu lagi yaitu Training, terutama kelompok-kelompok masyarakat 4 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000, Modul Kuliah, hal.7.5 59 ,jaringan, traning banyak ICW punya banyak tools mulai dari training guru kritis, citizen postcard, investigasi, training monitoring pengadaan barang dan jasa, lalu kemudian penyusunan anggaran sekolah yang parsitisipasif, cara mengkritisi dana APBN dan APBD, lalu juga training soal tekhnik pemantauan kehutanan, jadi banyak training. Lalu yang lain, Oh iya yang dilakukan lain itu analisis pengumpulan dana dari publik itu juga dilakukan oleh ICW, ya paling itu yang dilakukan oleh ICW. ” 5 Supportiveness dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori, bahwa tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan kepada iklim supportiveness untuk sebuah penguatan organisasi. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi

Setiap anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada kejadian yang dapat diamati dari pada evaluasi secara subjektif atau emosional. Dengan cara mendeskripsikan pesan-pesan negatif yang ada, anggota ICW mencoba mengamati melalui data yang ada dan mengevalusi secara subjektif dan dibantu oleh koordinator yang fungsinya mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas kejadian yang ada.

b. Orientasi masalah

anggota organisasi memfokuskan komunikasi mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama. ICW selalu memecahkan sebuah masalah dengan cara mengkomunikasikannya secara kekeluargaan dan bekerja sama untuk mereduksi pemberitaan negatif.

c. Empati

Anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian terhadap anggota lainnya. Setiap divisi ICW selalu memperhatikan kinerja dan program yang sudah di buat oleh setiap divisi masing-masing. Pemberitaan negatif yang datang setiap hari mampu menguatkan ICW 5 Wawancara pribadi dengan Ade Irawan, Koordinator ICW, Jakarta, Kamis 6 Maret 2014, Pukul 20.00, Indonesia Corruption Watch