puskesmas mobil mobile clinic yang menjangkau para waria yang tidak sempat datang ke Puskesmas Pantai Cermin.
Pengetahuan mengenai pencegahan IMS didapatkan waria melalui kegiatan penyuluhan dan pemberian informasi dari berbagai seminar yang mereka ikuti. Waria
pada penelitian ini sudah memiliki komunitas sendiri yang bernama Cleopatra. Jadi setiap ada kegiatan penyuluhan mengenai kondom maupun narkoba dapat
diinformasikan dengan cepat dan banyak dari mereka menanggapinya dengan baik. Pendirian komunitas dapat memberikan kontribusi yang baik dalam
menginformasikan tentang IMS dan pencegahannya, dimana para waria lebih cepat dikoordinir melalui suatu komunitas.
Walaupun pengetahuan mereka baik dan sikap mereka yang mendukung pencegahan IMS belum tentu mempengaruhi mereka untuk menggunakan kondom
saat berhubungan seksual. Sebagian besar waria yang berhubungan seksual dengan pacarnya tidak menggunakan kondom. Mereka merasa aman dan percaya kepada
pacarnya tidak akan tertular IMS. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa tidak ada waria yang diteliti yang mengalami HIVAIDS, hasil ini didapatkan melalui laporan
hasil test di klinik VCT.
5.4 Stigma Waria di Masyarakat
Dunia waria merupakan kehidupan yang relatif unik dan menarik serta aneh bagi orang yang tidak mengenal sama sekali dunia tentang mereka. Bahkan kehadiran
mereka pun seringkali dianggap sebagai sampah masyarakat. Dimana masyarakat
Universitas Sumatera Utara
hanya mengenal waria itu identik dengan para pelacur yang menjajakan seks di pinggir jalan. Kehadiran mereka di tempat-tempat umum menjadi pusat perhatian dan
pergunjingan. Pusat perhatian masyarakat berkisar pada keanehan perilaku dan penampilannya, yakni seorang laki-laki yang berdandan seperti layaknya seorang
wanita. Sedangkan dalam norma sosial, masyarakat pada umumnya sangat menolak dengan tegas seorang laki-laki yang berpakaian wanita dan itu dianggap suatu
penyimpangan. Waria adalah salah satu kaum minoritas yang mendapat diskriminasi dan
stigma. Bahkan, komunitas ini sering mendapat tekanan dan intimidasi. Akibat dari hal tersebut, peluang waria untuk mengakses berbagai layanan sangat kecil. Bahkan
layanan yang mendasar yaitu dalam hal mendapatkan mata pencaharian seringkali tidak bisa mereka peroleh. Hal ini bisa dibuktikan dengan sedikitnya waria yang
bekerja di bidang formal. Mereka banyak bergerak di bidang informal. Kebanyakan mereka bekerja di salon kecantikan, tempat hiburan bahkan banyak yang bekerja
sebagai penjaja seks. Hal ini juga terjadi pada waria di komunitas Cleopatra, kebanyakan dari mereka bekerja sebagai penjaja seks, pekerja di salon dan juga
menjadi seorang biduan. Stigma juga dialami oleh waria pada tempat-tempat pelayanan kesehatan
seperti klinik, rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Ketika mereka mendapatkan gunjingan, hal tersebut yang membuat para waria enggan datang ke klinik kesehatan
untuk memeriksakan kesehatan mereka. Komunitas ini sudah mendapatkan bantuan dari LSM yang menyediakan pelayanan mobil, dimana dokter dan perawat langsung
Universitas Sumatera Utara
mendatangi para waria dan melakukan perawatan secara gratis. Tapi kini bantuan tersebut tidak lagi di perpanjang dari pusat, sehingga saat ini para waria tidak
melakukan pemeriksaan lagi, karena kurangnya biaya yang mereka miliki untuk melakukan perawatan.
Antropologi Kesehatan adalah disiplin ilmu yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang
cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia Foster dan Anderson, 2009.
Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya. Pada kebudayaan di
Indonesia masih terlihat stigma yang terjadi pada waria dan terjadi diskriminasi pemberian pelayanan kesehatan, dan kesehatan para waria terkadang dikesampingkan
terlihat dari ditolaknya APBD yang diajukan pada tahun ini bagi kesehatan waria, padahal dana bantuan dari IPF untuk SP2S sudah selesai pada tahun ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan