Dari Tabel 4.4 dapat dilihat kelelehan pertama pada benda uji terjadi pada bagian sayap tumpuan atau pada bagian stain gauge no.1dengan
ε
y =
4.14.2 Mekanisme Inelastik Benda Uji 2
0,001774 pada saat P = 93,106 KN dan regangan maksimum untuk kondisi tarik pada bagian ini
sebesar 0,028147 mmmm dengan P = -264.974 KN dan untuk kondisi tekan pada saat regangan maksimum sebesar -0.015164 dengan P = 254,854 KN.
Mekanisme inelastik benda uji 2 dilakukan dengan melakukan analisa terhadap regangan, untuk itu pada benda uji dipasangkan strain gauge tipe rosette
SGR 9,10,11 pada bagian badan.
Dari kurva yang tergambar pada Gambar 4.31 dapat dilihat bahwa pada bagian badan telah melewati leleh awal -0,001795 mmmm data uji tarik leleh awal
hasil uji tarik 0,001774 mmmm pada saat P = -190,049 KN. Pada bagian ini juga tercatat regangan maksimum sebesar 0,005009 mmmm pada P = -316,513 dan
0.01749 mmmm pada P = 241,358 KN.
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,020 -0,015
-0,010 -0,005
0,000 0,005
0,010 B
e ba
n K
N
Regangan mmmm
Strain Gauge Rosette 9,10,11
Gambar 4.31 Kurva beban-regangan SGR-9,10,11 benda uji 2
Universitas Sumatera Utara
Pada bagian sayap di pasang strain gauge tipe single yang diberi kode SGS-1, dari kurva yang dihasilkan yang ditampilkan pada Gambar 4.32 dapat dilihat
regangan vs beban untuk daerah sayap bagian tumpuan. Dari kurva dapat dilihat bahwa bagian sayap bagian bawah telah mengalami kondisi inelastik, regangan pada
leleh awal pada bagian ini sebesar -0,001774 mmmm pada P = -65,044 KN dan regangan maksimum sebesar 0.004578 mmmm pada P = -316.633 KN dan -
0.003456 mmmm pada P = 263,506 KN.
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,004 -0,002
0,002 0,004
0,006 B
e ba
n K
N
Regangan mmmm
Strain Gauge No.1
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,01 -0,005
0,005 0,01
B e
ba n
K N
Regangan mmmm
Strain Gauge Single No.2
Gambar 4.32 Kurva beban-regangan SGS-1 benda uji 2
Gambar 4.33 Kurva beban-regangan SGS-2 benda uji 2
Universitas Sumatera Utara
Untuk bagian sayap yang bersebrangan SGS-1 dipasangkan strain gauge dengan kode SGS-2.Dapat dilihat kurva yang dihasilkan pada Gambar 4.33 lebih
halus dibandingkan dengan SGS-1. Pada bagian ini tercatat regangan pada kondisi leleh awal pada 0,00178 mmmm pada P = -105.704KN dan regangan maksimum
yang tercatat 0.005525 mmmm pada P = 263,506 KN dan regangan -0.007161 mmmm pada P = -316,922 KN.
Pada sayap bagian atas di pasangkan strain gauge, SGS-3 dan SGS-4, dari kedua strain gauge dapat diperoleh mekanisme inelastik seperti analisa strain gauge
sebelumnya. Untuk strain gauge tipe single nomor 3 seperti pada Gambar 4.34 diperoleh regangan pada kondisi leleh terjadi sebesar - 0.001780 mmmm pada saat P
= -255.744KN. Dan regangan maksimum pada bagian ini sebesar 0.004543 mmmm pada saat pembebanan tekan mencapai 263,506 KN dan pada kondisi tarik regangan
sebesar -0.002542mmmm pada saat P = 316,922 KN.
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,004 -0,002
0,002 0,004
0,006 B
e ba
n K
N
Regangan mmmm
Starin Gauge Single No.3
Gambar 4.34 Kurva beban-regangan SGS-3 benda uji 2
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pembacaan SGS-4 Gambar 4.35 diperoleh regangan pada kondisi leleh pertama sebesar 0,001780 mmmm pada P = -286.872 KN. Regangan
maksimum pada bagian ini sebesar -0.001986 pada P = 261,678 KN dan 0.002629 mmmm pada P = -316,363 KN.
