Hukum Salat Jamak Salat Jamak dan Ketentuannya

Pendidikan Agama Islam Kelas VII 159 Batasan Perjalanan Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang batasan perjalanan safar dibolehkannya menjamak salat. Ada yang berpendapat batasan itu adalah jarak, yaitu 89 km. Sebagian yang lain berpendapat batasannya adalah waktu perjalanan, yaitu minimal tiga hari perjalanan dengan unta. Akan tetapi, batasan waktu dan jarak ini sangat relatif. Ada pula ulama yang berpendapat bahwa dibolehkan jamak tidak ditentukan oleh jarak atau waktu tertentu, tetapi asal melakukan perjalanan. Dengan pendapat terakhir ini, berarti mereka yang bermukim tidak berstatus musafir harus melaksanakan salat tanpa dijamak, sedangkan yang melakukan safar, diberi rukhsah untuk menjamaknya. Dengan demikian, siapa pun yang melakukan safar boleh mengambil rukhsah tersebut. Dengan uraian di atas, kalian memahami kapan harus melakukan salat jamak serta tata caranya sesuai dengan ketentuan syar’i. Salat jamak merupakan rukhsah untuk memudahkan kita sehingga sebaiknya dilakukan, yaitu jika telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Pada kegiatan kali ini kalian akan mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan salat jamak. Misalnya dengan mengikuti langkah-langkah berikut. 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok diskusi dengan menunjuk seorang ketua dan notulisnya. 2. Setiap kelompok harus membahas beberapa pertanyaan di bawah ini. a. Apakah tujuan adanya rukhsah untuk melakukan salat jamak? b. Bagaimanakah jika seseorang enggan menjalankan rukhsah dengan menjamak salatnya karena dianggap kurang sempurna? c. Jika ada seseorang yang melakukan perjalanan jauh dan perlu banyak waktu berhari-hari, tetapi di tengah perjalanan ia memaksa diri berhenti untuk melakukan salat seperti biasa, bagaimana pendapat kalian? 3. Rangkumlah hasil diskusinya kemudian bacalah di depan kelas untuk dipresentasikan. 3 Pada saat panas yang sangat terik. Pada saat seperti itu, Rasulullah biasanya mengundurkan salat hingga agak berkurang terik matahari serta menjamaknya. Teriknya matahari dikhawatir- kan akan dapat membahayakan jamaah salat. Kondisi ini dimungkinkan pada zaman Rasulullah karena masjid pada saat itu belum ada atapnya sehingga panas matahari langsung mengenai tubuh jamaah yang dikhawatirkan akan berbahaya. Atas dasar tujuan rukhsah sebagai keringanan agar ibadah salat tidak sulit dikerjakan, sebagian ulama berpendapat dibolehkannya karena kondisi lainnya. Misalnya yang berpendapat, boleh dikerjakan jika sedang sakit, yang jika dengan cara ini memang merasa lebih nyaman dan khusyuk. Dibolehkan juga untuk para wanita yang mengalami pendarahan mustahadah terus-menerus. Pendidikan Agama Islam Kelas VII 160

B. Salat Qasar dan Jamak Qasar

1. Salat Qasar dan Ketentuannya

a. Pengertian Salat Qasar dan Hukumnya

Salat qasar artinya meringkas atau mengurangi jumlah rakaat salat, dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat qasar tetap dikerjakan sesuai dengan waktu salat yang hendak didirikannya. Mengqasar salat juga merupakan rukhsah yang boleh untuk dikerjakan, jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Dalil tentang dibolehkan melakukan salat qasar mempunyai dasar yang kuat dari Al-Qur’an dan hadis. Perhatikan Surah an-Nisa-’ [4]: 101 yang artinya berikut ini. Dan jika kalian bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kalian meng-qasar salat . . . . Q.S. an-Nisa-’ [4]: 101 Selain ayat di atas, terdapat dalil lain yang menjelaskan tentang salat qasar. Di antaranya dalam hadis yang berbunyi sebagai berikut. Artinya: Rasulullah saw. tidak pernah bepergian melainkan mengerjakan salat dua rakaat saja hingga beliau kembali dari perjalanannya dan bahwasanya beliau telah bermukim di Mekah saat Fathu Makkah selama delapan belas malam, beliau mengerjakan salat dengan para jamaah dua rakaat kecuali salat Magrib. Kemudian Rasulullah bersabda, ”Wahai penduduk Mekah, salatlah kalian sekalian dua rakaat lagi lengkapkanlah salat karena kalian ber- mukim, sedang kami adalah orang-orang yang dalam perjalanan hingga cukup melaksanakan dua rakaat’. H.R. Abu- Da-ud Ada hadis lain yang juga menjelaskan tentang hukum dibolehkan mengqasar salat. Misalnya dalam hadis yang artinya, ”Telah bercerita Ya’la bin Umaiyah, ”Saya berkata kepada Umar, Allah berfirman,”Jika kalian takut’ , sedangkan sekarang telah aman tidak takut lagi. Umar menjawab, ”Saya heran juga sebagaimana engkau”, dan ia pernah tanyakan kepada Rasulullah saw. dan beliau menjawab: ”Salat qasar itu sedekah yang diberikan Allah kepada kalian maka terimalah olehmu sedekah-Nya pemberian-Nya itu.” H.R. Muslim