4.1.1.4 Pematuhan Bidal Kerendahhatian
Pematuhan terhadap prinsip kesantunan bidal kesederhanaan atau bidal kerendahhatian terjadi apabila tuturan yang dilakukan oleh peserta tutur berusaha
meminimalkan pujian kepada diri sendiri dan memaksimalkan penjelekkan kepada diri sendiri. Peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan
cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Orang akan dikatakan congkak apabila di dalam kegiatan bertutur selalu memuji dan mengunggulkan dirinya
sendiri. Penggalan wacana drama komedi saduran yang berisi tuturan mematuhi
prinsip kesantunan bidal kerendahhatian sebagai berikut.
12 KONTEKS : TUAN BAITUL BILAL BERSEMANGAT MENANTANG NYONYA MARTOPO TANPA
MEMPERDULIKAN PERMINTAAN DARMO. BILAL : Oh, senapan angin Boleh saja
NYONYA : Dengan gembira saya akan menembus kepala tuan. Semoga tuan dimakan syeitan MENGAMBIL
SENAPAN, MASUK BILAL : Akan saya tembak alis matanya yang bagus itu.
Saya bukan orang banyak cincong, bukan pula pemuda hijau yang sentimental. Bagi saya tak ada
“sex yang lemah”.
DARMO : Oh, tuan BERLUTUT Kasihanilah saya, seorang tua seperti saya ini. Pergilah. Tuan
sudah menakut-nakuti saya sampai hampir mati, dan sekarang tuan ingin berduel pula.
BILAL : TAK PERDULI Ya, duel Itulah persamaan, itulah emansipasi. Dengan begitu lelaki dan
wanita sama. Saya akan menembaknya demi prinsip ini. Apalagi yang harus saya katakan
terhadap wanita semacam dia.
Data 22
Tuturan Darmo dikatakan mematuhi bidal kerendahhatian karena tuturan tersebut berusaha meminimalkan pujian kepada diri sendiri dan lebih
memaksimalkan penjelekkan terhadap diri sendiri. Pemaksimalan penjelekkan terhadap diri sendiri tampak pada tuturan, yakni Oh, tuan BERLUTUT
Kasihanilah saya, seorang tua seperti saya ini. Pergilah. Tuan sudah menakut- nakuti saya sampai hampir mati, dan sekarang tuan ingin berduel pula. Tuturan
Darmo tersebut mengandung makna memohon dengan cara bersikap rendah hati kepada Tuan Bilal yang telah menakutinya dan membuat keributan dengan
mengajak duel tuan rumahnya Nyonya Martopo. Tuturan yang mematuhi bidal kerendahhatian juga tampak pada penggalan
wacana drama komedi saduran sebagai berikut.
13 KONTEKS : TUAN BAITUL BILAL MENGELUH KEPADA
NYONYA MARTOPO KARENA DIA TELAH JATUH CINTA DENGAN NYONYA MARTOPO.
BILAL : Selamat tinggal
NYONYA : Ya, pergilah MENANGIS Kenapa pergi? Tunggu – Tidak, pergi Oh alangkah
marahnya saya ini Jangan mendekat…, oh…, kemarilah…, jangan... jangan
dekat-dekat. BILAL :
Saya marah kepada diri saya sendiri. Jatuh cinta seperti anak sekolah, berlutut dan menghiba-hiba. Saya merasa
demam. Saya cinta kepadamu. Ini sehat. Apa yang saya butuhkan, ialah jatuh cinta. Besok pagi saya harus
membayar bunga ke bank, panen kopi sudah tiba, dan kemudian muncullah Nyonya MENCIUM TANGAN
NYONYA MARTOPO
Data 29 Tuturan yang dilakukan oleh Bilal mematuhi bidal kerendahhatian karena
tuturan tersebut mengandung makna meminimalkan pujian kepada diri sendiri dan memaksimalkan penjelekan kepada diri sendiri. Secara tidak langsung Bilal tidak
marah kepada Nyonya Martopo yang telah mengusirnya akan tetapi Bilal dengan langsung menjelek-jelekkan dirinya di hadapan Nyonya Martopo karena ia telah
jatuh cinta seperti anak kecil. Tuturan Bilal tersebut santun karena berusaha meminimalkan pujian pada dirinya sendiri di hadapan Nyonya Martopo. Hal
tersebut dibuktikan dengan tuturan Saya marah kepada diri saya sendiri. Jatuh cinta seperti anak sekolah, berlutut dan menghiba-hiba.
14 KONTEKS : NIK MENGATAKAN KEPADA TUAN SVIET KALAU DIA TIDAK BISA MEMAINKAN
SULING. NIK
: Tuanku, aku tak pandai. SVIET
: Kuharap kau. NIK
: Percayalah, aku tak pandai. SVIET
: Ini mudah saja seperti berbaring-baring : tutuplah lubang- lubang itu dengan jari, keluarkan napas dari mulutmu, dan
nanti akan terdengar musik yang amat merdu. Perhatikan, itu penutupnya.
NIK : Tetapi, itulah yang aku tidak bisa memakainya agar
cocok. aku tak ahli.
Data 100 Tuturan yang dilakukan oleh Nik dikatakan mematuhi bidal kerendahhatian
karena memaksimalkan penjelekkan kepada diri sendiri. Pemaksimalan penjelekkan tampak pada tuturan, yakni Tetapi, itulah yang aku tidak bisa
memakainya agar cocok. aku tak ahli. Pada tuturan tersebut Nik berusaha rendah hati dengan meyakinkan kepada Sviet kalau ia tidak bisa bermain suling. Tuturan
Nik tampak sekali bahwa Nik bersikap santun kepada Tuan Sviet yang menyuruhnya bermain suling.
4.1.1.5 Pematuhan Bidal Kesetujuan