Komunitas Waria Dra. Syahrifah, M.S

4.3 Komunitas Waria

Komunitas waria pertama kali didirikan pada tahun 2004 merupakan bentuk bantuan dari FHI yang berasal dari SP2S, komunitas ini merupakan komunitas waria pertama di Sumatera Utara yang diberi nama komunitas Cleopatra. Anggota dari komunitas ini cukup lumayan banyak yaitu berkisar 150 waria. Dalam komunitas ini para waria dapat berkumpul dengan para waria lainnya dan sering membuat kegiatan bersama seperti arisan dan bermain voli. Jika ada yang meninggal ataupun sakit para anggota Cleopatra akan memberikan sumbangan, itulah bentuk dari toleransi dan jiwa sosial para waria kepada para temannya “Yang buat program ini SP2S mak, dapat bantuan dari FHI, kalu gak salah 2004 kami dah ngumpul semua mak. Banyaklah mak, kalau anggota Cleoptra ada sekitar 150 gitu mak, itupun udah ada juga yang meninggal mak. Kalau waria ada yang sakit ama meninggal udah jelaslah mak dikutip. Inilah senangnya aku lihat teman-teman Cleopatra ini, toleransi masih besar dan waria disini ngak suka untuk gebyar-gebyar lomba miss dan model”. Bosek Baru-baru ini komunitas Cleopatra mengalami penurunan eksistensi diakibatkan karena putus program dari FHI. Sekarang ini banyak waria yang tidak bergabung pada komunitas ini, banyak pengurusnya yang sudah tidak tahu lagi dimana. Dahulu program FHI memberikan bantuan DIC tempat kumpul waria merupakan tempat singgah waria dan banyak waria yang berkumpul dan semenjak ada DIC tersebut waria udah banyak menyatu dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh para waria. Tapi saat ini DIC sudah tidak ada sehingga kondisi yang dahulu tidak seperti sekarang ini, banyak waria yang sudah terpencar. Universitas Sumatera Utara “Mak dulu kami rame kali, sampai-sampai arisanpun ada, sekarang ini kami udah nggak seperti ini lagi, karena putus program dari FHI, kumpulpun jarang sekarang mak. Pengurusnya pun entah kemana- kemana, tinggal aku sendiri aja mak, tapi kami tetap lanjut. Dulu kami ada DIC tempat kumpul waria, kami disewakan rumah singgah jadi tiap hari waria rame kali mak, asik kali mak. Tapi sekarang ya udah gak ada lagi mak, makanya kami pencar semua. Suka duka banyak kali di DIC mak, entahlah lo ingat itu mau nangis mak, betapa suksesnya kami dulu hingga di daerah kami waria udah menyatu sama masyarakat dan diterima, lo dulu susah kali asik kena ledek aja, sering kami mengadakan kegiatan, masyarakat jadi sayang mak”. Bosek

4.4 Perilaku Seksual Para Waria