99
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
d. Belajar dari Kesalahan
Tidak ada seorangpun yang luput dari kesalahan. Kesalahan itu manusiawi. Namun harus diingat, sebagaimana diungkapkan bahwa
’hanya rusa bodoh yang terjerembab dua kali di lubang yang sama’. Jadi, mengapa kita tidak belajar dari setiap kesalahan yang kita
lakukan? Atau kita membiarkan diri menjadi rusa bodoh?
Kesalahan terjadi karena penilaian yang kurang tepat, tetapi kesalahan memberikan kita pengalaman untuk selanjutnya membuat
kita dapat memberikan penilaian yang tepat. Demikianlah, penilaian yang kurang tepat menimbulkan kesalahan, sementara kesalahan itu
sendiri memberikan pengalaman, dan pengalaman menjadikan kita belajar untuk memiliki penilaian yang tepat. Belajar secara terus-
menerus, dan kesalahan adalah bagian dari proses belajar.
e. Membatasi Diri
Tugas kita adalah membatasi diri untuk mengeliminir kesalahan. Sebagaimana disabdakan Nabi Kongzi: “Orang yang dapat membatasi
dirinya, sekali pun mungkin berbuat salah, pasti jaranglah terjadi”. Sabda Suci. IV: 23
Hal penting dalam usaha membatasi diri dari kesalahan adalah dengan menyadari baik-baik sifat kepribadian kita, karena dari
situlah kesalahan-kesalahan kita lakukan. Orang yang pendiam menjadi tetap diam pada saat seharusnya ia bicara ini kesalahan.
Orang yang suka bicara menjadi terus bicara pada saat ia seharusnya diam, ini kesalahan. Orang yang lembut dan perasa menjadi mudah
menduga-duga berdasarkan perasaannya, ini kesalahan. Orang yang santai menjadi tetap santai pada saat seharusnya ia bersikap serius, ini
kesalahan.
Hati-hati dengan sifat kepribadian kita karena dari situlah kita sering melakukan kesalahan. Menyadari akan sifat kepribadian kita
adalah langkah awal untuk membatasi diri dari kesalahan.
100
Kelas XII SMASMK
Aktivitas 6.3
Diskusi Kelompok
Diskusikan maksud ayat berikut ini. Nabi bersabda: “Adapun kesalahan seseorang itu masing-masing
sesuai dengan sifatnya. Bahkan dari kesalahannya dapat diketahui apakah ia seorang yang berpericinta kasih”. Sabda Suci. IV: 7
5. Berbuat Sesuai Kedudukan
Secara umum kita semua mempunyai predikat yang sama yaitu sebagai manusia. Karena predikat sama, maka semua memiliki kewajiban
yang sama dalam predikatnya sebagai manusia, yaitu ‘membina diri’. Dalam kitab Ajaran Besar Daxue bab utama pasal 6 tersurat: “Karena
itu dari raja sampai rakyat jelata mempunyai satu kewajiban yang sama, yaitu mengutamakan pembinaan diri sebagai pokok”.
Namun dalam kesamaan peranpredikatnya sebagai manusia, masing- masing orang memiliki keadaan yang berbeda beda. Artinya, bentuk dan
standarukuran dari pembinaan atau pengembangan diri setiap orang tidak dapat disamakan. Maka dikatakan, “Seorang Junzi berbuat sesuai dengan
kedudukannya, ia tidak ingin berbuat luar daripadanya”. Ajaran Besar. XIII: 1-4
1 “Di kala kaya dan berkedudukan mulia, ia berbuat sebagaimana layaknya seorang kaya dan berkedudukan mulia, di kala miskin dan
berkedudukan rendah, ia berbuat sebagaimana layaknya seorang miskin dan berkedudukan rendah; di kala berdiam di antara suku
Ie dan Tik, ia berbuat sebagaimana layaknya suku Ie dan Tik; Di kala sedih dan menghadapi kesukaran, ia berbuat sebagaimana
layaknya seorang yang sedih dan menghadapi kesukaran. Maka seorang Junzi di dalam keadaan bagaimana pun selalu berhasil
menjaga dirinya”.
2 “Di kala berkedudukan tinggi ia tidak meremehkan bawahan, dan di kala berkedudukan rendah ia tidak menjilat kepada atasannya, ia
hanya meluruskan diri dan menempati diri dan tidak mencari-cari