Bidal Keperkenanan Approbation Maxim Bidal Kerendahhatian Modesty Maxim

2.2.2.3 Bidal Keperkenanan Approbation Maxim

Bidal keperkenanan adalah petunjuk untuk meminimalkan penjelekan terhadap pihak lain dan memaksimalkan pujian kepada pihak lain. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek atau menjelekkan merupakan tindakan tidak menghargai orang lain. Tuturan yang lazim digunakan selaras dengan bidal keperkenanan ini adalah tuturan ekspresif dan asertif Leech 1983:132. Tuturan 15 B berikut ini mematuhi bidal keperkenanan, sebaliknya tuturan 16 B melanggarnya. 15 A : Mari Pak, seadanya B : Terlalu banyak, sampai-sampai saya susah memilihnya. 16 A : Mari Pak, seadanya B : Ya, segini saja nanti kan habis semua. Tuturan 15 B mematuhi bidal keperkenanan karena penutur meminimalkan penjelekan terhadap orang lain dan memaksimalkan pujian kepada pihak lain itu. Sementara itu, tuturan 16 B melanggar bidal ini karena meminimalkan penjelekkan kepada diri sendiri dan memaksimalkan pujian kepada diri sendiri.

2.2.2.4 Bidal Kerendahhatian Modesty Maxim

Di dalam bidal kerendahhatian, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri dan memaksimalkan penjelekan kepada diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong dan congkak hati apabila di dalam kegiatan bertutur selalu memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri. Tuturan yang lazim digunakan pada bidal kerendahhatian ini adalah tuturan ekspresif dan asertif Leech 1983:132. Tuturan 17, 18 berikut merupakan tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan bidal kerendahhatian. 17 Ibu A : “Nanti Ibu yang memberi sambutan ya dalam rapat Dasa Wisma” Ibu B : “Waduh,.....nanti grogi aku.” 18 Sekretaris A : “Dik, nanti rapatnya dibuka dengan doa dulu, ya Anda yang memimpin” Sekretaris B : “Ya, Mbak. Tapi, saya jelek, lho.” Tuturan-tuturan 17 dan 18 itu memaksimalkan penjelekan kepada diri sendiri dan memaksimalkan pujian kepada diri sendiri. Karena sesuai dengan bidal kerendahhatian, tuturan 17 dan 18 itu merupakan tuturan yang santun.

2.2.2.5 Bidal Kesetujuan Aggreement Maxim

Dokumen yang terkait

Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Naskah Drama Bardji Barbeh Karya Catur Widya Pragolapati

3 54 122

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

0 7 12

PENDAHULUAN Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

1 30 7

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA Kesantunan Imperatif Pada Naskah Drama Gerr Karya Putu Wijaya.

0 6 14

ANALISIS PENGGUNAAN INTERJEKSI PADA NASKAH DRAMA “PESTA PARA PENCURI” KARYA JEAN ANNAULIH SADURAN Analisis Penggunaan Interjeksi Pada Naskah Drama “Pesta Para Pencuri” Karya Jean Annaulih Saduran Rachman Sabur: Kajian Linguistik.

0 1 13

KEGELISAHAN BATIN NYONYA MARTOPO DALAM NASKAH DRAMA ORANG-ORANG KASAR PENAGIH HUTANG KARYA ANTON Kegelisahan Batin Nyonya Martopo Dalam Naskah Drama Orang-Orang Kasar Penagih Hutang Karya Anton Chekov: Analisis Psikologi Sastra.

0 1 12

PENDAHULUAN Kegelisahan Batin Nyonya Martopo Dalam Naskah Drama Orang-Orang Kasar Penagih Hutang Karya Anton Chekov: Analisis Psikologi Sastra.

5 30 27

KEGELISAHAN BATIN NYONYA MARTOPO DALAM NASKAH DRAMA ORANG-ORANG KASAR PENAGIH HUTANG KARYA ANTON Kegelisahan Batin Nyonya Martopo Dalam Naskah Drama Orang-Orang Kasar Penagih Hutang Karya Anton Chekov: Analisis Psikologi Sastra.

2 21 18

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DRAMA PINANGAN KARYA ANTON CHEKOV PENDEKATAN PSIKOANALISIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP

0 4 83

Contoh Naskah Drama Tujuh Orang

10 82 1