Studi Perilaku Perletakan Pengaku Badan

link dikategorikan link antara intermediate link dengan sudut rotasi inelastik maksimum 0,06 radian.

4.5 Link Standar AISC

Sebagaimana telah diuraikan di atas penelitian ini akan dicoba dengan beberapa model yaitu link tanpa pengaku badan, link dengan pengaku standar AISC dan link dengan pengaku diagonal. Untuk link dengan pengaku standar AISC perlu ditentukan jarak antara pengaku badan sebagaimana yang ditetapkan oleh Kasai dan Popov 1986 jarak antar pengaku badan a adalah sebagai berikut: a = 38t w a = 38.6 – 2005 – d5 a = 169 mm Sehingga dengan menggunakan formulasi tersebut kita memperoleh jarak antar pengaku badan 169 mm, namun untuk pembulatan jumlah pengaku badan jarak yang dipergunakan 150 mm sehingga jumlah pengaku badan sebanyak 4 buah. Untuk model yang menggunakan pengaku diagonal karena belum ada standar dalam penentuan jarak maka digunakan pengaku diagonal pada ujung-ujung elemen link sepanjang 150 mm untuk setiap ujung-ujungnya.

4.6 Studi Perilaku Perletakan Pengaku Badan

Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan link yang diberi pengaku badan di kedua sisinya dengan link dengan pengaku badan pada satu sisi saja.Model yang digunakan adalah link dengan pengaku badan sesuai standar AISC dengan pola pembebanan statik monotonik sehingga dihasilkan kurva pushover beban vs perpindahan.Akibat dari pembebanan statik monotonik untuk model dengan pengaku badan disatu sisi dan model dengan pengaku badan pada kedua sisi dapat dilihat pada Gambar 4.4a sampai dengan Gambar 4.4d.Dari Gambar 4.4a sampai Universitas Sumatera Utara dengan Gambar 4.4d dapat pula dilihat pola tegangan yang dihasilkan tiap-tiap spesimen, baik pada kondisi leleh pertama dan pada kondisi tegangan mencapai maksimum. Sebagaimana dipaparkan sebelumnya studi ini untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan oleh pemasangan pengaku badan, apakah ada pengaruh yang dihasilkan jika pengaku badan dipasangkan untuk kedua sisi dan bagaimana kondisi link jika pengaku badan hanya dipasangkan pada satu sisi saja, pengaruh yang dimaksudkan disini ialah dengan munculnya pola tegangan pada tiap-tiap model link yang dicoba secara numerik, sehingga diperoleh perbandingan pola tegangan untuk kedua spesimen. X Y Z 373. 350. 327.1 304.1 281.2 258.2 235.3 212.3 189.4 166.4 143.4 120.5 97.53 74.57 51.62 28.66 5.704 V1 L22 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 373. 350. 327.1 304.1 281.2 258.2 235.3 212.3 189.4 166.4 143.4 120.5 97.53 74.57 51.62 28.66 5.704 V1 L22 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 373. 350.3 327.6 304.9 282.1 259.4 236.7 214. 191.3 168.6 145.8 123.1 100.4 77.69 54.97 32.26 9.542 V1 L11 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre X Y Z 373. 350.3 327.6 304.9 282.1 259.4 236.7 214. 191.3 168.6 145.8 123.1 100.4 77.69 54.97 32.26 9.542 V1 L11 C1 Output Set: Case 5 Step 1.000000 Deformed2.25: Total Translation Contour: Plate Top Equivalent Stre Gambar 4.4a Link dengan pengaku badan standar AISC pada kedua sisi padakondisi leleh pertama Gambar 4.4b Link dengan pengaku badan standar AISC pada satu sisi pada kondisi leleh pertama Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.4a sampai dengan Gambar 4.4d dapat dilihat untuk pola tegangan pada tiap model pada kondisi leleh pertama dan pada kondisi ultimate, link dengan pengaku badan pada satu sisi dan link dengan pengaku badan pada kedua sisi memiliki kesamaan dalam penyebaran tegangan. Hal ini menunjukkan bahwa perletakan pengaku badan pada elemen link tidak memberikan kontribusi yang signifikan apakah link tersebut dipasang link pada kedua sisi atau hanya pada satu sisi saja sehingga dapat dinyatakan bahwa pengaku badan pada kedua sisi hanya untuk alasan stabilitas.

4.7 Perilaku Link Terhadap Beban Statik Monotonik