3. Komedi Drama Ria
Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan di dalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan
kebahagiaan. Lelucon bukan tujuan utama dalam komedi, tetapi drama ini bersifat humor dan pengarangnya berharap akan menimbulkan kelucuan atau tawa riang.
Kelucuan bukan tujuan utama, maka nilai dramatik dari komedi meskipun bersifar ringan masih tetap terpelihara. Nilai dramatik tidak dikorbankan untuk
kepentingan mencari kelucuan. Hal ini berbeda dengan dagelan yang mudah mengorbankan nilai dramatik dari lakon demi kepentingan mencari kelucuan itu.
Drama komedi ditampilkan tokoh yang tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tetapi lucu. Dalam cerita jenaka kita mengenal tokoh-tokoh Pak Pandir, Pak
Belalang, Si Luncai, Musang Berjanggut, Abu Nawas dan Si Kabayan yang merupakan tokoh lucu. Cerita-cerita jenaka tersebut mirip dengan komedi karena
struktur lakonnya tidak boleh dikorbankan demi kelucuan semata-mata. Drama yang berasal dari Barat juga menampilkan tokoh-tokoh komedi
seperti yang kita kenal dalam cerita jenaka tersebut. Drama Shakespeare yang bercorak adalah “Saudagar Venesia” dan “Impian di Tengah Musim”. Drama-
drama komedi karya Aristophanes, Moliere, dan Bernard Shaw secara brilliant menampilkan sifat tolol yang naif dari tokohnya.
Tokoh-tokoh komedi di samping tokoh bloon atau bijaksana dapat juga berupa orang tua yang bodoh jatuh cinta kepada gadis remaja, pesolek sombang
yang bergaya berlebih-lebihan, sehingga terjatuh dan mendapat malu, bandit lihai yang tertangkap basah oleh tokoh yang tampaknya tidak berdaya, dan sebagainya.
Untuk memahami sebuah komedi diperlukan latar belakang kebudayaan dari mana komedi itu berasal. Kisah tentang perdebatan anjing seperti dalam
“Pinangan” karya Anton Chekov sulit diterima sebagai komedi lucu dalam alam negeri kita dan agar lucu kiranya perlu disadur disesuaikan dengan alam budaya
kita, tetapi di Rusia komedi “Pinangan” ini cukup lucu. Untuk penonton tertentu sebuah komedi boleh jadi dirasakan terlalu tinggi
oleh penonton yang lain, komedi yang sama mungkin terlalu rendah. Daya apresiasi penonton berhubungan dengan pemahaman latar belakang budaya
sebuah komedi. Kesesuaian budaya dan pengalaman berpengaruh terhadap lucu tidaknya komedi.
4. Dagelan Farce