Dakwah kepada Para Sahabat

Pendidikan Agama Islam Kelas VII 171 Pertemuan lebih besar segera digelar, tepatnya di bukit Safa. Bukit Safa saat itu merupakan tempat pilihan bagi masyarakat Mekah untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman penting. Rasulullah pun memanggil semua penduduk Mekah untuk mendengarkan pesan-pesan kerasulan beliau. Mulai saat ini dakwah secara terang-terangan kepada khalayak masyarakat Mekah dimulai. Sesudah dakwah disampaikan secara terang-terangan, Nabi Muhammad dengan ajaran barunya semakin menjadi perhatian masyarakat. Ajaran beliau kini menjadi pokok pembicaraan masyarakat Quraisy, kapan dan di mana pun mereka berada. Awal mulanya para pembesar Quraisy bersikap acuh tak acuh. Mereka menduga, jika ajakannya tidak ada pengikutnya pasti akan berhenti. Akan tetapi, setelah mereka mengetahui bahwa pengikutnya semakin banyak, kaum Quraisy semakin risau. Terlebih setelah kaum muslimin berani mencela se- sembahan mereka. Orang-orang Quraisy pun mulai menghalangi dakwahnya dengan melakukan berbagai ancaman. Peristiwa di Bukit Safa Setelah penduduk berkumpul di Safa, di hadapan orang banyak nabi berseru, ”Bagaimana pendapat kalian kalau kuberitahukan bahwa pada permukaan di balik ini ada pasukan berkuda. Apakah kalian percaya?” ”Ya,” jawab mereka. ”Belum pernah kami melihat engkau berdusta.” ”Aku mengingatkan kamu sekalian, sebelum menghadapi siksa yang sungguh berat,” katanya, ”Wahai Banu Abdul Muttalib, Banu Abdul Manaf, Banu Zuhra, Banu Taim, Banu Makhzum, dan Banu As‘ad, Allah memerintahkan agar saya memberi peringatan kepada kalian, keluarga-keluargaku terdekat, baik untuk kehidupan dunia atau akhirat. Tidak ada sesuatu yang lebih menguntungkan, yang dapat saya berikan, selain agar kalian meng- ucapkan, Tidak ada Tuhan selain Allah.” Belum lagi ajakannya ditanggapi, tiba-tiba saja terdengar umpatan dari Abu Lahab. Abu Lahab yang juga paman nabi ini memang dikenal sebagai penghalang utama dakwahnya. Ia mengumpat nabi sambil berteriak, ”Celaka kau hari ini Muhammad. Untuk inikah kamu kumpulkan kami di sini?” Muhammad terdiam. Ia menahan rasa kekecewaan saat berharap mendapatkan tanggapan dari kaumnya, justru diumpat oleh pamannya sendiri. Akan tetapi, tidak lama setelah itu turun wahyu Allah kepada beliau yang artinya, ”Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak neraka.” Q.S. al-Lahab [111]: 1–3 Muhammad Husain Haekal, 2005: halaman 95 Pendidikan Agama Islam Kelas VII 172

4. Beberapa Halangan dalam Berdakwah

Aksi-aksi untuk menentang dakwah Nabi Muhammad saw. terus bermunculan. Para pem- besar Quraisy seperti Abu Sufyan, Abu Lahab, Abu Jahal, Umayyah, dan Utbah bin Rabi’ah bersekutu untuk menggagalkan dakwah Rasulullah. Para bangsawan dan hartawan Quraisy merasa kha- watir dengan dakwah Nabi Muhammad. Abu Lahab dan Abu Sufyan yang termasuk pembesar Quraisy berpengaruh dan me- miliki pengikut setia, menjadi terancam karena tidak lagi di- hiraukan oleh masyarakat. Menyikapi dakwah Nabi Muhammad, awal mulanya orang-orang Quraisy berusaha menyerang beliau dengan cara menyudutkan ajarannya. Mereka mencoba mendustakan tentang kenabian. Langkah pertama yang mereka lakukan, yaitu membujuk penyair-penyair mereka seperti Abu Sufyan bin al-Haris, ‘Amr bin al-’Ash, dan Abdullah ibnu az- Ziba’ra supaya mengejek serta menyerangnya. Akan tetapi, cara ini belum juga berhasil. Cara lainnya adalah meminta nabi menunjukkan mukjizat yang tidak masuk akal. Untuk menjawab tuntutan mereka, wahyu datang kepada nabi yang artinya seperti berikut. Katakanlah Muhammad, ”Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak muzarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” Q.S. al-A’ra-f [7]: 188 Para pemuka Quraisy dengan dipimpin Abu Sufyan bin Harb kemudian datang menemui Abu Talib. Tujuannya agar Abu Talib berkenan menghentikan dakwah Nabi Muhammad atau mau melepaskan perannya sebagai penjamin keamanannya. Akan tetapi, Abu Talib menolaknya dan tetap berkenan melindungi Rasulullah. Para pemuka Quraisy terus membujuk Abu Talib hingga dua kali. Akan tetapi, ketika Rasulullah dengan tegas dan mantap ingin melanjut- kan dakwah, pamannya tetap mendukung beliau. Dengan kondisi ini kaum Quraisy semakin marah. Mereka menunjukkan kemarahannya dengan melakukan teror, ancaman, penyiksaan, dan berbagai tindak kekerasan lainnya. Untuk melindungi kaum muslim, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah. Tempat tujuan hijrah adalah di Habsyi Etiopia, Sumber: Ensiklopedi Islam untuk Pelajar ▼ Gambar 14.3 Dalam berdakwah, kaum muslimin sering meng- hadapi teror dan ancaman dari kaum kafir Quraisy.