Hardening Rule TINJAUAN PUSTAKA

Atau persamaan diatas dapat di ubah menjadi: ζ eq dimana strain energy, E = 1 4 � 1 � �� ⁄ E D E �� 2.53 So = �� � 2 2 ⁄ Namun jika meninjau pada saat respon yang dihasilkan terhadapa sistem struktur atau pada saat ω = ω n ζ maka besaran viscous damping menjadi: eq = 1 4 � E D E �� 2.54

2.14 Hardening Rule

Dalam memodelkan pengujian baja umumnya terdapat dua model yaitu, isotropic hardening model dan kinematic hardening model.Pada isotropic hardening model kurva hysteresis yang akan dihasilkan cenderung membesar dan terlalu gemuk namun efek Bauschinger tidak dapat diperhitungkan pada model ini. Pola hysteresis loop untuk isotropic hardening model dapat dilihat pada Gambar 2.15. Gambar 2.15 Pola hysteresis loop isotropic hardening model Y. Zou,G. Yun dkk Universitas Sumatera Utara Efek Bauschinger adalah efek yang dihasilkan oleh karakteristik material akibat defomasi plastis sehingga menyebabkan adanya perubahan distribusi tegangan, di mana pada saat unloading tegangan akan berada pada titik nol namun ketika diberikan pembebanan kembali tegangan yang dihasilkan tidak kembali ketitik awal melainkan di bawah tegangan yang sebelumnya , hal ini dapat dilihat seperti pada Gambar 2.16. Bauschinger effect hanya dapat dimodelkan oleh kinematic hardening model di mana kurva yang akan dihasilkan akan mengalami pergeseran atau translasi tanpa adanya pembesaran kearah sumbu x. Untuk memperjelas dapat dilihat Gambar 2.16. Kedua metode pemodelan di atas umumnya kurang mendekati dengan kurva hysteresis hasil ekseperimental. Untuk mendapati kurva hysteresis mendekati kondisi eksperimen maka dikembangkan metode combined hardening model, motode ini merupakan penggabungan antara isotropic hardening model dan kinematic hardening model di mana grafik yang dihasilkan akan menggemuk dan terjadi pergeseran. Gambar 2.16.Pola hysteresis loop kinematic hardening model Y. Zou,G. Yun dkk Universitas Sumatera Utara Sehingga akan didapati kurva hysteresis yang mendekati hasil eksperimental. Pola hysteresis loop combined hardening model dapat dilihat pada Gambar 2.17. Gambar 2.17 Pola hysteresis loop combined hardening model Y. Zou, G. Yun dkk Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut, maka penelitian ini harus dilakukan dengan metode dan prosedur yang tepat agar sasaran dari penelitian ini dapat tercapai. Secara garis besar penelitian ini akan dilakukan dengan dua metode yaitu: metode pendekatan numerik dengan dengan metode pendekatan elemen hingga finite element method dan untuk melakukan validasi dari hasil-hasil numerik maka dilakukan dengan metode ekperimental.

3.2 Kajian Secara Numerik

Pada metode ini akan dikaji parameter-paramater yang berpengaruh secara signifikan terhadap prilaku dan peningkatan kinerja link panjang. Yang dimaksud dengan perilaku link disini adalah kemampuan link dalam menerima beban yang bekerja, baik beban secara statik monotonik ataupun beban siklik yang diberi ke benda uji. Sedangkan yang dimaksud dengan kinerja link adalah tingkat kemampuan link dalam memenuhi empat kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan-peraturan tentang seismik antara lain: kekuatan strength, kekakuan stiffnes, daktilitas ductility dan yang terakhir kemampuan dalam penyerapan energi energy dissipation . Pengkajian terhadap parameter-parameter yang dianggap signifikan ini akan dilakukan dengan metode pendekatan elemen hingga finite element dengan bantuan program komputer MSCNASTRAN. Elemen link akan dimodelkan sebagai elemen shell di mana tiap elemen akan terdiri dari empat titik nodal dan tiap titik nodal akan terdiri dari enam derajat kebebasan. Elemen yang bersesuai dengan yang ada pada program MSCNastran adalah elemen dengan code CQUAD4 90. Dan dalam Universitas Sumatera Utara