101
menimbulkan akibat terhadap PT yang belum berbadan hukum, maka penggunaan lembaga kepailitan sebagai sarana penyelesaian utang perseroan harus ditujukan pada
sekalian pendiri beserta seluruh organ perseroan, dengan kata lain seluruh pendiri beserta organ perseroan bertanggung jawab renteng untuk menanggung seluruh utang
perseroan sampai harta pribadi. Kewajiban menanggung utang perseroan sampai harta pribadi organ
perseroan tersebut menimbulkan akibat hukum lebih lanjut sesuai ketentuan Pasal 23 UU Kepailitan, berarti akibat kepailitan tersebut menyebabkan seluruh harta
istrisuami yang termasuk dalam persatuan harta juga akan terkena sita kepailitan dan masuk ke dalam boedel pailit.
3. Tanggung Jawab Organ Terhadap Kepailitan Perseroan Terbatas
Pada prinsipnya organ-organ perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi dalam hal perseroan mengalami kebangkrutan dan dinyatakan pailit oleh
pengadilan. Organ-organ Perseroan tersebut tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap perbuatan yang dilakukan untuk dan atas nama perseroan berdasarkan
wewenang yang dimilikinya. Hal ini karena perbuatan organ-organ perseroan tersebut dipandang sebagai perbuatan perseroan yang merupakan subjek hukum mandiri
sehingga perseroanlah yang bertanggung jawab terhadap perbuatan perseroan itu sendiri. Prinsip ini dikecualikan, jika organ perseroan tersebut menyalahgunakan
institusi perseroan.
153
153
M. Hadi Shubhan, Op.cit., hlm.319-320
Universitas Sumatera Utara
102
Pengecualian tanggung jawab tersebut dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 104 ayat 2 dan ayat 3 UUPT, yang menyebutkan bahwa setiap anggota Direksi
bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kepailitan perseroan, jika kepailitan perseroan tersebut disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota direksi dan juga
bagi anggota direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota direksi dalam jangka waktu 5 lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit
diucapkan.
154
Namun demikian ketentuan Pasal 104 ayat 4 UUPT memberikan kesempatan pada anggota direksi untuk tidak bertanggung jawab atas kepailitan
perseroan. Tanggung jawab anggota Direksi secara tangung renteng, tidak bersifat absolut. Tergantung pada faktor ada tidaknya kesalahan atau kelalaiannya atas
kepailtan perseroan, apabila : a. Anggota direksi yang bersangkutan dapat membuktikan kepailitan itu bukan
karena kesalahan atau kelalaiannya; b. Anggota direksi yang bersangkutan dapat membuktikan telah melakukan
pengurusan perseroan dengan : 1 Iktikad baik good faith duty
2 Kehati-hatian prudential and duty care 3 Penuh tanggung jawab, secara seksama dan cakap due diligent and skill
untuk kepentingan perseroan dalam kerangka maksud dan tujuan perseroan yang ditetapkan dalam AD;
154
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 104 ayat 2 dan 3
Universitas Sumatera Utara
103
c. Dapat membuktikan, bahwa anggota direksi tersebut tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupu tidak langsung atas tindakan pengurusan
perseroan yang dilakukan selama menjabat sebagai direksi; d. Dapat membuktikan, telah mengambil segala tindakan yang relevan dan urgen
untuk mencegah terjadinya kepailitan. Apabila direksi dapat membuktikan hal-hal tersebut diatas bukan karena
kesalahannya atau kelalaiannya maka anggota direksi akan mendapat perlindungan dari prinsip Business Judgment Rule dan akan bebas dari tanggung jawab renteng.
Pasal 97 ayat 2 UUPT mengatur bahwa tugas, wewenang dan tanggung jawab pengurusan PT untuk kepentingan dan usaha PT dipercayakan dan dibebankan
kepada setiap anggota direksi tanpa ada kecuali, maka baik kesalahan atau kelalaian seorang atau lebih anggota direksi berakibat bahwa seluruh direksi, yaitu masing-
masing anggota direksi harus menanggung akibatnya. Tanggung jawab kolegial ini yang dimaksud Pasal 104 ayat 4 UUPT. Selanjutnya, yang harus membuktikan
bahwa kepailitan telah terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi PT adalah pihak yang mendalilkannya. Apabila pihak yang dimaksud berhasil membuktikan hal
tersebut, maka sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat 4 UUPT setiap anggota direksi karena hukum secara tanggung renteng bertanggung
jawab atas kerugian akibat kepailitan PT yang tidak dapat ditutup oleh kekayaan PT, kecuali anggota direksi yang merasa dirinya tidak bersalah atau lalai dapat
membuktikan bahwa kepailitan PT bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. Sesuai
Universitas Sumatera Utara
104
ketentuan yang dimaksud Pasal 104 ayat 4 UUPT beban pembuktian ada pada anggota direksi tersebut.
155
Demikian pula dengan dewan komisaris dari perseroan, juga tidak bisa dimintai pertanggungjawaban pribadi dalam hal perseroan tidak mampu lagi
membayar kewajiban utangnya dikarenakan kinerja keuangan perseroan yang buruk sebagai akibat dari lingkungan bisnis yang ada.
Secara normatif tanggung jawab hukum dari Dewan Komisaris adalah bertitik tolak dari ketentuan Pasal 114 Ayat 2 UUPT yang menyatakan bahwa dewan
komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
156
4. Pemberesan Harta Perseroan Terbatas Dalam Kepailitan