Sabar dalam Menjalankan Ketaatan kepada Allah Swt.

Pendidikan Agama Islam Kelas VII 50 Jawablah dengan tepat 1 . Mengapa sikap tawadu perlu bagi setiap muslim? 2 . Sebutkan contoh sikap tawadu yang telah kalian lakukan 3 . Bagaimanakah cara menanamkan sikap tawadu dalam diri kita? 4 . Tuliskan salah satu ayat Al-Qur’an yang menganjurkan sikap tawadu 5 . Jika kita menemukan perintah ulil amri yang bertentangan dengan perintah Allah Swt. apa yang sebaiknya kita lakukan? 6 . Bolehkah kita menaati Allah Swt. sedemikian rupa sehingga membawa mudarat untuk kita sendiri karena ketidakmampuan kita? 7 . Dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt. terdapat istilah rukhsah. Apakah rukhsah itu? 8 . Mengapa kita harus taat kepada Allah? Apakah Allah Swt. membutuhkan ketaatan dari kita? 9 . Tunjukkanlah satu contoh kisah yang kalian alami dan sikap qanaah yang telah kalian lakukan 10. Mengapa kita harus membiasakan diri bersikap sabar? Pendidikan Agama Islam Kelas VII 51 • taharah • hadas • najis • mukhafafah • mutawasitah • mugalazah • mandi • wudu • tayamum Taharah Bersuci dari hadas Najis mukhafafah Najis mutawasitah Najis mugalazah Wudu Tayamum Bersuci dari najis Mandi wajib Perbedaan najis dan hadas meliputi contoh membersihkan dengan cara ▼ ▼ ▲ ▲ ▲ ▲ ▲ ▲ ▲ Pendidikan Agama Islam Kelas VII 52 Taharah adalah bersuci dari hadas dan najis serta merupakan amal penting dalam hukum Islam. Dengan demikian, taharah dapat dibagi menjadi dua, yaitu taharah dari hadas dan dari najis. Wudu merupakan salah satu cara bersuci dari hadas kecil. Dengan berwudu kalian siap untuk menunaikan salat. Lebih lanjut tentang taharah akan kita pelajari dalam bab ini. W Gambar 5.1 Wudu merupakan salah satu cara bersuci. Pendidikan Agama Islam Kelas VII 53

A. Taharah dari Najis

Najis merupakan segala sesuatu yang dianggap kotor oleh syarak. Taharah dari najis berarti membersihkan atau menyucikan bagian yang terkena najis. Tarahah disebut juga bersuci. Ulama fikih membagi macam-macam najis dan cara menyucikannya sebagai berikut.

1. Najis Mukhafafah

Najis mukhafafah berarti najis yang ringan. Contoh, najisnya air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa, selain air susu ibunya. Cara menyucikannya cukup dengan memercikkan air ke bagian tubuh atau benda yang terkena najis. Untuk mempraktikkan cara me- nyucikan najis mukhafafah dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini. a. Pastikan bahwa najisnya termasuk kategori najis mukhafafah, yaitu air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa, selain air susu ibunya. b. Perhatikan tempat yang terkena najis. c. Percikkan air yang suci di tempat najis atau dengan mengusapnya menggunakan air.

2. Najis Mutawasitah

Najis mutawasitah berarti najis menengah. Contohnya, bangkai, darah, dan nanah. Najis ini dibersihkan dengan mencuci atau mengalirkan air pada benda yang terkena najis sehingga sifat-sifat najis hilang, seperti warna, bau, zat, dan rasanya.

