Mekanisme Inelastik Benda Uji 1

4.14 Respon Inelastik Benda Uji Terhadap Beban Siklik

Pembacaan hasil strain gauge akan memampilkan respon inelastik benda uji, dari hubungan beban dan regangan dapat dilihat mekanisme keruntuhan dari benda uji mulai dari saat kondisi elastik, strain hardening, hingga runtuh failure. Seperti yang telah dijelaskan bahwa posisi dari strain gauge merupakan posisi yang diyakini akan menghasilkan respon yang diharapkan sebagaimana telah dikaji pada studi numerik.

4.14.1 Mekanisme Inelastik Benda Uji 1

Mekanisme inelastik benda uji 1 dilakukan dengan melakukan analisa terhadap regangan, untuk itu pada benda uji dipasangkan strain gauge tipe rosette SGR 11,12,13 pada bagian badan dan untuk daerah tumpuan dipasang strain gauge tipe rosette SGR 5,6,7 bagian bawah dan 8,9,10. bagian atas. -300 -200 -100 100 200 300 -0,010 0,000 0,010 0,020 0,030 0,040 B e ba n K N Regangan mmmm SGR 5,6,7 Gambar 4.24 Kurva beban-regangan SGR 5,6,7 Universitas Sumatera Utara Dari kurva yang dihasilkan pada Gambar 4.24 dapat dilihat regangan awal terjadi pada -0,00127 mmmm pada saat beban pada posisi 245,474 KN dan regangan maksimum yang terjadi pada bagian badan ini sebesar -0.00412 mmmm pada pembebanan mencapai 254,854 KN. Untuk hubungan beban dan regangan SGR 8,9,10 pada Gambar 4.25, regangan pada kondisi leleh awal terjadi pada 0,001774 mmmm dengan beban 93,106 KN. Untuk regangan maksimum terjadi pada regangan sebesar 0,005389 pada saat pembebanan mencapai 254,645 KN dan regangan maksimum pada SGR 8,9,10 sebesar -0,008163 mmmm pada saat pembebanan - 264.974KN. Dari hasil pembacaan yang oleh SGR 5,6,7 dan SGR 8,9,10 terlihat bahwa kurva tidak begitu baik karena pembacaan untuk regangan tidak seimbang antara regangan positip dengan regangan negatip sehingga kurva yang dihasilkan tidak halus. -300 -200 -100 100 200 300 -0,04 -0,03 -0,02 -0,01 0,01 B e ba n K N Regangan mmmm SGR 8,9,10 Gambar 4.25 Kurva beban-regangan SGR 8,9,10 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.26 menggambarkan beban vs regangan untuk SGR 11,12,13, kurva yang dihasilkan lebih bagus dibandingkan dengan kurva SGR 5,6,7 dan SGR 8,9,10. Untuk SGR 11,12,13 regangan awalnya terjadi pada ε y =-0.001801saat P = -26,013 KN. Regangan-regangan maksimum untuk kondisi tekan yang terjadi pada lokasi ini adalah : ε =-0.021188 mmmm saatP = 253,845 KN dan untuk kondisi tarik regangan terjadi pada ε =-0,013518 mmmmsaat P = -264,315 KN. -300 -200 -100 100 200 300 -0,03 -0,02 -0,01 0,01 0,02 B e ba n K N regangan mmmm SGR 11,12,13 SGR 11,12,13 -300 -200 -100 100 200 300 -0,02 -0,01 0,01 0,02 0,03 be ba n K N Regangan mmmm Strain Gauge No.1 SGS 1 Gambar 4.26 Kurva beban-regangan SGR 11,12,13 Gambar 4.27 Kurva beban-regangan SGS 1 Universitas Sumatera Utara Untuk hubungan regangan dengan beban pada SGS-1 benda uji 1 dapat di lihat pada Gambar 4.27, dari kurva tersebut regangan pada kondisi leleh awal sebesar 0,002207 mmmm dan P = 144,656 KN, dan regangan maksimum untuk tekan sebesar 0.027255 mmmm dengan P = 254,845 KN dan regangan maksimum untuk kosndisi tarik sebesar -0,009711 dengan P = -262,037 KN. Untuk hubungan regangan dengan beban pada SGS-2 benda uji 1 dapat di lihat pada Gambar 4.28 dari kurva tersebut regangan pada kondisi leleh awal sebesar 0,00183 mmmm pada saat pembebanan mencapai 116,793KN, dan regangan maksimum sebesar 0.028147 mmmm saat pembebanan pada posisi tarik mencapai -264,974 KN dan regangan maksimum untuk kondisi tekan sebesar -0.015164dengan P = 254,854 KN. -300 -200 -100 100 200 300 -0,04 -0,02 0,02 0,04 B e ba n K N Regangan mmmm Strain Gauge No. 2 SGS 2 Gambar 4.28 Kurva beban-regangan SGS 2 Universitas Sumatera Utara Dari hasil pembacaan SGS-3 pada Gambar 4.29 diperoleh regangan pada kondisi leleh pertama sebesar 0,001786 mmmm pada P = -183,646 KN. Regangan maksimum pada kondisi tarik sebesar0.0172390 mmmm pada P = -264,974 KN dan untuk kondisi tekan pada ε = - 0,01124 mmmm pada P = 254,854 KN. -300 -200 -100 100 200 300 -0,02 -0,01 0,01 0,02 B e ba n K N Regangan mmmm Strain Gauge Single No. 3 -300 -200 -100 100 200 300 -0,02 -0,01 0,01 0,02 0,03 B e ba n K N Regangan mmmm Strain Gauge Single No. 4 Gambar 4.29 Kurva beban-regangan SGS 3 Gambar 4.30 Kurva beban-regangan SGS 4 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.30 menggambarkan beban vs regangan untuk SGR 4, untuk SGR 4 regangan awalnya terjadi pada ε y Dari hasil eksperimen data yang dihasilkan oleh strain gauge ditabelkan untuk mendapatkan riwayat mekanisme inelastik. Untuk benda uji 1 riwayat mekanisme inelastik dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. = -0.001834; P = -154.125 KN. Regangan-regangan maksimum yang terjadi pada bagian ini adalah : ε = 0,017847 mmmm; P = 253,845 KN dan ε = -0,014898 mmmm; P = -264,974 KN. Tabel 4.4 Mekanime inelastis benda uji 1 Strain Gauge Kondisi Leleh Awal Initial Yield Kondisi Ultimit ε y P mmmm y dy mm KN ε u P mmmm u du mm KN SGR 5,6,7 -0,00127 245,474 18,26 -0.00412 254,854 24,02 SGR 8,9,10 0,001774 93,106 2,32 -0,005389 0,008163 254,645 - 264.974 23.56 - 21,86 SGR 10,11,12 -0.001801 -26,013 -1,16 -0.021188 -0,013518 253,845 - 264,315 23,14 - 21,06 SGS-1 0,002207 144,656 3,62 0.027255 -0,009711 254,845 - 262,037 24.02 -22,1 SGS-2 -0,00183 116,793 2,82 0.028147 -0.015164 - 264.974 254,854 - 21,85 24,02 SGS-3 0,001786 - 183,646 -3,66 0.0172390 -0,01124 - 264,974 254,854 - 21,86 24,02 SGS-4 -0.001834 - 154.125 -2,2 0,017847 -0,014898 253,845 - 264,974 23,14 - 21,86 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.4 dapat dilihat kelelehan pertama pada benda uji terjadi pada bagian sayap tumpuan atau pada bagian stain gauge no.1dengan ε y =

4.14.2 Mekanisme Inelastik Benda Uji 2