Informan Penelitian Metode Pengumpulan Data

menjadi subjek penelitian. Penelitian dibantu oleh LSM SP2S dan Cleopatra dalam pelaksanaan penelitian.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Craswell 2002, pada penelitian kualitatif informan penelitian yang diteliti adalah informan yang pernah atau mengetahui substansi yang akan diteliti. Cara pemilihan informan penelitian di penelitian ini tidak hanya diarahkan pada jumlah informan yang akan diteliti, tetapi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan didasarkan pada teori-teori yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini mengambil informan penelitian ketua kelompok waria “Cleopatra”, waria, LSM SP2S, Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai, puskesmas Pantai Cermin dan pengamat waria di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Metode pengambilan subjek penelitian dengan menggunakan metoda purposive sampling yaitu memilih informan penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria yang penulis masukkan dalam penelitian. Mereka adalah waria baik yang terkena penyakit infeksi menular seksual ataupun yang tidak terkena, selain itu informan penelitian yang berikutnya adalah mereka yang ikut memberikan informasi- informasi penting tentang informan pokok seperti ketua komunitas waria “Cleopatra”, LSM SP2S, Dinas Kesehatan ataupun para pengamat kehidupan waria. Universitas Sumatera Utara Informan penelitian diperoleh dari hasil pemeriksaan dan penapisan terhadap para waria yang dilakukan secara rutin per triwulan oleh Puskesmas Pantai Cermin.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan observasi. Data primer dan data sekunder pada penelitian kualitatif disebut dengan rapport. Rapport adalah terjadinya hubungan yang baik antara kedua individu. Pengembangan rapport ini diartikan sebagai membina hubungan baik sedemikian rupa sehingga orang lain informan percaya dan nyaman dengan kita peneliti. Rapport dilakukan dengan cara mengajak responden bertemu berulang kali, mengunjungi responden dan menjalin komunikasi yang baik. Didalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti, sehingga diperlukan peneliti yang memiliki kemampuan untuk menulis dan paham bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan informan dengan konsep-konsep yang ada. Metode pengumpulan data yang paling mewakili karakteristik penelitian kualitatif adalah wawancara dan observasi. Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bertemu muka face-to-face, yaitu ketika seorang pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian Kerlinger, 2002. Wawancara dimulai dengan membina hubungan yang baik, sikap terbuka dan hangat kepada informan untuk memberi keyakinan, kepercayaan diri, serta informan penelitian merasa aman terlindungi. Universitas Sumatera Utara Setelah wawancara, kita melakukan observasi yang bertujuan untuk melakukan pengecekan dan memperoleh keyakinan tentang keabsahan data yang telah diperoleh dari wawancara dengan informan. Hasil observasi pada informan penelitian ini meliputi cara bertingkah laku secara spontan dalam situasi natural. Sebelum dilakukan proses pengumpulan data disusun pedoman wawancara yang bertujuan untuk memberikan kemudahan pada penulis supaya pertanyaan yang diajukan terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Bentuk pertanyaan yang digunakan pada umumnya adalah pertanyaan terbuka, yang memungkinkan informan bebas mengekspresikan diri, serta mengatakan apa yang mereka pikir, dan informasi penting yang sebelumnya tidak terpikir oleh peneliti. Supaya hasil wawancara dan observasi dapat terekam dengan baik, dimiliki bukti telah melakukan wawancara kepada subjek maka digunakan alat bantu yaitu alat tulis dan tape recorder, kemudian hasil rekaman dari tape recorder dituliskan dalam bentuk transkrip. Dalam pengumpulan data, saya berinteraksi langsung dengan ketua LSM SP2S. Saya membutuhkan bantuan dari LSM untuk menjangkau dan mewawancarai para waria. Oleh karena itu pada bulan Desember 2013 saya melakukan wawancara kepada ibu yang berwajah manis, berkacamata, berkerudung dan ramah yang biasa saya panggil Kak Sam, panggilan dari para waria asuhannya kepadanya adalah Mak Sam. Kak Samsidah Barus merupakan sahabat saya lama semenjak di Puskesmas Sei Rampah. Emak yang sangat dekat dengan anak asuhannya ini, sangat menjadi keuntungan bagi saya untuk mendapatkan akses ke waria. Kak Samsidahlah yang Universitas Sumatera Utara memperkenalkan saya dengan para waria termasuk ke ketua komunitas waria Serdang Bedagai. Di Sedang Bedagai sendiri ada komunitas waria yang bernama komunitas Cleopatra. Kak Samsidah telah memperkenalkan saya dengan ketua komunitas Cleopatra yaitu Bosek jauh sebelum penelitian saya laksanakan. Saya diperkenalkan pada komunitas waria pada saat ada acara KPAD Serdang Bedagai di Warung Doy Sei Rampah. Setelah diperkenalkan itu komunikasi saya dengan Bosek mulai terjalin. Saya melakukan wawancara kepada waria sesuai dengan anjuran dari Kak Samsidah. Kak Samsidah selalu melakukan pendampingan kepada saya saat melakukan wawancara kepada waria yang sebelum telah diusulkan Kak Samsidah kepada saya, karena tidak semua waria mau berpartisipasi, bekerjasama dan terbuka mengenai kehidupan mereka, tidak hanya itu saja kadang waria-waria tersebut tangannya masih suka usil, jika melihat barang kita yang bagus, sehingga kak Samsidah selalu mengingatkan saya untuk selalu waspada dengan baraang bawaan saya. Saya melakukan wawancara dengan para waria yaitu Bosek, Panjang, Mak Suri dan Pani di Sekretariat LSM SP2S. Saya lakukan wawancara selama 2 kali pertemuan.

3.5 Metode Analisis Data Menurut Merriam dan Marshall serta Rossman dalam Craswell 2002,