Pendidikan Agama Islam Kelas VII
15
3. Baqa-’
Baqa-’ berarti kekal dan abadi. Kebalikan dari sifat baqa-’ adalah fana’ atau rusak. Allah Swt. memiliki sifat baqa-’ sebagaimana firman-Nya dalam
salah satu ayat yang berbunyi:
Kullu man ‘alaiha- fa-nin. Wa yabqa- wajhu rabbika z .
ul-jala-li wal-ikra-mi.
Artinya: Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu
yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. Q.S. ar- Rah.ma
-n [55]: 26–27 Hanya Allah Swt. Yang Mahaabadi. Sebaliknya, makhluk-makhluk-
Nya pasti akan menghadapi kematian dan kerusakan. Bahkan, kehidupan yang kita rasakan, pada saatnya nanti juga akan rusak. Sebagaimana
dijanjikan oleh Allah Swt., pada hari kiamat kelak, semua makhluk- makhluk-Nya akan hancur lebur. Tidak ada yang abadi kecuali Allah
Swt. semata karena Dia memiliki sifat baqa-’.
Memahami bahwa Allah Swt. memiliki sifat baqa-’ mendorong kita untuk semakin mantap dalam beribadah kepada-Nya. Hanya Allah Swt.
yang selalu hidup dan abadi yang kita ibadahi dan mintai pertolongan.
4. Mukha-lafatu Lilh.awa -dis.i
Sifat mukha-lafatu lilh.awa -dis.i
menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan makhluk-Nya. Sifat
Allah Swt. ini sekaligus menunjukkan sifat mustahil-Nya untuk serupa
dengan makhluk atau muma-s
. alatu
lilh.awa -dis.i. Tidak ada satu pun
makhluk yang serupa dengan Allah Swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalam ayat yang berbunyi:
Laisa kamis .
lihi -
syai‘un, wa huwas- sami
- ‘ul-bas.i
- ru.
Artinya: ”. . . Tidak ada sesuatu pun
yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar,
Maha Melihat.” Q.S. asy- Syu-ra- [42]: 11
Sumber: Dokumen Penulis
▼
Gambar 2.3
Dalam menjalani hidup hendaknya manusia rajin berusaha dan berdoa.
Pendidikan Agama Islam Kelas VII
16
Untuk menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan makhluk- Nya sangat mudah. Kita memperhatikan bahwa antara pencipta dengan
yang diciptakan pasti berbeda. Dengan demikian, tidak tepat jika Allah Swt. dipersamakan dengan malaikat, apalagi dengan manusia atau hewan.
Meskipun dalam ayat-ayat Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah Swt. Maha Mendengar dan Maha Melihat, kita tidak perlu memikirkan bentuk mata
dan telinga Allah Swt.
Untuk menambah pemahaman sifat Allah Swt. ini kita dapat mem- bandingkan dengan sifat manusia. Meskipun manusia dapat membuat
rumah, tidak berarti wujud dan bentuk manusia seperti rumah. Begitu halnya dengan Allah Swt., meskipun bisa menciptakan langit, bumi serta
seisinya, tidak berarti bahwa Dia seperti makhluk-makhluk tersebut.
5. Qiya-muhu Binafsihi
Allah Swt. bersifat qiya-muhu binafsihi yang artinya Allah Swt. berdiri sendiri. Kebalikannya adalah sifat qiya-muhu bigairih yang berarti
membutuhkan pihak lain. Ayat berikut ini menjelaskan sifat qiya-muhu binafsihi.
Alla-hu la- ila-ha illa- huwal-h.ayyul-qayyu -mu
Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus-
menerus mengurus makhluk-Nya. Q.S. A -
li ‘Imra-n [3]: 2 Allah Swt. adalah pencipta segala makhluk-makhluk-Nya.
Kemampuan Allah Swt. dalam mencipta tidak bergantung pada makhluk- Nya, tetapi bisa dilakukannya sendiri. Demikian halnya jika Allah Swt.
bergantung kepada makhluk, menunjukkan bahwa Allah Swt. memiliki sifat lemah. Padahal, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu.
Kita meyakini Allah Swt. sebagai zat yang bersifat qiya-muhu binafsihi. Kita hanya memohon dan meminta pertolongan kepada Allah Swt. yang
mampu mandiri dan berdiri sendiri.
6. Wah.da -niyyah
Allah Swt. memiliki sifat wah.da -niyyah yang artinya Allah Swt. Maha
Esa. Keesaan Allah Swt. menunjukkan bahwa Dia tidak bersifat terhitung atau ta‘addud. Allah Swt. adalah tunggal sehingga tidak ada sekutu bagi-
Nya. Perhatikan firman-Nya berikut ini.
Qul huwalla-hu ah.adun
Artinya: Katakanlah Muhammad: ”Dialah Allah Yang Maha Esa.” Q.S.
al-Ikhla-s. [112]: 1