Review Studi Terdahulu PENDAHULUAN

9 dengan pengawasan administrasi yang meliputi mengisi formulir, melakukan seleksi administrasi, melakukan analisa pembiayaan oleh Kelompok Pemutus Pembiayaan KPP, dan selanjutnya persetujuan pembiayaan. Tahapan kedua yaitu pemantauan. Proses pemantauan dilakukan oleh analisis pembiayaan mengenai objek pemantauan seperti angsuran pembiayaan, keperluan pembiayaan dan jaminan pembiayaan. Perbedaannya dengan penelitian kali ini yaitu, penelitian sebelumnya hanya melihat penanganan pembiayaan bermasalah dari sisi Bank atau lembaga keuangan yang bersangkutannya saja, sedangkan pada penelitian kali ini penulis ingin melihat dari sisi mitra pembiayaan yang bermasalah itu sendri. 10

G. Sistematika Penulisan

 BAB I Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan sisitematika penulisan.  BAB II Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskankan tentang teori-teori, yaitu dasar hukum, pengertian umum, fungsi dan tujuan lembaga keuangan, pengertian mengenai pembiayaan, pengertian pembiayaan murabahah, pengertian pembiayaan mudharabah, pengertian pembiayaan musyarakah, pengertian pembiayaan ijarah, pengertian mengenai pembiayaan bermasalah yang dapat membantu penulis dalam memahami dan menafsirkan data.  BAB III Metodologi Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian dengan penjelasan dalam ruang lingkup penelitian, pendekatan penelitian, jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan metode analisis data dengan menggunakan uji-uji yang sesuai untuk penelitian yang sedang dibahas ini. 11  BAB IV Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum dari objek penelitian serta hasil analisis data penelitian dengan uji-uji yang digunakan terhadap permasalahan yang sedang dibahas guna mendapatkan jawaban.  BAB V Penutup Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari hasil penelitian secara menyeluruh dengan menyertakan saran. 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung usaha yang telah direncanakan,baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. 3 Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 4 Kemudian dijelaskan pula dalam UU no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 poin ke 25 menjelaskan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa; a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik. c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna. 3 Muhammad, Managemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, cet.1, h.260 4 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998. 13 d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transansaksi multi jasa. f. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau UUS dan pihak yang mewajibkan pihak yang dibiayai. g. Fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil. Dengan penjelasan di atas, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan Islam atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. 5

b. Tujuan Pembiayaan

Tujuannya adalah selain untuk menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya: 1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur. 2. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank atau lembaga konvensional, karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank atau lembaga konvensional. 5 Veithzal Rivai dan Arfian Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,Konsep, dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara,2010, edisi.1, cet.1, h.681