62
Kelas XII SMASMK
2. Lima Kitab Suci Wujing
Setelah kemangkatan Nabi Kongzi 479 S.M., banyak peristiwa terjadi. Pada akhir zaman dinasti Zhou 220 S.M. munculnya pemimpin
tirani yaitu Qin Shi Wang 221-210 S.M.. Qin Shi Wang menamakan diri sendiri sebagai kaisar tertinggi Qin Qin Shi Huang Di.
Penguasa baru ini bertahta dengan tangan besi. Qin Shi Wang begitu bangga atas jasanya menyatukan seluruh negeri pesaingnya, dan
mendirikan dinasti keempat yaitu dinasti Qin. Atas jasanyalah orang Zhonghua harus rela menamakan dirinya bangsa Qin. Qin Shi Wang
menyatukan pembakuan huruf, ukuran panjang dan berat timbangan, sistem pemerintahan sentralistik, menghapus otonomi negeri bagian
menjadi semacam provinsi. Pertama kali Tiongkok secara geo-politik menjadi negara kesatuan united country.
Didukung perdana menteri Lishi, Qin Shi Wang memerintahkan
membakar habis kitab-kitab suci Agama Khonghucu, dilanjutkan ribuan
Li membangun tembok besar the great wall. Banyak umat dan cendikiawan
Agama Khonghucu dibantai dan dikubur di tembok besar itu.
Wahyu Tuhan menunjukkan kuasa-Nya. Hanya sampai tahun 210 S.M., genap tiga tahun keingkaran Raja Qin kepada Jalan Suci Ru Jiao, Qin
Shi Wang mangkat. Puteranya Qin Er Wang hanya sanggup melanjutkan tiga tahun kerajaan Qin 210-207 S.M., dan jatuhlah dinasti tirani yang
berambisi sampai 10000 keturunan memerintah dunia ini. Apa yang dengan penuh ambisi direncanakan oleh Raja Tirani Qin untuk menguasai
dunia secara abadi, karena ingkar dari kebenaran dan kehendak Tuhan, akhirnya hancur di tengah jalan.
Sebaliknya, para umat dan tokoh cendikiawan agama Khonghucu yang kelihatan lemah, sebagai insan beriman berusaha mengembangkan
benih kebajikan watak sejatinya, meneladani Nabi Kongzi yang mampu
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 4.5 Qin Shi Wang
63
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
meneguhkan iman mereka. Dengan semangat berkorban, mereka berupaya mempertahankan dan menyelamatkan kebenaran di dalam kitab-kitab suci
itu, dengan menghafal ayat demi ayat isi kitab suci Liu Jing tadi. Maka, biarpun kitab yang terbuat dari bambu itu kelak rusak atau hancur, namun
kebenaran Jalan Suci Agama Khonghucu itu akan tetap hidup di dalam diri mereka.
Berkat Tian Bao, rakhmat perlindungan Tuhan tumbangnya dinasti Qin, kemudian diikuti oleh berdirinya dinasti Han 206 S.M.. Para
cendikiawan dan agamawan Khonghucu bangkit kembali. Di antaranya adalah seorang agamawan bernama Dong Zhong Shu yang berupaya
menghimpun kembali kitab-kitab suci yang terbuat dari bambu. Kitab suci agama Khonghucu itu banyak yang sengaja disembunyikan di tembok-
tembok kediaman kaum keluarga keturunan Nabi Kongzi.
Di antara para tokoh keagamaan Khonghucu, ada seorang kakek bernama Fu Sheng dibantu oleh kemenakannya berusaha menulis ulang
kitab-kitab suci agama Khonghucu itu, berdasarkan ingatan sang kakek. Akhirnya, terlestarikan kembali hampir semua bagian dari kitab suci
Shi Jing, Shu Jing, Yi Jing, Li Ji dan Chun Qiu Jing. Hanya Kitab Musik yang sebagian besar rusak, dan bagian yang masih tersisa kemudian
dijadikan salah sebuah bab catatan tentang musik, sebagai bagian kitab suci Li Ji Catatan Kesusilaan.
Himpunan kembali kitab-kitab suci inilah yang kemudian disebut: Lima Kitab atau Wujing. Selanjutnya oleh kaisar dinasti Han Wu Di
140-87 S.M. dengan dukungan usaha dari Dong Zhong Shu 179-104 S.M. Wujing dijadikan sebagai kitab suci bimbingan keagamaan segenap
rakyat dinasti Han.
Kitab Yang Lima atau Wujing itu adalah: a. Shi Jing 诗 经
Kitab Sanjak b. Shu Jing 书 经
Kitab Sejarah c. Yi Jing 易 经
Kitab Wahyu Perubahan d. Li Jing 礼 经
Kitab Kesusilaan e. Chun Qiu Jing 春 秋 经
Kitab Sejarah Chun Qiu