Kerangka Konsep Persepsi Pasangan Suami-Istri Terhadap Bentuk Komunikasi Simbolik Yang Diberikan Kepada Pengantin Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Kualitatif Terhadap Masyarakat Batak Toba Di Kelurahan Medan Tenggara Kecamatan

15 termasuk objek fisik dan sosial berdasarkan makna yang dikandung komponen- komponen lingkungan tersebut bagi mereka. Kedua makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Ketiga makna diinterpretasikan individu dapat berubah dari waktu kewaktu, sejalan dengan perubahan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial.

1.8. Kerangka Konsep

Sebagai makhluk sosial dan juga makhluk komunikasi, manusia dalam menjalin suatu hubungan sosial dapat melalui berbagai bentuk interaksi sosial, salah satu interaksi tersebut adalah interaksi dengan menggunakan simbol sebagai media pengantar pesan, pelengkap pesan, aksentuasi pesan verbal, dan sebagai subtitusi pesan verbal tersebut. Manusia memiliki keterampilan berkomunikasi yang lebih canggih dibanding dengan makhluk lainnya, yaitu penggunaan simbol- simbol dalam menyampaikan maksud dan tujuan terhadap manusia lainnya, yang disertai dengan pemahaman makna simbolisasi tersebut. Inilah yang disebut dengan interaksi simbolik. Interaksi melalui simbol-simbol ini, dalam ilmu komunikasi dikaji sebagai komunikasi simbolik. Komunikasi simbolik ini merupakan landasan dari perilaku nonverbal yang diterapkan dalam aktifitas adat- istiadat masyarakat tertentu. Salah satunya adalah dalam masyarakat adat Batak Toba, yang menggunakan komunikasi simbolik dalam pelaksanaan upacara perkawinan. Bentuk komunikasi simbolik berupa benda-benda adat yang digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Toba dapat berupa dekke ikan mas, mandar hela sarung pengantin laki-laki, ulos hela ulos pengantin laki-laki, dan 16 boras beras Sianipar,1991:222-241. Benda tersebut disampaikan terutama kepada kedua pengantin. Namun beberapa hal seperti seperti pengalaman, proses belajar, perhatian, dan pengetahuan dapat mempengaruhi tanggapan atau persepsi masyarakat Batak Toba terhadap bentuk komunikasi simbolik tersebut. Adapun konsep-konsep yang akan diteliti adalah: a. Persepsi pasangan suami istri terhadap simbol Ihan atau Dekkeikan mas Ihan atau Dekke ikan mas adalah simbol yang diberikan oleh orang tua pengantin perempuan atau pihak hula-hula pemberi gadis. Ihan atau Dekke ikan mas merupakan simbol kesuburanketurunan yang banyak, simbol restu dari orang tua pengantin perempuan, mata pencaharian yang baik serta simbol kasih sayang dari orang tua pengantin perempuan. b. Persepsi pasangan suami istri terhadap simbol Mandar Helasarung pengantin laki-laki Mandar Hela sarung pengantin laki-laki adalah simbol yang diberikan oleh orang tua pengantin perempuan atau pihak hula-hula pemberi gadis. Sesuai dengan namanya mandar hela atau sarung ini diberikan kepada hela menantu atau pengantin laki-laki, pemberian sarung ini mengandung pesan supaya pengantin laki-laki tersebut rajin mengikuti acara-acara adat. c. Persepsi pasangan suami istri terhadap simbol Ulos Ulos Hela ulos pengantin adalah simbol yang diberikan oleh orang tua pengantin perempuan atau pihak hula-hula pemberi gadis. Ulos yang diberikan kepada pengantin disebut ulos hela dan jenis ulos yang lazim diberikan berupa ulos ragi hotang. Dilihat dari bentuk ulos ini yang terdiri dari ragi 17 pangolat pembatas melambangkan keperkasaan pengantin laki-laki, artinya supaya menjadi pemimpin yang bijaksana dan dapat melindungi keluarga, ragi keturunan keturunan melambangkan supaya pengantin mempunyai keturunan yang banyak sehingga regenerasi marga tetap terjaga. d. Persepsi pasangan suami istri terhadap simbol Borasberas Boras beras merupakan simbol sumber kehidupan, supaya pengantin mempunyai mata pencaharian yang baik. Simbol kekuatan, supaya pengantin selalu sehat dan jiwanya selalu kuat dalam menghadapi hidup sehari-hari. Sebagai simbol kasih sayang dari keluarga dekat pengantin perempuan kepada pengantin.

1.9. Analisis Data