85
2. Kedudukan Kreditor Yang Dijamin Dengan Lembaga Jaminan
Pada dasarnya para kreditor berkedudukan sama Paritas Creditorium oleh karena itu kreditor memiliki hak yang sama atas hasil eksekusi harta kepailitan,
sesuai dengan besar tagihan masing-masing Paripassu Prorata Parte. Ketentuan tersebut hanya berlaku bagi kreditor yang konkuren saja. Dalam KUHPerdata dikenal
3 tiga macam kreditor yakni kreditor konkuren, kreditor dengan hak istimewa dan kreditor preferen. Kreditor dengan hak istimewa menurut Pasal 1134 KUHPerdata
adalah kreditor yang memiliki suatu hak yang diberikan oleh undang-undang yang menyebabkannya berkedudukan lebih tinggi daripada yang lainnya semata-mata
berdasarkan sifat piutang itu, kreditor preferen adalah kreditor yang memiliki kedudukan yang diutamakan daripada kreditor-kreditor lain, yang termasuk dalam
kreditor preferen adalah pemegang gadai, pemegang hipotek, pemegang hak tanggungan, dan pemegang jaminan fidusia sedangkan kreditor konkuren adalah
kreditor yang tidak mempunyai kedudukan yang diutamakan atau mendahului kreditor-kreditor lain.
129
Pasal 1133 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Hak untuk didahulukan di antara orang-orang yang berpiutang diterbitkan dari pemegang piutang yang
diistimewakan, gadai dan hipotek.” Pasal 1137 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Hak kas Negara, Kantor
Lelang, dan lain-lain badan umum yang dibentuk oleh pemerintah, harus didahulukan.”
129
M. Hadi Shubhan, Op.cit., hal. 77
Universitas Sumatera Utara
86
Dalam UU Kepailitan dijelaskan bahwa setiap kreditor yang memegang hak tanggungan, hak gadai, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi
haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Namun, bila penagihan mereka adalah suatu piutang dengan syarat tangguh atau suatu piutang yang masih belum tentu
kapan boleh ditagih, mereka diperkenankan berbuat demikian hanya sesudah penagihan mereka dicocokkan, dan tidak dimanfaatkan untuk tujuan lain selain
mengambil pelunasan jumlah yang diakui dari penagihan tersebut. Setiap pemegang ikatan panenan juga diperbolehkan melaksanakan haknya, seolah-olah tidak ada
kepailitan.
130
Demikian pula terhadap kreditor pemegang hak tanggungan, hak gadai, atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang melaksanakan haknya mengeksekusi benda-
benda yang menjadi agunan wajib memberikan pertanggungjawaban kepada kurator mengenai hasil penjualan benda-benda yang menjadi agunan dan menyerahkan sisa
penjualan yang telah di kurangi jumlah utang, bunga dan biaya, kepada kurator.
131
Atas tuntutan kurator atau kreditor yang diistimewakan, pemegang hak tanggungan, hak gadai, atau hak agunan atas kebendaan lainnya wajib menyerahkan bagian dari
hasil penjualan
tersebut untuk
jumlah yang
sama dengan
tagihan yang
diistimewakan.
132
Ketentuan di atas berlaku juga bagi pemegang hak agunan atas panenan. Sekiranya hasil penjualan tidak cukup untuk melunasi piutang yang
130
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, LN Nomor 131 tahun 2004, TLN Nomor 4443, Pasal 55
131
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, LN Nomor 131 tahun 2004, TLN Nomor 4443, Pasal 60 ayat 1
132
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, LN Nomor 131 tahun 2004, TLN Nomor 4443, Pasal 60 ayat 2
Universitas Sumatera Utara
87
bersangkutan, maka pemegang hak tanggungan, hak gadai, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengajukan tagihan pelunasan atas kekurangan tersebut
dari harta pailit. Kreditor yang mempunyai hak untuk menahan benda-benda milik debitor hak retensi, tidak kehilangan haknya karena ada putusan pernyataan
pailit.
133
Hak untuk menahan benda milik debitor pailit tersebut berlangsung sampai seluruh utangnya lunas.
134
3. Eksekusi Objek Jaminan Dalam Hal Debitor Pailit