3. Najis Mugalazah

Najis mugalazah berarti najis berat, yaitu najis dari jilatan anjing. Cara menyucikannya dengan membasuh menggunakan air sebanyak tujuh kali dan salah satunya menggunakan tanah atau debu. Sumber: Dokumen Penulis ▼ Gambar 5.2 Najis mukhafafah berupa air kencing bayi laki-laki yang belum makan selain air susu ibu. Pendidikan Agama Islam Kelas VII 54

B. Tarahah dari Hadas

Hadas merupakan suatu keadaan badan seseorang yang dianggap bernajis sehingga ia tidak dibenarkan menunaikan salat. Taharah dari hadas berarti bersuci karena kita melakukan tindakan yang menyebabkan kondisinya tidak suci. Hadas terdiri atas dua macam, hadas besar dan hadas kecil. Hadas kecil cara menyucikannya cukup dengan berwudu. Untuk hadas besar, cara me- nyucikannya dengan mandi wajib. Dalam kondisi-kondisi tertentu, misalnya karena tidak ada air atau berbahaya jika menggunakan air dibolehkan untuk melakukan tayamum. Bersuci dari hadas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu mandi wajib, berwudu, atau tayamum. Perintah mandi wajib, wudu, dan tayamum dapat ditemukan dalam Surah al-Ma-’idah [5] ayat 6 berikut ini. Ya- ayyuhal-laz . i - na a-manu- iz . a- qumtum ilas.-s.ala -ti fagsilu- wuju-hakum wa aidiyakum ilal-mara-fiqi wamsah.u - biru’u-sikum wa arjulakum ilal-ka‘baini, wa in kuntum junuban fat.t.ahharu -, wa in kuntum mard.a- au ‘ala- safarin au ja-’a ah.adum minkum minal-ga -’it.i au la-mastumun-nisa-’a falam tajidu- ma-’an fatayammamu- s.a’i - dan t.ayyiban famsah.u - biwuju-hikum wa aidi-kum minhu, ma- yuri - dulla-hu liyaj‘ala ‘alaikum min h.arajiw wala -kiy yuri-du liyut.ahhirakum wa liyutimma ni‘matahu - ‘alaikum la‘allakum tasykuru-na. Praktikkan cara menyucikan najis mukhafafah, mutawasitah, dan mugalazah secara berkelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Kelas dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok A, kelompok B, dan kelompok C. b. Kelompok A melakukan praktik cara bertaharah dari najis mukhafafah, kelompok B dari najis mutawasitah, dan kelompok C dari najis mugalazah. c. Praktikkan secara bergantian. Kelompok yang tidak sedang mempraktikkan bertugas menjadi penilainya. Pendidikan Agama Islam Kelas VII 55 Artinya: Wahai orang-orang yang beriman Apabila kamu hendak melaksana- kan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air kakus atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamum- lah dengan debu yang baik suci; usaplah wajahmu dan tanganmu dengan debu itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. Q.S. al-Ma-’idah [5]: 6 Ayat di depan berisi perintah untuk bersuci dari hadas dengan cara mandi wajib, wudu, dan tayamum. Ketiga cara bersuci tersebut akan kita bahas lebih lanjut.

1. Wudu

Cara lain bersuci yang paling sering dilakukan adalah berwudu. Berwudu dilakukan dengan cara mengalirkan, membasuh, atau mengusap anggota wudu dengan air. Berwudu juga dapat diartikan bersuci menggunakan air pada empat anggota tubuh, yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan dua kaki. Perintah untuk melaksanakan wudu dapat ditemukan dalam Surah al-Ma-’idah [5] ayat 6 sebagaimana disebutkan di depan. Wudu memiliki rukun tertentu sebagai berikut. a. Niat berwudu. b. Membasuh muka. c. Membasuh dua tangan hingga siku. d. Menyapu sebagian kepala. e. Membasuh dua telapak kaki sampai dua mata kaki. f. Tertib. Wudu juga memilih hal-hal yang termasuk sunah sebagai berikut. a. Membaca basmalah. b. Membasuh kedua telapak tangan sampai dengan pergelangan sebelum berkumur-kumur. c. Berkumur-kumur. d. Memasukkan air ke hidung. e. Menyapu seluruh kepala. f. Menyapu dua telinga. g. Menyilangi jari kedua tangan. h. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri. i. Membasuh anggota wudu sebanyak tiga kali. j. Berturut-turut. k. Membaca doa setelah wudu.