31 KONTEKS : TUAN SVIET BERCERITA TERKAIT DIRINYA KEPADA NIK.
SVIET : Aku seorang laki-laki. Aku hidup. Aku punya darah
dalam pembuluhku, bukan air. Aku laki-laki terhormat Nikitushka. Dari keluarga baik-baik.
Sebelum aku masuk ke dalam lubang celaka ini, aku jadi tentara, perwira pasukan meriam…Aku
anak muda yang baik, betapa cakap, gagah, kuat dan bersemangat. Demi Tuhan, apa tujuanku
sebenarnya, kemudian aku menjadi pemain sandiwara, Nikitushka.
NIK : Sudah waktunya kau tidur tuan Vassilit Vassilitch.
Data 96 Tuturan yang dilakukan oleh Tuan Sviet dikatakan melanggar bidal
kerendahhatian karena dengan tuturan tersebut Sviet memaksimalkan pujian terhadap dirinya sendiri. Sviet memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri kepada
Nik. Hal ini Sviet menyombongkan dirinya kepada Nik. Pemaksimalan pujian tampak pada tuturan, yakni Aku laki-laki terhormat Nikitushka. Dari keluarga
baik-baik. Sebelum aku masuk ke dalam lubang celaka ini, aku jadi tentara,
perwira pasukan meriam…Aku anak muda yang baik, betapa cakap, gagah, kuat.
4.1.2.5 Pelanggaran Bidal Kesetujuan
Pelanggaran bidal kesetujuan terjadi apabila tuturan yang dilakukan oleh peserta tutur memaksimalkan ketidaksetujuan antara diri sendiri dengan pihak lain
dan berusaha meminimalkan kesetujuan antara diri sendiri dengan pihak lain. Apabila terdapat ketidaksetujuan atau ketidakcocokan antara diri penutur dengan
mitra tutur dalam kegiatan bertutur, maka dapat dikatakan bahwa masing-masing dari mereka bersikap tidak santun.
Penggalan wacana drama komedi saduran yang berisi tuturan melanggar prinsip kesantunan bidal kesetujuan sebagai berikut.
32 KONTEKS : AGUS TUBAGUS MENJELASKAN KEPADA RATNA KALAU TANAH SARI GADING ITU
MILIK KELUARGANYA. AGUS :
GUGUP Begini
Ratna Rukmana yang baik. Sebabnya ialah: aku sudah memastikan bahwa
ayahmu ingin agar kau mendengarkan langsung dari aku. Tentunya kau tak mengharapkan hal ini. Dan
mungkin kau akan marah. Tapi, oh ... betapa dinginnya. MINUM
RATNA : Ada apa? HENING
AGUS : Baik. Akan kusingkat saja. Ratna Rukmana yang
manis, bahwa sejak kecil aku mengenal kau dan keluargamu, almarhum bibiku dari suaminya, dari
mana aku, seperti kau ketahui, diwarisi tanah dan rumah, selalu menaruh hormat dan menjunjung
tinggi ayah dan ibumu. Dan keluarga Jayasasmita, ayahku, dan keluarga Raden Rukmana, ayahmu,
selalu rukun dan boleh dikatakan sangat intim. Terlebih-lebih lagi seperti kau ketahui, tanahku
berdampingan dengan tanahmu, barangkali kau masih ingat Lapangan “Sari Gading”-ku yang
dibatasi oleh pohon-pohon ...
RATNA : Maaf, saya memotong. Kau katakan Lapangan “Sari Gading“ apa benar itu milikmu?
AGUS : Ya, itu milikku.
RATNA : Jangan keliru. Lapangan “Sari Gading“ adalah
milik kami. Bukan milikmu.
Data 57
Tuturan yang dilakukan oleh Ratna dikatakan melanggar bidal kesetujuan karena memaksimalkan ketidaksetujuan kepada pihak lain Agus. Pengakuan
yang disampaikan Agus kepada Ratna ditanggapi dengan kurang baik karena Ratna tidak sepakat dengan Agus terkait kepemilikan tanah Sari Gading. Ratna
bersikeras mengakui tanah Sari Gading sebagai miliknya. Pemaksimalan ketidaksetujuan tersebut tampak pada tuturan, yakni Jangan keliru. Lapangan
“Sari Gading“ adalah milik kami. Bukan milikmu. Tuturan yang melanggar bidal kesetujuan juga tampak pada penggalan
wacana drama komedi saduran sebagai berikut.
33 KONTEKS : AGUS TUBAGUS BERDEBAT DENGAN RATNA MASALAH TANAH SARI GADING.
RATNA : Aneh aku baru mendengar sekarang betapa mungkin tanah itu tiba-tiba menjadi milikmu.
AGUS : Tiba-tiba jadi milikku? Ah, Nona ... Aku sedang
berbicara tentang Lapangan “Sari Gading” yang terbentang antara Anyer dan Jakarta.
RATNA : Aku tahu, tapi itu adalah milik kami.
AGUS : Tidak, Ratna Rukmana yang terhormat. Kau keliru.
Itu adalah milik kami.
Data 58 Tuturan yang dilakukan oleh Agus dikatakan melanggar bidal kesetujuan
karena tuturan tersebut memaksimalkan ketidaksetujuan terhadap pihak lain Ratna. Agus tidak mau mengakui pernyataan Ratna kalau tanah Sari Gading
adalah milik keluarga Ratna. Pemaksimalan ketidaksetujuan tampak pada tuturan, yakni Tidak, Ratna Rukmana yang terhormat. Kau keliru. Itu adalah milik kami.
Tuturan tersebut sebenarnya berupa penolakan Agus terhadap tuturan yang disampaikan oleh Ratna terkait hak milik tanah Sari Gading.
34 KONTEKS : RATNA MENYURUH AGUS UNTUK MENGAKUI KALAU ANJINGNYA JAUH LEBIH PINTAR.
RATNA : Tapi harus kau terima sekarang. Si Belang lebih bodoh
dari si Kliwon AGUS
: Dia lebih cerdik, Ratna. RATNA
: Ia kurang cerdik AGUS
: Ia lebih cerdik.
Data 91 Tuturan yang dilakukan Agus dikatakan melanggar bidal kesetujuan karena
tuturan tersebut memaksimalkan ketidaksetujuan terhadap pihak lain Ratna. Pendapat yang disampaikan Ratna tersebut, ditanggapi dengan sikap kurang baik
karena Agus berusaha mengunggulkan anjingnya sendiri. Pemaksimalan ketidaksetujuan tampak pada tuturan, yakni Ia lebih cerdik. Tuturan yang
disampaikan Agus kepada Ratna sebenarnya mengandung maksud bahwa Agus menolak permintaan Ratna untuk mengakui si Kliwon lebih cerdik daripada
anjingnya si Belang.
4.1.2.6 Pelanggaran Bidal Kesimpatian