28 saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan
keinginan orang lain.
2.2 Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perception, dari percipere, yang artinya menerima atau
mengambil Sobur, 2003:445. Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan
atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu Sobur, 2003: 445.
Menurut Berel Son dan Steiner 1964 dalam Severin menyatakan bahwa persepsi merupakan “proses yang kompleks dimana orang memilih,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan respons terhadap suatu rangsangan ke dalam situasi masyarakat dunia yang penuh arti dan logis. Sedangkan menurut
Bennett, Hoffman, dan Prakash 1989 dalam Severin menyatakan bahwa “persepsi merupakan aktivitas aktif yang melibatkan pembelajaran, pembauran
cara pandang, dan pengaruh timbal balik dalam pengamatan. Menurut Devito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar
akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan stimulus atau pesan apa yang kita serap dan apa
makna yang kita berikan kepada mereka mencapai kesadaran. Menurut Davidoff 1981 dalam Walgito, persepsi adalah sebuah proses dari stimulus yang diterima
oleh alat indera, lalu melalui proses persepsi sesuatu yang diindera menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan dinterpretasikan Walgito, 2007:
26.
29 Menurut Rakhmat, persepsi adalah pengalaman objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, sedangkan menurut Cohen persepsi didefinisikan sebagai
interorientasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek- objek eksternal. Jadi, persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap
oleh indera kita. Persepsi meliputi penginderaan sensasi melalui alat – alat indera kita,
atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan.
2.2.1 Tahap-tahap Pembentukan Persepsi
Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu
seleksi yang mencakup sensasi dan atensi, organisasi yang melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “ meletakkan suatu rangsangan
bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”.
Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu memperhatikan
kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain, dan juga diri sendiri.
Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indera kita. Namun kita tidak dapat
menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung; melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek
30 tersebut. Jadi, pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan
mengenai objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut.
Dalam proses persepsi, banyak rangsangan sampai kepada kita melalui pancaindera kita, namun kita tidak dapat mempersepsi semua itu secara acak. Hal
ini terjadi karena persepsi kita adalah suatu proses aktif yang menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yang kita terima.
Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langkah yang terlibat dalam proses persepsi.
Gambar 3 Proses persepsi
Sumber: Devito, 1997 Sobur, 2003: 449 1.
Terjadinya Stimulasi Alat Indra Sensory Stimulation Pada tahap pertama, alat-alat indra disimulasi dirangsang.
2. Stimulasi terhadap alat indra diatur
Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang paling sering digunakan adalah prinsip
proksimitas proximity, atau kemiripan. Prinsip yang lain adalah kelengkapan closure.
3. Stimulasi Alat Indra ditafsirkan-dievaluasi
Terjadinya stimulasi alat
indra Stimulasi alat
indra diatur Stimulasi alat
indra dievaluasi- ditafsirkan
31 Langkah ketiga dalam proses persepsi adalah penafsiran-evaluasi.
Langkah ketiga ini merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran-evaluasi kita tidak semata-mata didasarkan
pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang yang
seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.
Dari penjelasan proses persepsi diatas, cara penafsiran-evaluasi masing- masing individu berbeda.
Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap objek
lingkungan fisik berbeda dengan persepsi terhadap lingkungan sosial. Perbedaan tersebut mencakup hal-hal berikut:
a. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan
persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan sulit diramalkan.
b. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi
terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam perasaan, motif, harapan, dan sebagainya.
c. Objek tidak bereraksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain,
objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat
daripada persepsi terhadap objek.
32
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidak dapat timbul begitu saja. Ada faktor –faktor yang mempengaruhi timbulnya persepsi itu. Bila Siagian menyatakan faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi secara umum meliputi diri orang yang bersangkutan sendiri, sasaran persepsi tersebut, dan faktor situasi, David Krech dan Richard S.
Crutchfield 1977:235 menyebutnya factor fungsional dan factor structural. Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-
hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang
yang memberikan respons pada stimuli tersebut. Persepsi terkait dengan Field of Experience dan Frame of Reference. Field
of Experince adalah sejumlah pengalaman yang tersimpan dalam memori, sedangkan Frame of Reference adalah pengetahuan atau pengertian yang
dijadikan acuan untuk menafsirkan pesan. Field of Experince dan Frame of Reference adalah faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi.
Faktor Struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt,
seperti Kohler, Wartheimer 1959, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural. Prinsip-prinsip ini menyatakan bahwa bila kita
mempersepsi sesuatu, maka kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Dalam komunikasi, perhatian terhadap persepsi adalah suatu hal yang
mendasar. Efektivitas komunikasi antara lain ditentukan faktor persepsi.
33
2.3 KOMUNIKASI SIMBOLIK