BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Komunitas waria adalah sekumpulan orang yang secara jasmaniah laki-laki, namum berpenampilan dan bertingkah laku menyerupai perempuan dan orientasi
seksnya menyukai sesama jenis. Seorang waria memiliki keinginan yang sangat tinggi untuk berpenampilan seperti wanita. Hasrat yang ada didalam diri mereka
sangat tinggi untuk menjadi cantik seperti perempuan pada umumnya, tidak tanggung-tanggung mereka sengaja berdandan menor dan melakukan berbagai
perawatan, agar aura wanita selalu terpancar dalam dirinya. Waria merupakan kaum yang ulet dan pekerja keras. Mereka memiliki profesi
dan pekerjaan masing-masing di saat pagi menjelang malam ada yang bekerja sebagai tukang salon hingga menjadi salesman, tetapi menjelang malam mereka berubah
profesi menjadi penjaja seksual. Bagi mereka profesi penjaja seksual tiap malam tidak dilakukan hanya semata karena faktor ekonomi saja seperti WPS wanita
pekerja seksual pada umumnya, tetapi merupakan nafas yang melekat dengan kehidupannya yang harus terpenuhi. Karena dengan profesi penjaja seksual mereka
bisa melampiaskan hasrat mereka untuk bersama dengan lelaki yang sesungguhnya normal.
Universitas Sumatera Utara
Kaum waria sangat menyukai para lelaki yang normal, lelaki yang ganteng dan bertubuh atletis yang penampilannya sangat macho. Biasanya yang menggunakan
jasa para waria ini adalah para pria yang berpenampilan normal tetapi penyuka sesama jenis, yang rata-rata para pria tersebut sudah berumah tangga tetapi masih
berkeinginan menikmati rasa sensualitas dengan sesama jenis baik itu dengan cara oral seks, jepit, maupun dengan cara onani.
Layaknya seorang wanita, seorang waria juga memiliki pacar ataupun disebut sebagai suami di kalangan mereka. Seorang waria pasti memiliki satu suami yang
paling dicintainya. Kriteria yang dipilih oleh waria untuk dijadikan sebagai suami adalah berbadan kekar, penampilan sangat lelaki, penyuka sesama jenis dan yang
paling diminati jika pria tersebut sudah menikah atau sudah berkeluarga. Kaum waria sangat mencintai suaminya, mereka akan memberikan segala sesuatu yang
dimilikinya dan mencukupi semua kebutuhan suaminya. Jika suaminya sudah memiliki keluarga dengan wanita lain, waria juga akan berusaha memenuhi
kebutuhan keluarga mereka. Hal yang paling menyakitkan didalam hati seorang waria adalah bukan
melihat suaminya berpacaran dengan wanita lain, tetapi jika waria tersebut melihat suaminya berpacaran dengan waria lainnya. Hal ini yang kadang bisa membuat
terjadi saling membunuh diantara waria. Hal yang dapat digali dalam kehidupan seorang waria yaitu satu slogan yang mengatakan “sekali banci tetaplah banci”, hal
ini mereka nyatakan karena, meskipun seorang banci sudah menikah mereka tetap akan mencari hasrat seksualnya dengan sesama jenisnya.
Universitas Sumatera Utara
Para waria menjadi suatu kelompok yang dikucilkan oleh masyarakat yang sering di bully masyarakat karena penampilan mereka yang “nyentrik” tidak normal.
Akhirnya para waria membuat suatu komunitas, tempat mereka berkumpul untuk saling berbagi satu dengan lainnya, baik berbagi suka cita maupun duka cita yang
mereka rasakan. Dengan adanya komunitas ini mereka menjadi memiliki banyak teman yang paham dengan keadaan yang mereka alami. Komunitas waria merupakan
jembatan para waria untuk dapat menjalin hubungan dengan pihak luar baik dengan pihak yang berasal dari pemerintahan maupun dari luar pemerintah Lembaga
Swadaya Masyarakat. Dengan adanya komunitas waria pemerintah dapat mengawasi dan terus menghimbau mereka terutama dalam hal kesehatan reproduksi. Kesehatan
reproduksi para waria sangat perlu diperhatikan karena sudah banyak infeksi menular seksual IMS yang terjadi pada kaum ini.
Bantuan yang diberikan pemerintah maupun LSM mengenai pencegahan penyakit infeksi menular seksual dilakukan dengan memberikan kondom secara gratis
dan melakukan pemeriksaan alat kelamin setiap bulannya guna menghindari penyakit IMS. Tidak hanya itu saja ada beberapa pihak luar yang berkecimpung di dunia
kesehatan reproduksi menjalin kerjasama dengan komunitas waria untuk melakukan sosialisasi mengenai pencegahan IMS pada kaum waria lainnya yang belum masuk
kedalam komunitas waria. Komunitas waria juga menyediakan obat gratis bagi para waria yang terjangkit IMS. Tapi kendala untuk saat ini tidak ada dana melalui APBD
Serdang Bedagai, karena tidak diterima anggota dewan.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan yang dimiliki oleh waria mengenai pencegahan IMS sudah cukup baik dan sudah memiliki sikap yang baik. Pengetahuan mengenai IMS mereka
peroleh dari sosialisasi dari LSM yang bekerjasama dengan pihak puskesmas melalui komunitas Cleopatra. Sosialisasi yang mereka peroleh antara lain penggunaan
kondom, tidak menggunakan narkoba, penyakit infeksi menular seksual, dan melaksanakan pemeriksaan IMS secara teratur. Pengetahuan dan sikap yang baik
mereka tercermin dengan tindakan yaitu melakukan pemeriksaan IMS secara teratur ke puskesmas. Pemeriksaan IMS ini didapat oleh waria secara gratis, bagi yang telah
menderita IMS juga mendapatkan perawatan dan pengobatan gratis. Hanya saja, yang masih kurang yaitu perilaku penggunaan kondom dan narkoba. Para waria yang telah
paham mengenai penggunaan kondom dan bahaya narkoba belum merubah perilaku mereka. Seluruh waria menyatakan tidak menggunakan kondom saat berhubungan
seksual dengan pasangannya pacar dan sebagian besar juga melakukan hubungan seksual sambil menggunakan narkoba, sehingga dapat disimpulkan tidak semua
perilaku dapat diubah dengan pemberian informasi atau peningkatan pengetahuan.
6.2 Saran