Pada bagian pengaku diagonal bagian atas dipasang strain gauge dengan nomor 5 dan nomor 6. Untuk kurva hubungan beban-regangan SGS-5 dapat dilihat
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,003 -0,002
-0,001 0,001
0,002 0,003
B e
ba n
K N
Regangan mmmm
Strain Gauge No. 4
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,0015 -0,001
-0,0005 0,0005
0,001 B
e ba
n K
N
Regangan mmmm
Strain Gauge No. 5
Gambar 4.35 Kurva beban-regangan SGS-4 benda uji 2
Gambar 4.36 Kurva beban-regangan SGS-5 benda uji 2
Universitas Sumatera Utara
pada Gambar 4.36 dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa belum terjadi kelelehan pada bagian ini.
Untuk kurva strain gauge nomor 6 dapat dilihat pada Gambar 4.37 dari kurva yang dihasilkan strain gauge nomor 6, pada bagian ini pula belum terjadi kelelehan.
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,002 -0,0015
-0,001 -0,0005
0,0005 B
e ba
n K
N
Regangan mmmm
Strain Gauge No. 6
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,002 -0,0015
-0,001 -0,0005
0,0005 0,001
B e
ba n
K N
Regangan mmmm
Strain Gauge No.7
Gambar 4.37 Kurva beban-regangan SGS-6 benda uji 2
Gambar 4.38 Kurva beban-regangan SGS-7 benda uji 2
Universitas Sumatera Utara
Untuk pengaku diagonal bagian tumpuan dipasangkan strain gauge nomor 7 dan nomor 8. Untuk strain gauge nomor 7 dapat dilihat perilakunya pada Gambar
4.38 dimana regangan pada leleh awal sebesar -0.001775 pada P = -315.154 KN dan regangan maksimum sebesar 0.000597 pada P = 263,506 KN dan regangan sebesar
-0.001809 mmmm pada saat P = -316,683 KN.
Untuk SGS-8 hubungan beban vs regangan dapat dilihat pada Gambar 4.39 pada kurva tersebut dapat dilihat bahwa bagian ini belum mengalami kelelehan
kelelehan berdasarkan uji tarik baja sebesar 0,001774mmmm.Untuk bagian pengaku belum terjadi kelelehan, hal ini sesuai dengan analisa numerik yang telah
dilakukan sebelumnya. Dari analisa strain gauge untuk benda uji 2 maka mekanisme inelastik untuk
benda uji 2 dapat dinyatakan dalam Tabel4.5 berikut. Sama halnya dengan benda uji pertama, dari Tabel 4.5 dapat diurutkan kejadian kelelehan, sehingga dapt dianalisa
pola kelelehan yang terjadi untuk benda uji kedua.
-400 -300
-200 -100
100 200
300
-0,001 -0,0005
0,0005 B
e ba
n K
N
Regangan mmmm
Strain Gauge No. 8
Gambar 4.39. Kurva beban-regangan SGS-8 benda uji 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5.Rekapitulasi mekanisme inelastisitas benda uji 2 Strain
Gauge Kondisi Leleh Awal
Initial Yield Kondisi Ultimit
ε
y
mmmm P
y
KN dy
mm ε
u
mmmm P
u
KN du
mm SGR
9,10,11 -0,001795
190,049 2,69
0,005009 0.01749
-316,513 241,358
14,58 -22,19
SGS-1 -0,001774
-65,044 1,66
0.004578 -0.003456
-316.633 263,506
18,23 -30,62
SGS-2 0,001776
-105.704 1,76
0.005525 -0.007161
263,506 -316,922
-28,8 22,21
SGS-3 - 0.001780 -255.744
5,78 0.004543 -
0.002542 263,506
-316.922 -27,91
21,35 SGS-4
0,001780 -286.872
9,97 -0.002007
0.002671 263,506
-316,922 -27,58
21,06 SGS-5
- -
- -
- SGS-6
- -
- -
- SGS-7
-0.001775 315.154
19,23 0.000597
-0.001809 263,506
-316,683 -27,58
15,77 SGS-8
- -
- -
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat riwayat dari mekanisme inelastis dari tiap-tiap pembacaan strain gauge. Dari Tabel 4.5 juga dapat dilihat bahwa pada strain gauge
nomor 1 atau pada bagian sayap yang pertama sekali mengalami kelelehan yaitu pada
Universitas Sumatera Utara
saat ε
y
= 0,01774 mmmm atau pada P
y
= -65,044, sedangkan beban ultimite pada bagian tersebut P
u
= -316,633 KN.
4.15 Mode Keruntuhan Benda Uji