88
Kelas XII SMASMK
Nabi Kongzi bersabda, “Majunya seorang Junzi menuju ke atas berkembang, dan majunya seorang Xiaoren itu menuju ke bawah”.
Sabda Suci. XIV: 23 Arah perubahan inilah yang secara signiikan membedakan antara
seorang Junzi dan seorang Xiaoren. Seorang Junzi selalu berubah menjadi lebih baik, ini adalah prinsip dasar dan hakikat seorang Junzi.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 6.1 Seorang Junzi bergerak menuju ke atas
Tidak perduli dimana level seseorang saat ini. Di manapun ia berada, prinsipnya adalah ia harus menuju ke atas berubah menjadi lebih baik,
atau dengan kata lain berkembang. Serupa dengan hal itu, maka ketika seseorang berubah ke arah yang lebih buruk, makan ia adalah Xiaoren.
Jadi bukan level atau kelas sebagai ukurannya, tetapi arah perubahan yang akan menentukan seseorang itu Junzi atau Xiaoren.
2. Menuntut Diri Sendiri a. Kambing Hitam
Hal pertama apa yang kalian pikirkan sebagai alasan atau penyebab ketika terlambat sampai ke suatu tempat? Jalanan macet,
bertemu sekian kali lampu merah, hujan lebat atau karena tegesa-gesa sehingga mengalami insiden kecil. Kendaraan mogok, roda kendaraan
yang bocor, dan karena ini danatau karena itu.
Beberapa alasan tersebut memang sepertinya masuk akal terjadi di luar kendali diri, tetapi kalian tentu tahu kapan saat-saat terjadi
kemacetan lalu lintas, jadi mengapa tidak berangkat lebih awal? Kalian tentu tahu bahwa lampu lalu lintas berfungsi untuk mengatur
kelancaran lalu lintas, mengapa kalian tidak berpikir bagaimana
89
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
seandainya tidak ada lampu lalu lintas? Kalian juga tahu kemungkinan turun hujan karena sedang berada di musim penghujan, mengapa
tidak ‘sedia payung sebelum hujan’? Bahkan sebuah kecelakaan atau kendaraan mogok, apakah kalian yakin benar bahwa ini memang
mutlak di luar kendali kalian? Atau memang sudah ‘nasib buruk’ kalian hari ini? Atau alam memang sudah mengaturnya demikian?
Mungkin ada beberapa hal yang memang di luar kendali kita, tetapi coba renungkan kembali penyebab dasar yang benar-benar
mendasar dari keterlambatan itu. Kita terlambat menyelesaikan pekerjaan karena terlambat memulainya. Kita terlambat bangun
karena terlambat tidur. Sebuah rapat terlambat selesai karena terlambat dimulai, dan seterusnya. Pernyataan ini kiranya lebih bijaksana
daripada menyalahkan hal-hal lain sebagai sebab dari keterlambatan kita.
Hal berikut ini mungkin lebih menyedihkan lagi. Ketika seseorang melakukan kesalahan yang jelas-jelas karena kecerobohannya, ia
akan mengatakan saya ’khilaf’ atau tergoda bisikan ’setan’. Kemudian, ketika ia mengalami kesalahan karena kurang perhitungan, ia akan
mengatakan: “Tuhan sedang menguji saya”. Hingga sepertinya ia tidak pernah melakukan kesalahan atas sebab dari dirinya sendiri,
selalu saja ada alasan. Sampai pada satu kesimpulan, sebenarnya manusia sulit mengakui atau berusaha mencari sebab-sebab kesalahan
dari dirinya sendiri.
Jangan pernah menyalahkan siapa pun atau apa pun, mencari kambing hitam atas
kesalahan atau kekalahan yang kita alami. Jangan menjadi orang picik Xiaoren yang
selalu mencari sebab-sebab kesalahan dari luar dirinya, selalu mencari ’kambing hitam’ atas
kesalahan yang dilakukannya.
Mengzi berkata, “Kalau mencintai seseorang, tetapi orang itu tidak menjadi
dekat; periksalah apakah kita sudah berlandas Cinta Kasih. Kalau memerintah seseorang,
tetapi orang itu tidak mau menurut; periksalah Nabi Kongzi bersabda:
”Besikap keras kepada diri sendiri
dan bersikap lunak kepada orang lain, akan
menjauhkan sesalan orang”. Sabda Suci.
XV: 15
Penting