17
B. Teori Pembiayaan Murabahah a.
Pengertian Murabahah
Secara bahasa, murabahah adalah bentuk mutual bermakna: saling dari kata ribh yang artinya keuntungan.
8
Menurut para fuqahah, murabahah didefinisikan sebagai penjualan biaya atau harga pokok cost barang tersebut ditambah
dengan mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga
pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya cost tersebut.
9
Margin keuntungan merupakan selisih harga jual dikurangi harga asal yang merupakan pendapatan atau keuntungan bagi penjual.
Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya keuntungan yang ingin
diperoleh.
10
Murabahah adalah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariah interasi bisnis.
11
Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya
secara cicilan atau berangsur. Secara istiah, sebenarnya transaksi yang dilakukan dengan pembayaran tangguh disebut bai al-muajjal, sedangkan dicicil disebut
bai ut-taksid.
12
8
Shalah ash-Shawi dan Abdullah al-Muslih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam Jakarta: Darul Haq, 2004
9
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, vol.1, 2005 h.13
10
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuntungan, Ed.3 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 h.113
11
Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, cet.1, 2005 h.118
12
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003 h.39
18
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI Nomor: 04DSN-MUIIV2000 tentang murabahah, pada bagian
pertama tentang ketentuan umum murabahah dalam bank syariah: 1. Melakukan akad murabahah yang bebas riba.
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam. 3. Membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembeli ini harus sah dan bebas dengan riba. 5. Bank harus menyampaikan semuanya yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah pemesan dengan
harga jual senilai dengan harga beli ditambah keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahukannya secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
13
b. Landasan Hukum Syariah Murabahah
“…padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...
” QS. Al-Baqarah 1:275 “… Nabi bersabda ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara
tunai, muqaradhah mudharabah, dan mencampur gandum dengan jerawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual…” HR. Ibnu Majah dari
Shuhaib
13
Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Murabahah, No. 04DSN-MUIIV2000, bagian pertama angka 1 sd 6.
19
c. Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun Murabahah: 1.
Penjual bai‟ 2.
Pembeli musytari‟ 3.
Barangobjek mabi‟ 4. Harga tsaman
5. Ijab qabul sighat
14
Syarat Murabahah: 1 Syarat yang berakad
1. Cakap Hukum 2. Sukarela ridha, tidak dalam keadaan dipaksaterpaksadi bawah
tekanan
2 Objek yang diperjualbelikan 1. Tidak termasuk barang yang diharamkan
2. Bermanfaat 3. Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan
4. Merupakan hak milik penuh yang berakad 5. Sesuai dengan spesifikasi antara yang diserahkan penjual dan yang
diterima pembeli.
14
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrun Hakim, 2003 h.40