38
pemberdayaan rakyat untuk terlibatberpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi. ICW lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di
tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki pemerintahan pasca Soeharto yang demokratis, bersih dan bebas korupsi. ICW awalnya merupakan
lembaga swadaya masyarakat LSM berawal dari sebuah yayasan berubah menjadi suatu perkumpulan. Perkumpulan tersebut karena ada dasar yuridis,
politik, maupun sosiologis. Dasar hokum dan politik ini hanya ingin mensiasati UUD ormas atau UUD yayasan untuk membuat ruang gerak bagi
ICW agak sempit terutama memudahkan pihak pemerintah bisa melakukan interfensi. Secara politik ICW merupakan suatu perkumpulan yang
memudahkan pendekatan dengan masyarakat. Dengan perkumpulan semua masyarakat jadi terbuka bisa bergabung dan berkontribusi langsung dalam
melawan korupsi. ICW memperkuat kelompok warga agar terlibat langsung dalam melawan korupsi. ICW sebagai fasilitator untuk mendorong adanya
gerakan masyarakat untuk melawan korupsi, apa yang dilakukan ICW lebih banyak upaya penguatan-penguatan kepada masyarakat. Misalnya, seperti
pengorganisasian, membentuk jaringan, menyediakan alat yang bisa di pake kelompok masyarakat dalam memberantas korupsi.
B. Visi dan Misi ICW
1. Visi ICW
ICW merupakan bentuk lembaga yang mempunyai visi yang berbeda. Kasus korupsi untuk memberantas para koruptor. Mengontrol
segala tata negara dengan mewujudkan negara yang bebas korupsi, aman dan memberdayakan segala aspek dari berbagai kasus pemerintah.
39
2. Misi ICW
Misi ICW adalah memberdayakan rakyat dalam: a.
Memperjuangkan terwujudnya sistem politik, hukum, ekonomi dan birokrasi yang bersih dari korupsi dan berlandaskan keadilan sosial
dan jender. b.
Memperkuat partisipasi rakyat dalam proses pengambilan dan pengawasan kebijakan publik.
Dalam menjalankan misi tersebut, ICW mengambil peran sebagai berikut:
a. Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian rakyat dibidang hak-
hak warganegara dan pelayanan publik. b.
Memfasilitasi penguatan kapasitas rakyat dalam proses pengambilan dan pengawasan kebijakan publik.
c. Mendorong inisiatif rakyat untuk membongkar kasus-kasus korupsi
yang terjadi dan melaporkan pelakunya kepada penegak hukum serta ke masyarakat luas untuk diadili dan mendapatkan sanksi sosial.
d. Memfasilitasi peningkatan kapasitas rakyat dalam penyelidikan dan
pengawasan korupsi. e.
Menggalang kampanye publik guna mendesakkan reformasi hukum, politik dan birokrasi yang kondusif bagi pemberantasan korupsi.
f. Memfasilitasi penguatan good governance di masyarakat sipil dan
penegakan standar etika di kalangan profesi.
40
C. Posisi ICW
Berpihak kepada masyarakat yang miskin secara ekonomi politik dan budaya.
Nilai: 1.
Keadilan sosial dan keseteraan jender Setiap laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan peluang
yang sama untuk berperan aktif dalam pemberantasan korupsi, memiliki hak dan peluang yang sama didalam lembaga maupun dalam kaitannya
dengan kesempatan yang sama untuk mengakses dan mengontrol sumber daya lembaga.
2. Demokratis
Setiap individu baik laki-laki maupun perempuan dalam setiap pengambilan keputusan, perilaku dan pikiran, wajib menjunjung nilai
demokrasi. 3.
Kejujuran Setiap individu baik laki-laki maupun perempuan wajib
membeberkan setiap kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kewajibannya serta mengambil langkah-langkah untuk mengatasi benturan
kepentingannya yang mungkin timbul.
D. Prinsip ICW
1. Integritas
a.
Setiap individu tidak pernah melakukan kejahatan pidana, politik, ekonomi dan hak asasi manusia.
b.
Setiap individu tidak pernah membela atau melindungi koruptor.