Pematuhan Bidal Kemurahhatian Bidal-bidal Prinsip Kesantunan yang Dipatuhi dalam Penggalan

MEREKA BERSALAMAN. AGUS : Baik, baik, terima kasih, bagaimana dengan Bapak? RUKMANA : Baik, baik. Terima kasih atas doamu, dan seterusnya ... duduklah. Data 52 Tuturan yang dilakukan oleh Pak Rukmana dikatakan mematuhi bidal ketimbangrasaan karena memaksimalkan keuntungan kepada pihak lain Agus. Pemaksimalan keuntungan dilakukan dengan cara memberikan pujian kepada Agus yang datang bertamu ke rumahnya. Hal ini Pak Rukmana meminimalkan keuntungan kepada dirinya sendiri karena berusaha menyambut tamu Agus dengan ramah. Adapun terlihat pada tuturan, yakni Baik, baik. Terima kasih atas doamu, dan seterusnya ... duduklah. Penggunaan kata terima kasih membuat tuturan tersebut terasa santun.

4.1.1.2 Pematuhan Bidal Kemurahhatian

Pematuhan terhadap prinsip kesantunan bidal kemurahhatian terjadi apabila tuturan yang dilakukan oleh peserta tutur mengandung makna menghormati. Penghormatan akan terjadi apabila peserta tutur dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan kadar keuntungan bagi pihak lain. Penggalan wacana drama komedi saduran yang berisi tuturan mematuhi bidal kesantunan kemurahhatian sebagai berikut. 6 KONTEKS : BILAL MENAGIH HUTANG KEPADA NYONYA MARTOPO SAMBIL MENGELUH KARENA SEIAP ORANG YANG DITAGIHNYA TAK ADA YANG MAU MEMBAYAR. BILAL : Jadi nyonya tak bisa bayar. NYONYA : Tak bisa BILAL : Hmm, itukah kata nyonya yang terakhir? NYONYA : Yang terakhir. BILAL : Sungguh-sungguh. NYONYA : Sungguh-sungguh. BILAL : Terima kasih mengangkat bahu. Dan mereka mengharapkan saya untuk menahan diri. Seandainya ada saja yang membayar hutangnya kan lumayan juga Tapi tidak Saya telah berusaha keras. Data 5 Tuturan Bilal dikatakan mematuhi bidal kemurahhatian karena tuturan tersebut mengandung makna memaksimalkan keuntungan pada pihak lain dan berusaha menambahi pengorbanan pada diri sendiri. Memaksimalkan keuntungan pada pihak lain yang dimaksudkan adalah Bilal tetap mengucapkan terima kasih kepada Nyonya Martopo, sekalipun sebenarnya ia ingin marah kepada Nyonya Martopo karena tidak bisa melunasi hutangnya sesuai yang ia harapkan. Padahal Darmo telah berusaha keras menagih hutang ke sana-ke mari dan rela tinggal di tempat yang banyak kepidingnya namun tak ada yang bisa membayar hutangnya. Dengan adanya tuturan Terima kasih mengangkat bahu. Dan mereka mengharapkan saya untuk menahan diri. Seandainya ada saja yang membayar hutangnya kan lumayan juga Tapi tidak Saya telah berusaha keras, tampak bahwa Bilal menambahi pengorbanan pada dirinya sendiri yang terlihat dengan adanya penggunaan kata terima kasih. Tuturan yang mematuhi bidal kemurahhatian juga tampak pada penggalan wacana drama komedi saduran sebagai berikut. 7 KONTEKS : AGUS YANG SETENGAH SADAR MEMPEROLEH KABAR DARI PAK RUKMANA KALAU RATNA MENERIMA LAMARANNYA DAN RATNA MENYETUJUI PERKATAAN PAK RUKMANA. AGUS : Ooo ... hatiku ... Pasti hancur, pundakku sudah linu. Mengapa pundakku? Oh ... Aku pasti mati ... JATUH KE KURSI RUKMANA : Aku pasti lemas susah bernapas, kurang hawa. RATNA : Ia mati ... Ia mati ... RUKMANA : Siapa mati? MELIHAT AGUS Dia benar-benar telah mati, ya Tuhan Dokter MELETAKKAN AIR DI BIBIR AGUS Minum ... Ia tidak mau minum. Jadi dia mati, dan seterusnya ... Mengapa aku tidak menembak diriku? Beri aku pistol ... Pisau AGUS BERGERAK-GERAK kukira ia hidup...Minumlah, Agus ... AGUS : BERKUNANG-KUNANG Dimana aku? RUKMANA : Sebaiknya kau segera kawin, dan seterusnya, persetan kalian. Dia menerima lamaranmu dan akan kuberikan anakku kepadamu. Data 89 Tuturan yang dilakukan oleh Pak Rukmana dikatakan mematuhi bidal kemurahhatian karena memaksimalkan keuntungan pada pihak lain Agus. Pemaksimalan dilakukan dengan memberikan minum pada Agus yang mendadak sakit di rumahnya. Hal ini tampak pada tuturan, yakni kukira ia hidup...Minumlah, Agus. 8 KONTEKS : RATNA DENGAN RENDAH HATI MENYAPA AGUS TUBAGUS YANG BERTAMU DI RUMAHNYA. RATNA : Ooo ... Kau. Mengapa ayah mengatakan ada pembeli mau mengambil barangnya? Apa kabar Agus Tubagus? AGUS : Apa kabar Ratna Rukmana yang baik? RATNA : Maafkan bajuku jelek. Aku sedang mengiris buncis di dapur, mengapa sudah lama tak datang? Duduklah. MEREKA DUDUK Sudah makan? Mau rokok? Ini koreknya . Hari ini terang sekali sehingga petani-petani tak bisa bekerja. Sudah berapa jauh hasil panenmu? Sayang, saya terlalu serakah memotong tanaman. Sekarang aku menyesal karena aku takut busuk nantinya. Dan aku seharusnya menunggu. Data 56 Tuturan yang dilakukan oleh Ratna dikatakan mematuhi bidal kemurahhatian karena memaksimalkan keuntungan kepada pihak lain dan meminimalkan keuntungan kepada diri sendiri. Pemaksimalan keuntungan tampak pada tuturan, yakni Duduklah. MEREKA DUDUK Sudah makan? Mau rokok? Ini koreknya. Hal ini karena Ratna sebagai tuan rumah dengan murah hati menawarkan segala jamuan kepada sang tamu Agus yang datang ke rumahnya, sekalipun sebenarnya persediaaan makanan di rumahnya sudah mulai habis karena sudah pada membusuk.

