13
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
mengusahakannya, meski tidak tepat benar, niscaya tidak jauh dari yang seharusnya. Sesungguhnya, tiada yang harus lebih dahulu, belajar merawat
bayi baru boleh menikah”. Ajaran Besar. Bab IX: 2.
“…Ada hal yang tidak dilakukan, tetapi hal yang dilakukan bila belum dapat dilaksanakan sepenuhnya janganlah dilepaskan…”
Pentingnya Arti Kesungguhan
Zizhang berkata, “Seorang yang memegang kebajikan tetapi tidak mengembangkannya, percaya akan jalan suci tetapi tidak sungguh-
sungguh; ia ada, tidak menambah, dan tidak adapun tidak mengurangi”. Sabda Suci. XIX: 2
D. Belajar Berarti Praktik
Filsafat belajar yang benar adalah, bahwa belajar berarti praktik. Karena pengetahuan tentang apa pun yang benar dan baik, betapa pun hebatnya
bila tidak dipraktikkan tidak akan ada manfaatnya. Maka belajar yang baik adalah: “Mengajarkannya pada orang lain”. Selanjutnya, pelajaran itu
diinternalisasikan dalam kehidupan. Kerjakan apa yang kita ajarkan pada orang lain, dan ajarkan apa yang mampu dan telah kita kerjakan.
Maka, cara terbaik untuk membuat orang lain belajar adalah mengubahnya menjadi pengajar. Ketika kita mengajarkan atau membagikan apa yang kita
pelajari kepada orang lain, secara tidak langsung kita telah berjanji kepada orang-orang tadi bahwa kita akan melakukan hal-hal yang kita pelajari, dan
secara alamiah kita akan termotivasi untuk ’menghidupi’ apa-apa yang kita pelajari.
Kesediaan kita untuk membagi itu juga akan menjadi dasar bagi pembelajaran, komitmen dan motivasi yang lebih dalam, yang membuat
perubahan menjadi sesuatu yang sah, dan terbentuk suatu tim pendukung. Kita juga akan menemukan bahwa dengan berbagi itu, akan tercipta ikatan dengan
orang lain.
Belajar tetapi tidak melakukan adalah tidak belajar. Dengan kata lain, memahami sesuatu tetapi tidak menerapkannya sama saja dengan tidak
memahami.
14
Kelas XII SMASMK
Mengetahui tetapi tidak melakukan sesungguhnya sama saja dengan
tidak mengetahui.
Mengetahui kebenaran tetapi tidak melakukannya, itulah tiada keberanian.
Pengetahuan paling baik dipelajari bukan dengan merenung atau
meditasi, melainkan dengan tindakan.
Penting
Nabi Kongzi bersabda: “Biar ada makanan yang lezat, jika tidak dimakan, orang tidak tahu bagaimana rasanya; biar ada jalan suci yang agung, jika tidak
belajar, orang tidak tahu bagaimana kebaikannya. Maka, belajar menjadikan orang tahu kekurangan dirinya, dan mengajar menjadikan orang tahu
kesulitannya. Dengan mengetahui kekurangan dirinya, orang dipacu mawas diri; dan dengan mengetahui kesulitannya, orang dipacu menguatkan diri.
Maka dikatakan, ‘Mengajar dan belajar itu saling mendukung’. Di dalam Wat Bing tersurat: ‘Mengajar itu setengah belajar’. Shu Jing. VIII. III: 5
1. Pengetahuan dan Latihan
Istilah praktik atau latihan, dalam bahasa Mandarin Zhongwen adalah Xi. Aslinya, Xi berarti seekor burung kecil sedang belajar terbang,
dengan bimbingan induknya yang mencoba berkali-kali sebelum ia dapat terbang membumbung tinggi ke angkasa.
Dari sini kelihatan bahwa belajar dan praktik saling kebergantungan, dan merupakan sesuatu yang tak dapat dipisahkan. Zhu Xi membandingkan
pengetahuan dan praktik seperti dua buah roda gerobak atau sepasang sayap burung. Apabila salah satu dari roda atau sayap hilang, gerobak
tidak dapat bergerak dan burung tidak dapat terbang seperti daya ‘Yin’ dan ‘Yang’ saling melengkapimenggenapi. Pengetahuan dan praktik
selalu saling mendukung satu sama lain. Hal ini seperti juga seseorang yang tidak dapat berjalan tanpa kaki meskipun ia mempunyai mata, dan
seorang tidak dapat melihat tanpa mata meskipun ia mempunyai kaki.
Zhu Xi mengatakan, bahwa pengetahuan dan praktik tidak dapat dipisahkan. Kita harus terus berusaha untuk mendapatkan keduanya
pengetahuan dan praktik. Semakin jelas pengetahuan seseorang, maka semakin bermanfaatlah praktiknya. Semakin bermanfaat praktik atau
unjuk kerja seseorang, semakin jelaslah pengetahuannya.