Pencegahan Penyakit Infeksi Menular pada Waria

5.3 Pencegahan Penyakit Infeksi Menular pada Waria

Penyakit infeksi menular seksual IMS adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. IMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma Akuminata, HIVAcquired Immuno Deficiency Syndrom AIDS, Herpes, Trikomoniasis dan lain lain. Dekade terakhir ini telah terjadi peningkatan kejadian IMS banyak di dunia termasuk Indonesia. Upaya pemberantasan dan pengendalian IMS sering kali mengalami kesulitan karena banyaknya faktor yang mempengaruhi penyebaran IMS Hernawati, 2005 .Waria berada diantara populasi terinveksi HIV terbesar. Hasil survei kesehatan juga membuktikan bahwa telah banyak data yang menyatakan waria telah banyak yang mengidap HIV positif. Hal ini merupakan resiko yang terjadi pada waria yang pekerjaannya sebagai pekerja seksual yang merupakan bentuk dari diskriminasi pekerjan sosial yang dihadapi oleh waria sehingga menyebabkan waria memilih menjadi pekerjaan seks. Seks anal adalah bagian yang tak terlepaskan dari aktivitas seks waria. Lubang anus sangat sempit dan mudah terjadi luka saat sedang melakukan seks anal, untuk itu diperlukan penggunaan kondom dan pelicin berbahan dasar air saat melakukan anal seks. Pelicin berbahan dasar air adalah pelicin yang paling aman dan cocok untuk kondom yang terbuat dari lateks. Jangan pernah menggunakan hand body lotion atau pelumas lainnya yang mengandung minyak, karena dapat menyebabkan kondom rusak. Untuk menjaga kebersihan anus, harus rajin melakukan pembersihan anus setiap kali melakukan anal seks, terlebih lagi jika mempunyai bisul di daerah anus, karena ini bisa saja merupakan IMS Sanggar Waria Remaja, 2010 Universitas Sumatera Utara Kondom adalah salah satu alat penting untuk mencegah penularan IMS dan HIV. Kondom mengurangi resiko terjangkit atau terjangkiti HIV dan IMS seperti kencing nanah, Chlamydia, syphilisraja singa, jengger ayam, herpes dan lainnya. Pengetesan HIV dan pemeriksaan IMS adalah hal penting untuk dilakukan demi mengurangi resiko tertular. Pada umumnya semua waria sudah mengetahui dan mengerti cara pencegahan penyakit infeksi menular, yang mereka lakukan biasanya yaitu dengan menggunakan kondom. Tidak semua klien mau menggunakan kondom dengan alasan tidak bisa ejakulasi, tidak biasa, dan tidak membawa kondom. Jika mereka memaksa klien mereka untuk memakai kondom sehingga membuat klien tersinggung atau tidak nyaman, mereka takut klien akan lari kepada teman PSK lain yang tidak akan memaksa klien menggunakan kondom. Waria punya trik tersendiri untuk membujuk kliennya memakai kondom, bisa dengan alasan agar penis klien tidak terluka, lebih higienis dan lain-lain. Bahkan sebagian waria ada yang memakaikan kondom dalam mulutnya, jadi ketika hendak melakukan oral seks klien tidak sadar bahwa mereka telah dipakaikan kondom. Hal lain yang dilakukan dalam pencegahan IMS adalah perawatan rutin yang dilakukan waria. Waria sudah memahami bahwa pemeriksaan rutin dapat mencegah terjadinya IMS dan juga dapat mendeteksi secara dini gejala IMS, sehingga dapat segera diobati. Pemeriksaan yang dilakukan waria pada Puskesmas Pantai Cermin didapatkan secara cuma-cuma, sehingga meningkatkan perilaku waria untuk melakukan pemeriksan rutin. Tidak hanya itu saja, puskesmas juga menyediakan Universitas Sumatera Utara puskesmas mobil mobile clinic yang menjangkau para waria yang tidak sempat datang ke Puskesmas Pantai Cermin. Pengetahuan mengenai pencegahan IMS didapatkan waria melalui kegiatan penyuluhan dan pemberian informasi dari berbagai seminar yang mereka ikuti. Waria pada penelitian ini sudah memiliki komunitas sendiri yang bernama Cleopatra. Jadi setiap ada kegiatan penyuluhan mengenai kondom maupun narkoba dapat diinformasikan dengan cepat dan banyak dari mereka menanggapinya dengan baik. Pendirian komunitas dapat memberikan kontribusi yang baik dalam menginformasikan tentang IMS dan pencegahannya, dimana para waria lebih cepat dikoordinir melalui suatu komunitas. Walaupun pengetahuan mereka baik dan sikap mereka yang mendukung pencegahan IMS belum tentu mempengaruhi mereka untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Sebagian besar waria yang berhubungan seksual dengan pacarnya tidak menggunakan kondom. Mereka merasa aman dan percaya kepada pacarnya tidak akan tertular IMS. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa tidak ada waria yang diteliti yang mengalami HIVAIDS, hasil ini didapatkan melalui laporan hasil test di klinik VCT.

5.4 Stigma Waria di Masyarakat