23
c Supplier atau penjual mengirim barang kepada nasabah atau mitra pembiayaan. 4 Nasabah atau mitra pembiayaan membayar kewajibannya kepada bank atau lembaga
keuangan syariah sesuai dengan kesepakatan.
C. Teori Pembiayaan Mudharabah a.
Pengertian mudharabah
Merupakan suatu akad transaksi yang dilakukan antara dua belah pihak, dimana salah satu pihak menyerahkan harta modal kepada pihak yang lain agar
diperdagangkan, dengan pembagian keuntungan diantara keduanya sesuai dengan kesepakatan.
19
Ada pun dalam Peraturan Bank Indonesia, mudharabah didefinisikan dengan penanaman dana dan pemilik dana shahibul maal kepada pengelola
dana mudharib untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi profit and loss sharing atau
metode bagi pendapatan revenue sharing antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
20
b. Landasan Hukum Syariah Mudharabah
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rizki hasil perniagaan dati Tuhan-
mu” QS. Al-Baqarah : 198
c. Rukun dan Syarat Mudharabah
Rukun Mudharabah: 1. Pemilik modal
2. Pelaksana usaha
19
Dr. Hj. Isnawati Rais, MA dan Dr. Hj. Hasanudin, MA. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 cet.1, h.117
20
Dr. Hj. Isnawati Rais, MA dan Dr. Hj. Hasanudin, MA. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 cet.1, h.118
24
3. Objek transaksiModal 4. Nisbah keuntungan
5. Ijab qabul sighat
21
Syarat Mudharabah: 1 Syarat yang berakad
1. Cakap hukum 2. Dewasa
3. Berakal 2 Objek transaksi
1. Modal harus berupa satuan mata uang 2. Modal harus diketahui dengan jelas ukurannya
3. Modal harus jelas adanya bukan berbentuk tangguhan 4. Modal bersifat dapat diserahterimakan kepada pihak pengelola modal
5. Bentuk usaha yang dijalankan ada kaitannya dengan perniagaan 6. Keuntungan harus diketahui secara jelas ukurannya
7. Keuntungan dibagi dengan persentase yang bersifat seimbang dan merata
3 Akad sighat Pemilik modal melafazhkan ijab, seperti “aku serahkan modal ini kepadamu
untuk usaha, jika terdapat keuntungan akan dibagi dua”. Dan ucapan qabul dari pengelola modal.
21
Drs. H. Hendi Suhendi, M.Si., Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, h.140