51
5. Pasahathon dekke parboru
penyampaian ikan oleh pihak perempuan.
Setelah acara makan dimulai, maka pihak orang tua pengantin perempuan beserta famili terdekat menyampaikan dekke ikan mas kepada pihak laki-
laki. Dekke ikan mas ini sebagian diberikan kepada pengantin dan sebagian lagi kepada famili terdekat dari pihak laki-laki. Upacara
pemberian simbol ikan ini melambangkan sarana pemberian pasu-pasu berkat kepada pengantin perempuan oleh orang tua dan hula-hula
pemberi gadis beserta kerabat pihak pengantin perempuan.
6. Manjalo tumpak paranak menerima sumbangan.
Sehabis makan bersama maka protokol dari pihak laki-laki memanggil undangan pihak laki-laki, karena pihak laki-laki segera akan mengadakan
acara papungu tumpak mengumpulkan sumbangan. Semua undangan yang menyampaikan tumpak sumbangan meletakkan sumbangannya
pada sebuah baskom besar yang terletak di depan pengantin dan orang tua pengantin laki-laki. Setelah memberikan sumbangan pengantin dan pihak
laki-laki disalami dan pada saat itulah pihak laki-laki mengenal para penyumbang sambil mengucapkan terima kasih.
7. Mambagi parjambaron pembagian berkat berupa daging
Setelah pihak laki-laki dan perempuan berhadap-hadapan di halaman rumah pihak perempuan, diangkatlah namar goarjambar berkat berupa
daging ke tengah-tengah mereka masing-masing diadakanlah musyawarah bagaimana pembagian berkat daging tersebut untuk pihak
52 laki-laki dan perempuan. Sesudah musyawarah dibagikanlah daging itu
kepada orang-orang yang berhak menerimanya. 8.
Masisesaan di alaman membicarakan mas kawin yang tinggal.
Selesai pembagian namar goar daging, kemudian masuk ke acara masisesaan bertanya-jawab atau mangkatai membicarakan mas kawin
yang tinggal. Dalam pembicaraan ini pihak perempuan dan pihak laki-laki masing-masing mempunyai raja parhata protokol. Protokol inilah yang
langsung bertanya jawab, tetapi bila ada hal-hal yang sulit baru ditanyakan kepada pihak perempuan dan pihak laki-laki.
Inti pembicaraan ini adalah, pihak laki-laki menyampaikan jambar hepeng
uang kepada pihak perempuan 9.
Mangalehon ulos dohot mandar hela pemberian ulos dan sarung pengantin laki-laki oleh pihak perempuan.
Selesai pihak laki-laki memberikan jambar hepeng berkat uang kepada pihak perempuan, maka pihak perempuan pun mempunyai kewajiban
memberikan ulos kepada pihak laki-laki. Setelah ulos disediakan pihak perempuan, maka protokol pihak laki-laki menyebut satu per satu siapa
yang akan diberikan ulos, yang telah tertentu urutannya. Untuk ini pihak perempuan langsung berdiri untuk menyematkan ulos tersebut dengan cara
dari kiri ke kanan yang memberikan ulos. Ulos yang diharuskan ialah : a.
Ulos hela atau ulos pengantin berupa ulos ragi sibolangragi hotang untuk pengantin.
b. Ulos panggomgom untuk ibu pengantin laki-laki.
c. Ulos pansamot untuk ayah pengantin laki-laki.
53 d.
Ulos paramanan untuk seorang saudara ayah pengantin laki-laki. e.
Ulos tutup ni ampang, untuk salah seorang boru pihak laki-laki yang menjinjing ampang bakul tempat nasi atau sibuha-buha i.
Selain ulos hela dan ulos boru yang diterima pengantin, maka famili terdekat dari pihak perempuan juga menyampaikan ulos kepada pengantin
sehingga kadang-kadang pengantin menerima ulos sampai lima puluh buah. Kemudian pihak laki-laki meminta lagi ulos naso ra buruk atau pausean yang
tidak akan rusak yakni sawah atau ladang. Ulos naso ra buruk yang tidak akan rusak ini bisa saja tidak dikabulkan, sebab hal itu bergantung kepada besarnya
mas kawin dan keadaan pihak perempuan. Selain pemberian ulos, orang tua pengantin perempuan juga memberikan
mandar hela sarung pengantin laki-laki kepada pengantin laki-laki. Maksud pemberian sarung ini adalah agar pengantin laki-laki tersebut rajin mengikuti
acara-acara adat.
10. Mangolophon raja huta menyambut raja huta dan acara penutup