Mukha-lafatu Lilh.awa -dis.i

Pendidikan Agama Islam Kelas VII 17 Keesaan Allah Swt. juga menunjukkan bahwa Dia tidak bertambah banyak dan memiliki keturunan. Memahami bahwa Allah Swt. memiliki anak adalah keliru. Esa zat-Nya juga bukan karena hasil penjumlahan atau perkalian, serta perhitungan-perhitungan lainnya. Allah Swt. bersifat tunggal menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang mengungguli, mirip, terlebih serupa dengan Dia. Oleh karena itu, yang pantas kita ibadahi adalah Allah Swt. yang memiliki sifat satu.

7. Qudrat

Sifat qudrat yang Allah Swt. miliki berarti Dia Mahakuasa. Kekuasaan Allah Swt. tidak terbatas. Kebalikan dari sifat qudrat adalah ‘ajzun yang artinya lemah. Dalil yang menunjukkan Allah Swt. bersifat kuasa misalnya dalam ayat yang berbunyi: . . . Innalla-ha ‘ala- kulli syai’in qadi - run Artinya: ”. . . . Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” Q.S. al- Baqarah [2]: 20 Kekuasaan Allah Swt. berbeda dengan kekuasaan yang dimiliki manusia. Jika kekuasaan manusia sangat tergantung pada orang lain, kekuasaan Allah Swt. tidak demikian. Allah Swt. berkuasa karena kehendak-Nya sendiri. Kekuasaan Allah Swt. juga tidak terbatas. Ia menguasai dalam kemampuan penciptaan makhluk-Nya, dalam pemeliharaan, sekaligus dalam mencabut kehidupan yang terjadi pada makhluk-makhluk-Nya. Mengimani sifat kekuasaan Allah Swt. juga menyadarkan kita bahwa yang patut kita ibadahi dan sembah sujud hanya Allah Swt. Kita dilarang terlalu tunduk kepada manusia hingga tanpa batas.

8. Ira-dat

Allah Swt. bersifat ira-dat yang berarti memiliki kehendak untuk melakukan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Sifat mustahilnya adalah karahah yang berarti terpaksa. Ayat berikut ini menegaskan sifat ira-dat Allah Swt. Innama- amruhu- iz . a- ara-da syai’an ay yaqu-la lahu- kun fa yaku-nu Artinya: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanya berkata kepadanya, ”Jadilah”, maka terjadilah sesuatu itu. Q.S. Ya-si - n [36]: 82 Dalam menentukan segala sesuatu, Allah Swt. berkehendak atas diri- Nya sendiri. Tidak tergantung, apalagi dipaksa oleh makhluk-makhluk- Nya. Jika Allah Swt. berkehendak pada sesuatu cukup dengan berfirman, ”Kun”, segera jadilah yang Dia kehendaki. Berbeda dengan kehendak manusia yang adakalanya tidak dapat menentukan keinginannya sendiri, tetapi dipengaruhi oleh orang lain. Pendidikan Agama Islam Kelas VII 18 Mengetahui sifat ira-dat Allah Swt. menyadarkan kita untuk tidak bersikap sombong terhadap sesuatu. Kita harus sadar bahwa Yang Maha Berkehendak adalah Allah Swt. Dalam menjalani hidup, manusia hendaknya selalu berusaha sembari memperbanyak doa. Tentang hasil yang kita peroleh, Allah Swt. yang menetapkan dengan kehendak-Nya.

9. ‘Ilmu

Salah satu sifat Allah Swt. yang lain adalah berilmu, pandai, dan mengetahui. Sifat mustahil dari ‘ilmu adalah jahlun. Dalil yang menjelaskan sifat ‘ilmu seperti berikut ini. . . . Walla-hu ya‘lamu ma- fis-sama-wa-ti wa ma- fil-ard.i, walla -hu bikulli syai’in ‘ali - mun. Artinya: . . . padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Q.S. al-H.ujura -t [49]: 16 Kepandaian, ilmu, dan pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas. Allah Swt. mengetahui atas segala sesuatu, baik yang terlihat ataupun yang gaib. Allah Swt. Maha Berilmu dengan kemampuan dari diri-Nya sendiri. Tidak berilmu karena belajar dari makhluk-Nya atau karena pengalaman. Jika Allah Swt. tidak memiliki ilmu tentu tidak dapat menciptakan alam raya ini dengan segala kesempurnaan. Allah Swt. juga yang menjaganya dengan kemampuan yang Dia miliki.

10. Haya-t

Sifat yang pasti dimiliki Allah Swt. adalah haya-t. Haya-t berarti hidup, sifat mustahilnya adalah maut atau mati. Allah Swt. hidup dan tidak akan mati selamanya. Simaklah dalil berikut ini. Alla-hu la- ila-ha illa- huwa, al-h.ayyul-qayyu -mu, la- ta’khuz.uhu- sinatuw wa la- nau-mun . . . Artinya: Allah, tiada Tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur . . . Q.S. al-Baqarah [2]: 255 Jika Allah Swt. bersifat maut pasti kehidupan yang ada di alam ini akan rusak. Demikian juga dengan keteraturan tata surya yang tepat di tempatnya, tanpa bertabrakan antara satu dengan yang lain. Allah Swt. hidup abadi, Dia yang menciptakan manusia, menjaganya, mematikan, serta membangkitkannya pada hari kiamat nanti.