4.1.1.3 Pematuhan Bidal Keperkenanan

Dokumen yang terkait

Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Naskah Drama Bardji Barbeh Karya Catur Widya Pragolapati

3 54 122

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

0 7 12

PENDAHULUAN Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

1 30 7

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

0 6 14

ANALISIS PENGGUNAAN INTERJEKSI PADA NASKAH DRAMA “PESTA PARA PENCURI” KARYA JEAN ANNAULIH SADURAN Analisis Penggunaan Interjeksi Pada Naskah Drama “Pesta Para Pencuri” Karya Jean Annaulih Saduran Rachman Sabur: Kajian Linguistik.

0 1 13

KEGELISAHAN BATIN NYONYA MARTOPO DALAM NASKAH DRAMA ORANG-ORANG KASAR PENAGIH HUTANG KARYA ANTON Kegelisahan Batin Nyonya Martopo Dalam Naskah Drama Orang-Orang Kasar Penagih Hutang Karya Anton Chekov: Analisis Psikologi Sastra.

0 1 12

PENDAHULUAN Kegelisahan Batin Nyonya Martopo Dalam Naskah Drama Orang-Orang Kasar Penagih Hutang Karya Anton Chekov: Analisis Psikologi Sastra.

5 30 27

KEGELISAHAN BATIN NYONYA MARTOPO DALAM NASKAH DRAMA ORANG-ORANG KASAR PENAGIH HUTANG KARYA ANTON Kegelisahan Batin Nyonya Martopo Dalam Naskah Drama Orang-Orang Kasar Penagih Hutang Karya Anton Chekov: Analisis Psikologi Sastra.

2 21 18

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DRAMA PINANGAN KARYA ANTON CHEKOV PENDEKATAN PSIKOANALISIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP

0 4 83

Contoh Naskah Drama Tujuh Orang

10 82 1