4.16 Analisa Energi Dissipasi
Analisa Dissipasi Energi untuk kajian eksperimen ini sama dengan analisa energi dissipasi pada kajian numerik sebelumnya, pada analisa ini akan dibandingkan
energi dissipasi benda uji1 dan benda uji 2, yang terlihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Energi dissipasi tiap benda uji LOAD
STEP PERPIN
DAHA N
BENDA UJI1 BENDA UJI 2
Energi Dissipasi KN.mm
Kum. Energi DissipasiKN
.mm Energi
Dissipasi KN.mm
Kum. Energi DissipasiKN
.mm 1
2.5 40.9692
40.9692 17.98612
17.98612 2
3 126.99892
167.96812 16.48602
34.47214 3
4.5 597.92504
765.89316 154.183565
188.655705 4
6 1905.79433
2671.68749 644.16451
832.820215 5
9 4043.50974
6715.19723 2438.630465
3271.45068 Gambar 4.48 Benda uji 2 kondisi runtuh failure
Universitas Sumatera Utara
6 12
7781.70461 14496.90184
4366.16204 7637.61272
7 18
14503.27127 29000.17311 9601.275235 17238.88795
8 24
- -
15656.83577 32895.72372 9
30 -
- 21852.12308 54747.84681
Secara grafik perbandingan energi dissipasi tiap perpindahan benda uji 1 dan benda uji 2 dapat dilihat pada Gambar 4.49.
Dari Gambar 4.49. dapat terlihat bahwa benda uji 2 memiliki kemampuan penyerapan energi dibandingkan dengan benda uji 1. Perbedaannya sangat signifikan
yaitu sebesar 188 persen peningkatannya dibandingkan dengan benda uji 1.
5000 10000
15000 20000
25000
10 20
30 40
E n
e rg
i D is
si p
a si
K u
m u
la tu
f
K N
.mm
Perpindahan mm Energi Dissipasi vs Load Step Benda Uji 1 dan Benda Uji 2
Benda Uji 2 Benda Uji 1
Gambar 4.49 Perbandingan energi dissipasi benda uji 1 dan benda uji 2
Universitas Sumatera Utara
4.17 Analisa Kekuatan
Analisa kekuatan pada kajian eksperimen ditinjau pada kondisi tekan dan kondisi tarik untuk setiap tahap pembebanannya. Kondisi tekan adalah kondisi
aktuator mendorong benda uji, dimana pembaca data akan bertanda positip sedangkan kondisi tarik adalah kondisi aktuator menarik benda uji dimana
pembacaan data akan berkebalikan dengan tanda kondisi tekan yaitu negatip. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat perbandingan gaya lateral maksimum pada tiap tahap
pembebanan untuk kondisi tarik. Dari Tabel 4.7 berikut dapat dilihat bahwa benda uji 2 lebih kuat dibandingkat benda uji 1 untuk kondisi tarik. Dapat dilihat pula tahap
pembebanan untuk benda uji 2 lebih panjang dibandingkan dengan benda uji 2. Tabel 4.7 Perbandingan gaya lateral maksimum pada tiap tahap pembebanan
terhadap dua benda uji arah tarik Tahap
Pembebanan Benda Uji 1
Benda Uji 2 Perpindahan
mm Beban
KN Perpindahan
mm Beban
KN I
II III
IV V
VI VII
VIII IX
2.16 3.10
4.56 5.84
9.00 12.14
22.10 98.920
147.012 191.008
206.303 224.265
241.887 262.037
2.54 2.39
4.52 6.03
9.00 12.16
18.21 24.04
30.00 98.211
94.465 178.491
221.118 248.471
272.397 297.971
316.922 302.127
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.7 diatas dapat dibuat grafik perbandingannya sehingga dapat dilihat pada Gambar 4.50 grafik benda uji 2 diatas grafik benda uji 1, dan terlihat pula
grafik benda uji 2 lebih panjang dibandingkan dengan benda uji 2. Namun apabila dilihat dari awal kekuatan benda uji 1 dan 2 relatif mendekati untuk beberapa titik,
namun secara keseluruhan Gambar 4.50 dapat dinyatakan bahwa benda uji 2 memilki kekuatan yang lebih baik dari benda uji 2 untuk arah tarik.
Gambar 4.50 Perbandingan kekuatan benda uji link arah tarik
Untuk arah tekan perbandingan gaya lateral maksimum antara benda uji 1 dan benda uji 2 dapat dilihat pada Tabel 4.8. Dari Tabel 4.8 dapat dilihat tahap
pembebanan benda uji 2 lebih panjang dibandingkan dengan benda uji 1. Namun dari data yang ditampilkan terlihat benda uji 1 sedikit diatas benda uji 2.
50 100
150 200
250 300
350
5 10
15 20
25 30
35
B e
ba n
K N
Perpindahan mm
Benda Uji 1 Benda Uji 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Perbandingan gaya lateral maksimum pada tiap tahap pembebanan terhadap dua benda Uji arah tekan
Tahap Pembebanan
Benda Uji 1 Benda Uji 2
Perpindahan mm
Beban KN
Perpindahan mm
Beban KN
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX 2.2
3.04 4.58
5.84 8.92
12.16 24.02
90.639 124.665
169.879 187.002
207.672 229.53
254.854 2.51
3.18 4.53
6.07 9.05
12.46 18.52
24.64 30.22
91.858 113.856
148.001 166.653
181.668 203.316
224.145 247.032
232.037
Untuk mempertegas Tabel 4.8 maka data pada tabel tersebut dapat dinyatakan pada grafik pada Gambar 4.51.Dari Gambar 4.51 dilihat bahwa kekuatan benda uji 1
lebih unggul dari benda uji 2. Hal ini berbeda dengan grafik yang ditampilkan pada Gambar 4.50, di mana kekuatan arah tarik lebih unggul benda uji 1 namun masih
dapat disimpulkan untuk kekuatan benda uji 2 lebih unggul karena grafik yang dihasilkan oleh benda uji 2 lebih panjang dibanding benda uji 1.
Dari Gambar 4.50 dan 4.51 atau dari Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 dapat dinyatakan bahwa kekuatan baja atau dalam hal ini kekuatan link, tidak sama saat
Universitas Sumatera Utara
memikul gaya tekan dan gaya tarik walaupun pola kegagalan struktur relatif sama satu sama lain
Gambar 4.51 Perbandingan kekuatan benda uji link arah tekan
4.18 Analisa Kekakuan