Perilaku Link Terhadap Beban Statik Monotonik

Dari Gambar 4.4a sampai dengan Gambar 4.4d dapat dilihat untuk pola tegangan pada tiap model pada kondisi leleh pertama dan pada kondisi ultimate, link dengan pengaku badan pada satu sisi dan link dengan pengaku badan pada kedua sisi memiliki kesamaan dalam penyebaran tegangan. Hal ini menunjukkan bahwa perletakan pengaku badan pada elemen link tidak memberikan kontribusi yang signifikan apakah link tersebut dipasang link pada kedua sisi atau hanya pada satu sisi saja sehingga dapat dinyatakan bahwa pengaku badan pada kedua sisi hanya untuk alasan stabilitas.

4.7 Perilaku Link Terhadap Beban Statik Monotonik

Analisa link terhadap beban statik monotonik bertujuan untuk mengetahui kekuatan link, di mana link akan diberikan pembebanan pada salah satu ujung sisinya X Y Z 430. 405.3 380.5 355.8 331.1 306.3 281.6 256.8 232.1 207.4 182.6 157.9 133.2 108.4 83.69 58.96 34.22 V1 L11 C1 Output Set: Case 55 Step 11.000000 Deformed54.: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 430. 405.3 380.5 355.8 331.1 306.3 281.6 256.8 232.1 207.4 182.6 157.9 133.2 108.4 83.69 58.96 34.22 V1 L11 C1 Output Set: Case 55 Step 11.000000 Deformed54.: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 430.9 407.8 384.7 361.7 338.6 315.5 292.4 269.4 246.3 223.2 200.1 177.1 154. 130.9 107.8 84.75 61.67 V1 L11 C1 Output Set: Case 55 Step 11.000000 Deformed54.: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 430.9 407.8 384.7 361.7 338.6 315.5 292.4 269.4 246.3 223.2 200.1 177.1 154. 130.9 107.8 84.75 61.67 V1 L11 C1 Output Set: Case 55 Step 11.000000 Deformed54.: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre Gambar 4.4d Link dengan pengaku badan standar AISC pada kedua sisi pada kondisi tegangan maksimum Gambar 4.4c Link dengan pengaku badan standar AISC pada satu sisi pada kondisi tegangan maksimum Universitas Sumatera Utara dengan arah pergeseran hanya satu arah saja. Pada studi ini akan digunakan beberapa model yang akan dibandingkan ke dalam kurva pushover beban vs perpindahan. Dalam analisa ini akan dibandingkan beberapa model link yaitu link tanpa pengaku badan, link dengan pengaku standar AISC dengan link dengan pengaku diagonal dengan ketebalan bervariasi seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Model link dengan variasi pengaku Model Jarak Pengaku Tebal Pengaku Badan Sketsa Vertikal Diagonal TPB Tidak ada Tidak ada Tidak ada Link dengan pengaku Standar AISC 150 mm 10 mm Tidak ada LPBV 10 10 mm Tidak ada DSX 4 100 mm dari tumpuan 10 mm 4 mm DSX 6 100 mm dari tumpuan 10 mm 6 mm DSX 8 100 mm dari tumpuan 10 mm 8 mm Universitas Sumatera Utara Dari perbandingan beberapa model link maka dapat diketahui kekuatan yang dihasilkan oleh setiap model.Model-model yang terdapat pada Tabel 4.1 pada kedua ujungnya diberikan perletakan, perletakan yang digunakan adalah jepit fixed. Kemudian pada salah satu ujungnya diberikan pembebanan dengan menggeser pada satu arah displacement control Hasil keluaran dari analisa akan berupa kurva pushover beban vs regangan, berikut ini adalah kurva pushover yang dimaksud sebagai perbandingan variasi link terhadap pembebanan statik monotonik yang dapat dilihat pada Gambar 4.5. Dari kurva yang dihasilkan sebagaimana ditampilkan di atas terlihat link tanpa pengaku dan link dengan pengaku standar AISC kekuatannya relatif sama. Link dengan pengaku standar AISC hanya sedikit saja kekuatannya di atas link tanpa pengaku, sehingga dapat dilihat bahwa pengaku standar AISC tidak signifikan dalam meningkatkan kekuatan link . 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 10 20 30 40 50 60 P N d mm KURVA PUSH OVER LOAD VS DISPLACEMENT LPBV Standar AISC DSX4 DSX6 DSX8 DSX10 Gambar 4.5 Kurva load vs displacement untuk pembebanan statik monotonik Universitas Sumatera Utara X Y Z 373. 350. 327.1 304.1 281.1 258.1 235.2 212.2 189.2 166.3 143.3 120.3 97.34 74.36 51.39 28.42 5.448 V1 L21 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre Namun dengan memasangkan pengaku diagonal DSX terhadap link yang dikaji maka dari kurva diatas terlihat kekuatan link meningkat signifikan. Dari kurva di atas dapat dilihat link dengan pengaku diagonal DSX terjadi peningkatan linear dengan penambahan tebal pengaku diagonal Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa Link tanpa pengaku badan dan Link dengan pengaku standar AISC posisi tegangan leleh terjadi pertama sekali pada ujung-ujung sayap link, kelelehan terjadi pada saat model diberi pembebanan pada X Y Z 373. 350.4 327.8 305.2 282.6 260. 237.4 214.8 192.2 169.6 147. 124.3 101.7 79.14 56.53 33.93 11.32 V1 L11 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 373. 350. 327.1 304.1 281.2 258.2 235.3 212.3 189.4 166.4 143.4 120.5 97.53 74.57 51.62 28.66 5.704 V1 L11 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 372.3 349.3 326.3 303.3 280.3 257.3 234.3 211.3 188.3 165.3 142.3 119.3 96.31 73.31 50.31 27.31 4.302 V1 L21 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 373. 350. 327. 304. 281. 258. 235. 212. 189. 166. 143. 120. 97.03 74.03 51.03 28.03 5.037 V1 L21 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre Gambar 4.6 Posisi tegangan leleh pertama untuk tiap model a Link tanpa pengaku b Link dengan pengaku AISC c DSX 4 d DSX 6 e DSX 8 Universitas Sumatera Utara -300 -200 -100 100 200 300 -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 B e ba n K N Perpindahan mm KURVA HISTERESIS MODEL LPBV salah satu ujungnya sebesar 2,25 mm sehingga menimbulkan tegangan 373 MPa. Sedangkan untuk setiap link dengan pengaku diagonal tegangan leleh pertama sekali berada pada daerah badan link, dan kelelehan terjadi pada pergeseran 2,25 mm. Dapat dilihat pula bahwa dengan menggunakan pengaku diagonal perilaku link antara yang pada mulanya dominan lentur atau link panjang yang pola kelelehan awalnya terjadi pada daerah sayap berubah menjadi link dengan perilaku link pendek, hal ini dilihat dengan kelelehan awal yang terjadi pada badan link.

4.8 Perilaku Link Terhadap Beban Siklik