Uji t Parsial Gambaran Umum Responden

79

c. Uji F Simultan

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berikut ini adalah tabel 4.10 yang menunjukkan hasil uji F. Tabel 4.10 Hasil Uji F Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tabel 4.10 di atas menunjukkan hasil uji F antara semua variabel independen dengan variabel dependen, yaitu yang memperlihatkan nilai Sig. sebesar 0,000. Artinya nilai signifikansinya lebih kecil dari alpha 0,05 0,000 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa administrasi persyaratan awal, pendapatan, I‟tikad, dan evaluasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap pembiayaan bermasalah yang dilihat dari prespektif mitra pembiayaan pada BMT Prima Syariah. ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 333.177 4 83.294 11.741 .000 b Residual 461.123 65 7.094 Total 794.300 69 a. Dependent Variable: PembiayaanBermasalahY b. Predictors: Constant, EvaluasiX4, AdministrasiX1, ItikadX3, PendapatanX2 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif mitra pembiayaan dengan menggunakan faktor-faktor seperti administrasi persyaratan awal, pendapatan, I‟tikad, dan evaluasi terhadap pembiayaan bermasalah itu sendiri yang dilihat dari prespektif mitra pembiayaan pada BMT Prima Syariah. Responden dalam penelitian ini berjumlah 70 responden yang merupakan mitra pembiayaan di BMT Prima Syariah Kalisari, Jakarta Timur. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap variabel X1 yaitu variabel administrasi persyaratan awal, diketahui bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat nilai signifikansi dari hasil uji secara parsial sebesar 0,350 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa tidak terdapat pengaruh antara faktor administrasi terhadap pembiayaan bermasalah. 2. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap variabel X2 yaitu variabel pendapatan, diketahui bahwa adanya pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat nilai signifikansi dari hasil uji secara parsial sebesar 0,001 0,05 sehingga Ho 81 ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh antara faktor pendapatan terhadap pembiayaan bermasalah. 3. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap variabel X3 yaitu variabel I‟tikad, diketahui bahwa adanya pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat nilai signifikansi dari hasil uji secara parsial sebesar 0,004 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh antara faktor I‟tikad terhadap pembiayaan bermasalah. 4. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap variabel X4 yaitu variabel evaluasi, diketahui bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini dapat dijelaskan oleh tingkat nilai signifikansi dari hasil uji secara parsial sebesar 0,649 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa tidak terdapat pengaruh antara faktor evaluasi terhadap pembiayaan bermasalah. 5. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap variabel X1,X2,X3 dan X4 administrasi, pendapatan, I‟tikad, dan evaluasi secara simultan, diketahui tingkat nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa semua variabel bebas administrasi, pendapatan, I‟tikad, dan evaluasi berpengaruh secara simultan terhadap pembiayaan bermasalah yang dilihat dari perspektif mitra pembiayaan. 82

B. Saran

1. Perspektif mitra pembiayaan pada BMT Prima Syariah dalam hal mengenai pembiayaan bermasalah banyak didasari atas variabel faktor pendapatan dan I‟tikad. Hal ini menandakan bahwa pendapatan dari pengasilan usaha mitra pembiayaan dan I‟tikad dari karakter mita pembiayaan itu sendiri memang yang mendasari mitra pembiayaan itu terlibat dalam pembiayaan bermasalah pada BMT. Oleh karena itu alangkah baiknya pihak BMT melakukan prosedur penerimaan pembiayaan dengan teliti dan selalu melakukan pengawasan terhadap pembiayaan yang telah tersalurkan. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya untuk menambah variabel yang berbeda yang dapat mempengaruhi pembiayaan bermasalah. Sehingga penelitian dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan penelitian yang lebih berkualitas lagi.