Profil Waria Dra. Syahrifah, M.S

4.2 Profil Waria

Dalam mendapatkan informasi kehidupan waria, saya melakukan wawancara dengan empat waria yang masuk dalam komunitas waria Cleopatra. Wawancara dengan waria dilaksanakan di daerah Serdang Bedagai tempat komunitas waria yang biasa disebut Cleopatra. Saat mendatangi dan berkunjung ke komunitas mereka, mereka menyambut saya dengan baik, saya mulai mengobrol dengan mereka, malahan mereka sangat senang bercerita mengenai kehidupan mereka sehari-hari kepada saya. Waria pertama adalah M. Ridwan yang biasa dipanggil dengan sebutan Bosek. Bosek adalah seorang waria berusia 32 tahun yang telah melanglang buana di dunia waria semenjak berusia 20 tahun. Dia pernah mempunyai pasangan yang sudah menikah seorang lelaki yang berstatus menikah dengan seorang wanita dan membiayai seluruh anggota keluarganya baik anak dan istrinya. Dalam kehidupan sehari-hari Bosek terkenal sangat ramah, badannya tegap berisi, rambutnya pendek, dan dandanannya sangat menor bagaikan seorang biduan. Ternyata memang benar Bosek adalah seorang biduan keyboard yang jam terbangnya sudah cukup tinggi. “Kerjaanku biduan keyboard mak, sering dipanggil sana-sini mak. Orang itu senang ama banci-banci mak katanya selain rame banci itu lucu mak”. Bosek Selain menjadi biduan salon, Bosek juga berprofesi sebagai tukang salon, dia lihai dalam memotong rambut hingga make up. Bosek adalah anak terakhir dalam keluarganya, dia memang beda dengan kakak-kakaknya yang lain. Pada awalnya orang tuanya sangat tidak setuju dengan keadaan bosek yang sekarang ini, tetapi Universitas Sumatera Utara karena keinginan bosek sangat besar dan tak terbendung lagi akhirnya bosek berani untuk menunjukkan siapa dirinya yang sesungguhnya, yaitu seorang wanita yang tersampul pada diri laki-laki, tetapi ia tak pernah menyesal dengan keputusan yang diambilnya karena menurutnya dia lebih nyaman dengan keadaan yang seperti sekarang ini. Tanggapan atau cibiran dari masyarakat sudah ia tidak pedulikan lagi, walaupun dalam hati kecilnya sesungguhnya dia tidak menginginkan hal itu. “Ya, lebih enak begini mak lebih bebas berekspresi, keinginan batin saya lebih kuat daripada memikirkan orang disekitar saya, jalani aja mak, yang penting happy”. Bosek Bosek adalah sosok waria yang sangat disenangi oleh para waria lainnya. Dia juga terpilih menjadi ketua Cleopatra. Perannya sangat besar dalam pembentukan komunitas ini, Boseklah yang menggerakkan dan mengumpulkan komunitas waria pertama di Sumatera Utara. Bosek menyatakan dia tidak pernah ingin menjadi ketua Cleopatra. Tugas bosek sesungguhnya ialah menyeleksi waria lainnya yang ingin menjadi ketua, tetapi banyak waria baik tua maupun muda menganggap bahwa Boseklah ketua dari komunitas ini dan Bosek tetap merasa senang karena semua waria baik tua maupun muda menghargainya. Waria kedua yang saya temui bernama asli Tubang dan sehari-hari dipanggil Mak Suri. Sesuai dengan panggilannya mak suri merupakan waria tertua di komunitas Cleopatra yang telah berusia 55 tahun. Wajahnya dipenuhi dengan make up yang sangat tebal, berambut lurus kering sebahu, langsing dan cara bicaranya sangat lembut seperti seorang wanita. Gurat wajah tua tercermin di wajahnya, walaupun menggunakan make-up tebal tetapi wajah gurat tuanya tidak dapat Universitas Sumatera Utara disembunyikannya. Semua waria yang ada di komunitas itu sangat menghormati Mak Suri, karena memiliki pengalaman yang sangat banyak mengenai lika-liku menjadi seorang waria. Saat saya bertanya kepada Mak Suri tentang keluarganya, dia tidak ingin menceritakannya dan tidak ingin untuk mengingat kembali karena dia tidak ingin membahas kembali masa lalunya. Di komunitas Cleopatra Mak Suri dijadikan sebagai bendahara. Pekerjaan Mak Suri adalah biduan keyboard dan salon. Di kalangan tetangganya Mak Suri bercerita dia tidak pernah dikucilkan, dia menjalin pertemanan dengan tetangganya dengan cara berbuat baik dan sering mengantar-antar makanan. “Aku diterima di tetangga sekitarku, udah tau dan maklum orang itu ma aku dek, pokoknya baek-baeklah kita ma orang itu kalau ada makanan yang dibagilah”. Mak Suri Tidak menikah adalah keputusan yang bulat bagi Mak Suri dan hal tersebut tidak pernah terbesit dipikirannya. Sampai saat ini Mak suri masih berstatus single. Tetapi, Mak Suri selalu memiliki pacar yang selalu ia biayai dan tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mak Suri juga memenuhi kebutuhan alamiah dari pacarnya. Pacar Mak Suri adalah seorang lelaki yang sudah berkeluarga. Mak Suri lebih senang berpacaran dengan lelaki yang sudah memiliki istri. Panjang merupakan sebutan sehari-hari waria ketiga yang saya jumpai. Pekerjaannya adalah seorang biduan keyboard. Lelaki berbadan kecil, berambut keriting, cara berbicara sangat lemah-lembut seperti seorang wanita yang sesuangguhnya kehidupannya jauh dari kontras. Dia telah menikah dengan seorang Universitas Sumatera Utara janda 2 anak yang profesinya sama dengan dirinya yaitu seorang biduan keyboard juga. Di masa pernikahannya panjang dengan istri telah memiliki 2 anak, kini anak panjang berjumlah 4 orang anak. Saat ini panjang telah berusia 26 tahun, pertama kali melihat Panjang kesan saya dia terlihat seperti lelaki normal lainnya, dandanannya tidak menor seperti banyak waria lainnya. Di luar komunitas panjang sering tidak terlalu menampilkan gaya waria yang menor, penampilannya biasa saja, terkadang dia juga berusaha untuk menyembunyikan statusnya sebagai seorang waria. Nah, salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan cara menikah. “Kalau kelihatan jantan harus punya pacar ato gak istri mak, itu buktinya jantan mak. Kalau gak ada pasangan di curigai mak, masak jeruk makan jeruk”. Panjang Panjang tidak pernah menyesal dengan kehidupannya saat ini, menurutnya semua yang dilakukanya tidak pernah menyakiti orang lain, istri Panjang juga mengetahui bahwa dia adalah seorang waria, tetapi istrinya tetap mau menerima Panjang dan memahami Panjang. Seperti rumah tangga normal lainnya kehidupan rumah tangga Panjang. Anak pertamanya telah berusia 4 tahun dan anak keduanya berusia 2 tahun. Rambut hitam lurus sebahu, wajah cantik, langsing dan ramah itulah Andre dengan nama panggilan sehari-hari Pani. Pani berusia 27 tahun, pekerjaan di salon dan tidak menikah. Alasan yang sama juga disampaikan Pani menjadi waria adalah karena keinginan hasrat dalam dirinya yang tak terbendung lagi. Berbeda dengan waria lainnya Pani lebih menyukai lelaki yang sama melambainya dengan dia. Universitas Sumatera Utara

4.3 Komunitas Waria