Tujuan Pembiayaan Teori Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan

16 c Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan hukum Islam d Penghindaran aktifitas ekonomi yang melibatkan maysir judi dan gharar transaksi yang tidak jelas e Penyediaan takaful asuransi syariah

d. Jenis-jenis Pembiayaan

Menurut sifat pembiayaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Pembiayaan Produktif Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. 2. Pembiayaan Konsumtif Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang umumnya perorangan. Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu: 1 Pembiayaan konsumen akad murabahah 2 Pembiayaan konsumen akad IMBT 3 Pembiayaan konsumen akad ijarah 4 Pembiayaan konsumen akad istishna 5 Pembiayaan konsumen akad qard + ijarah 17

B. Teori Pembiayaan Murabahah a.

Pengertian Murabahah Secara bahasa, murabahah adalah bentuk mutual bermakna: saling dari kata ribh yang artinya keuntungan. 8 Menurut para fuqahah, murabahah didefinisikan sebagai penjualan biaya atau harga pokok cost barang tersebut ditambah dengan mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya cost tersebut. 9 Margin keuntungan merupakan selisih harga jual dikurangi harga asal yang merupakan pendapatan atau keuntungan bagi penjual. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya keuntungan yang ingin diperoleh. 10 Murabahah adalah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariah interasi bisnis. 11 Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya secara cicilan atau berangsur. Secara istiah, sebenarnya transaksi yang dilakukan dengan pembayaran tangguh disebut bai al-muajjal, sedangkan dicicil disebut bai ut-taksid. 12 8 Shalah ash-Shawi dan Abdullah al-Muslih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam Jakarta: Darul Haq, 2004 9 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, vol.1, 2005 h.13 10 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuntungan, Ed.3 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 h.113 11 Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, cet.1, 2005 h.118 12 Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003 h.39