31
memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun demikian, dalam laporan investigative, para wartawan melakukan
penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan. Pelaksanaannya sering illegal atau tidak etis.
3 Editoral writing adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan
berita-berita yang penting dan memengaruhi pendapat umum.
4. Media Dalam Berita
Media-media yang biasa menyampaikan berita antara lain:
27
a. Media Cetak
Media ini sangat baik digunakan oleh pembaca yang ingin mengetahui peristiwa secara detail dapat didokumentasikan melalui
media cetak bila sesuatu saat ingin mengingat peristiwa. Contohnya, Koran, majalah, tabloid dan lain-lain.
b. Media Elektronik
Media ini sangat efektif dalam menyebarkan sebuah berita, dikarenakan banyak orang yang tidak senang membaca dan bisa
melihat sumber peristiwa. Berita jika disiarkan melalui media ini, memang banyak yang menyenangi. Contoh media elektronik adalah
televisi, radio dan lain-lain. c.
Media Online Media ini kecepatan informasinya yang lebih ditekankan.
Dengan media ini mempermudah mencari atau menyebarkan berita dengan mengakses melalui internet.
27
Anne, Pengertian dan Jenis-Jenis Berita, artikel ini diakses pada tanggal 19 april 2014 dari www.anneahira.com
32
5. Batasan Berita
Menurut Dean M.Lyle Sprencer mengatakan bahwa batasan berita adalah kenyataan atau tulisan yang memuat ide yang benar terjadi
dilapangan dan dapat menarik perhatian para pembacanya.
6. Sumber Berita
Sumber berita selain sebagai objek yang diberitakan juga sebagai media untuk mengumpulkan informasi. Menurut Eugene J. WebbdanJerry
R Salancik, ada empat jenis sumber berita yaitu: a.
Observasi secara langsung terhadap situasi berita yang akan ditulis. b.
Menggunakan proses wawancara. c.
Pencarian dengan melakukan penelitian bahan-bahan dengan dokumen riset data.
d. Dengan menjadi pelaku atau saksi dalam peristiwa tersebut sekarang
sering disebut dengan citizen journalism.
28
7. Berita Negatif
Berita negatif adalah berita yang isinya mempertentangkan atau bertolak belakang dari suatu kepastian. Berita negatif biasanya berisikan
sebuah informasi yang negatif, yang pada intinya memberikan semacam informasi kecaman dan menunjukan suatu pengingkaran. Berita negatif juga
bisa dinyatakan sebagai suatu berita yang berlainan dengan pernyataannya yang sebenaranya dipakai untuk menyangkal.
29
Selain ada berita negatif, berita positif juga selalu menjadi sebuah pemberitaan yang ada diberbagai media. Berita positif adalah berita yang
28
Bimba,Teori, batasan, sumber dalam berita, Artikel ini diakses pada tanggal 21 april 2014 dari bimbingan.org
29
Harry, Bingkai Bahasa, Artikel ini diakses pada tanggal 10 november 2013 dari bingkaibahasa.wordpress.com
33
isinya tidak mengandung kata ingkar. Berita positif merupakan berita yang mengandung unsur peristiwa yang positif.
1. Perbandingan Berita Negatif dan Berita Positif
Setiap berita mempunyai unsur yang negatif maupun positif. Oleh karena itu jika pembaca tidak pintar memilah mana berita negatif dan
mana berita positif maka akan menjadi salah menafsirkan pada berita tersebut.
Berita negatif mempunyai unsur yang negatif, pada berita tersebut selalu menginfomasikan berita yang bertolak belakang atas peristiwa yang
ada. Berita negatif bertentangan, sangat berbeda dengan berita positif yang selalu menginformasikan hal-hal atau fakta-fakta yang positif. Berita
positif mempunyai unsur yang baik. Bila dibandingkan berita positif dan negatif mempunyai unsur yang berbeda. Berita negatif menginformasikan
peristiwa yang negatif sedangkan berita positif menginformasikan berita yang positif.
C. Reduksi
Reduksi menurut
secara harfiah
merupakan pengurangan,
penyempitan, sebuah proses mengambil kembali re-ducere. Kata sifat dari reduksi adalah reduksionis. Reduksi bisa dikatakan pula yakni menyaring.
Menyaring sebuah peristiwafenomena untuk disampaikan kepada inti dari peristiwafenomena tersebut.
30
Ada tiga tahap dalam aktivitas reduksi menurut Husserl, yaitu:
31
30
Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1996, h.118
31
Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1996, h.119