Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah

35 Dalam peroses penanganan pembiayaan bermasalah, penanganannya dilakukan sesuai dengan kolektabilitas pembiayaan, yaitu sebagai berikut: 35 a Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara: 1 Pemantauan usaha nasabah 2 Pembinaan anggota dengan pelatihan-pelatihan b Pembiayaan potensial bermasalah, dilakukan dengan cara: 1 Pembinaan anggota 2 Pemberian dengan surat teguran 3 Kunjungan lapangan oleh sebagian pembiayaan kepada nasabah 4 Upaya preventif dengan penanganan rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran juga dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil keuntungan atau bagi hasil. c Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara: 1 Membuat surat teguran atau peringatan 2 Kunjungan lapangan oleh sebagian pembiayaan kepada nasabah secara lebih bersungguh-sungguh. 3 Upaya penyehatan dengan cara rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil. d Pembiayaan diragukan dan macet, dilakukan dengan cara: 1 Dilakukan rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran 35 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2005 h.268 36 2 Dilakukan reconditioning, yaitu memperkecil margin atau bagi hasil usaha 3 Dilakukan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk pembiayaan al Qardhul hasan. Secara umum proses penyelesaian pembiayaan bermasalah dalam lembaga keuangan syariah atau bank dapat dilakukan dengan cara: 1. Rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran pembiayaan serta memperkecil jumlah angsuran pembiayaan. 2. Reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat pembiayaan meliputi perubahan jadwal pembayaran angsuran, jangka waktu, dan margin. 3. Restructuring, yaitu tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana atau usaha yang dibiayai masih layak. 36 4. Kombinasi, merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode yang digunakan diatas. Misalnya kombinasi antara restructuring dengan reconditioning atau rescheduling dengan restructuring. 5. Penyitaan jaminan atau agunan yang merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi dalam membayar utang-utangnya. 37 36 Kasmir,SE,MM., Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada,2003, edisi.1, cet.2, h.131 37 Kasmir,SE,MM., Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada,2003, edisi.1, cet.2, h.104 37

d. Manajemen Risiko Pembiayaan Bermasalah

Menurut Herman Darmawi, manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi. 38 Zainul Arifin, mengartikan manajemen risiko sebagai pengambilan keputusan yang rasional dalam keseluruhan proses penanganan risiko termasuk risk assessment sebagaimana tindakan-tindakan untuk membangun dan menerapkan pilihan-pilihan kontrol risiko. 39 Sedangkan menurut Syafri Ayat, manajemen risiko merupakan suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana pula mengaturnya dan mengelola risiko tersebut dengan tujuan agar terhindar dari risiko. 40 Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa manajemen risiko yaitu tentang bagaimana mengelola risiko agar tidak melampaui tingkat yang tidak dapat di tolerir yang dapat merugikan atau bahkan membahayakan kelangsungan usaha dalam meraih keuntungan. Dengan demikian manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini early warning system terhadap kegiatan usaha bank atau suatu lembaga keuangan. 38 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, Jakarta: Penerbit Buku Aksara,2004 h.17 39 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2002, cet.1, h.252 40 Syafri Ayat, Manajemen Risiko, Jakarta: Gema Akastri, 2003 h.11