105
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
4 Sorang Junzi tahan
menderita. 5
Sorang Junzi mau berkumpul tidak mau
berkomplot.
6 Tiga hal yang
diperhatikan seorang Junzi.
7 Tiga hal yang
dimuliakan seorang Junzi.
8 Sembilan hal yang
dipikirkan seorang Junzi.
9 Yang dibenci seorang
Junzi. 10
Mengutamakan kepentingan umum.
106
Kelas XII SMASMK
Makna Tahun Baru Yinli Xin Chun
Bab VII
108
Kelas XII SMASMK
Peta Konsep
Tahun Baru Yinli di Indoneia
Penentuan Jatuhnya Xin
Chun Makna Tahun Baru
Yinli Tradisi memberi
Angpao Larangan-larangan
pada Tahun baru
Tahun Baru Yinli
Sistem Penanggalan
Sejarah dan Makna
Budaya dan Tradisi
Sistem Lunar
Sistem Solar
Sistem Lunisolar
Penentuan Awal Tahun Kalender
A. Pendahuluan
Ajaran Khonghucu tidak hanya menekankan masalah-masalah yang bersifat ajaran atau keyakinan kepada Tuhan atau tentang ritual dan
peribadahan. Keyakinan terhadap ajaran yang disampaikan oleh para nabi akan dijabarkan melalui pemikiran atau ilsafat, sehingga keyakinan tesebut
dapat dipahami dengan baik, dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
109
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Selanjutnya, untuk mempermudah dalam mepraktikan ajaran atau keyakinan yang sudah dijabarkan melalui ilsafat itu, diperlukan pengetahuan
atau ilmu tertentu. Misalkan, ilmu ekonomi dibentuk agar manusia dapat mencapai kemakmuran; ilmu hukum dibentuk agar manusia mendapatkan rasa
keadilan; ilmu bahasa dibentuk agar manusia dapat membangun komunikasi dengan lancar; ilmu kesehatan dibetuk agar manusia dapat memelihara
kesehatan pisik sehingga dapat melakukan aktivitas dengan lancar. Demikian seterusnya, semua ilmu dibentuk dalam rangka membatu atau mempermudah
manusia dalam megamalkan apa yang menjadi kenyakinannya, sekaligus dalam rangka menggenapi kodrat kemanusiannya.
Pada akhirnya, apa yang diajarkan oleh agama, dijabarkan oleh ilsafat, dan didukung oleh ilmu pengetahuan akan membentuk sebuah kebiasan yang
selanjutnya menjadi budaya membudaya. Agama mengajarkan tentang laku bakti, ilsafat menjabarkan apa dan
bagaimana laku bakti itu, pengetahuan menuntun secara teknis bagaimana mempraktikannya, dan akhirnya perilaku bakti itu menjadi sebuah budaya di
kalangan masyarakat Tionghoa. Dari sini menjadi jelas, bahwa ajaran agama yang bersumber dari Khonghucu itu pada akhirnya akan menjadi budaya di
kalangan masyarakat Tionghoa.
Berbicara agama berarti berbicara tentang ajaran dan keyakinan. Dalam dunia yang diwarnai dengan segala perbedaan, termasuk perbedaan agama
keyakinan maka akan terjadi banyak pertentangan-pertentangan karena perbedaannya. Oleh karenanya, dalam perbedaan keyakinan agama manusia
tidak dapat benar-benar bertemu dalam satu titik persamaan. Nabi Kongzi menasihati: “Bila berlainan jalan suci keyakinan jangan berdebat”. Sabda
suci. XV: 40.
Serupa dengan hal itu, dalam ilsafat juga akan ditemukan perbedaan- perbedaan. Berbeda aliran, maka akan berbeda pandangan, pemikiran, dan
pemahaman. Begitu pun dalam ilmu pengetahuan, berbeda disiplin ilmu akan berbeda sudut pandang.
Namun pertentangan karena perbedaan-perbedaan itu, baik perbedaan dari sudut pandang agama, ilsafat, atau pun ilmu pengetahuan, akan menjadi
hilang ketika semua itu telah menjadi budaya membudaya. Upacara-upacara atau persembahyangan yang ada dalam agama
Khonghucu seringkali diidentikan dengan acara budaya. Hal ini menjadi