Kenaikan The Fed Fund Rate yang terus dilakukan oleh The Fed hingga semester pertama 2006 juga memaksa BI untuk ikut berhati-hati menjaga stabilitas suku
bunga SBI. Hal ini dilakukan guna mempertahankan interest rate differential antara BI Rate dan suku bunga The Fed tetap terjaga dalam kondisi yang relevan
bagi iklim investasi. Namun, membaiknya kembali kondisi perekonomian pada semester kedua 2006 dengan tingkat inflasi yang kembali terkendali
mengakibatkan suku bunga SBI mulai mengalami penurunan hingga berada pada level
9,75 persen pada Desember 2006.
4.6. Perkembangan Variabel Perbankan
4.6.1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga DPK
Struktur permodalan perbankan pada umumnya masih didominasi oleh dana jangka pendek seperti tabungan dan deposito jangka waktu tiga bulan,
sehingga penyaluran kredit investasi yang bersifat jangka panjang menjadi terhambat. Perkembangan DPK Bank Persero dan BUSN Devisa menunjukkan
pola yang tidak jauh berbeda selama periode penelitian, sedangkan BUSN Non Devisa cenderung berfluktuasi dengan tendensitas trend yang meningkat. Secara
umum, perkembangan DPK akan mengalami peningkatan dalam kondisi makroekonomi yang cenderung stabil, dan sebaliknya mengalami penurunan
dalam kondisi instabilitas. Pada Januari 2001, DPK yang berhasil dihimpun Bank Persero adalah sebesar Rp. 315.754 miliar dan telah mencapai Rp. 480.394 miliar
pada Desember 2006. Selama periode penelitian, komposisi DPK Bank Persero mulai dari yang memberikan kontribusi terbesar hingga terkecil adalah deposito,
tabungan, dan giro. Pada Desember 2006, komposisi deposito terhadap total DPK adalah sebesar 43,2 persen atau secara nominal sebesar Rp. 207.536 miliar.
Sementara, komposisi tabungan terhadap total DPK yakni 33,42 persen atau Rp. 160.534 miliar. Giro yang merupakan proporsi terkecil dari DPK memberikan
kontribusi sebesar 23,38 persen atau sebesar Rp. 112.324 miliar. Pertumbuhan DPK Bank Persero pada tahun 2006 adalah sebesar 11,36 persen.
100,000 200,000
300,000 400,000
500,000 600,000
Ja n-
01 May
-0 1
Se p-
01 Ja
n- 02
M ay-
02 Se
p- 02
Jan- 03
May -0
3 Sep
-03 Ja
n- 04
May -0
4 Se
p- 04
Ja n-
05 May
-0 5
Se p-
05 Ja
n- 06
M ay-
06 Se
p-0 6
Periode M
ili a
r R u
p ia
h
DPK Bank Persero DPK BUSN Devisa
Sumber : Bank Indonesia 2001-2006, diolah
Gambar 4.6. Perkembangan DPK Bank Persero dan BUSN Devisa BUSN Devisa juga menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda dari
Bank Persero. Pada Desember 2006, deposito juga menempati urutan pertama dalam komposisi DPK yang berjumlah Rp. 525.177 miliar, yakni memberikan
kontribusi sebesar 53,27 persen atau Rp. 279.736 miliar. Posisi kedua juga sama halnya dengan Bank Persero ditempati oleh tabungan dengan kontribusi sebesar
26,91 persen atau sebesar Rp. 141.341 miliar. Komposisi terkecil dalam DPK adalah giro dengan kontribusi sebesar 19,82 persen atau sebesar Rp. 104.100
miliar. Jika diperhatikan, maka dominasi deposito terhadap total DPK lebih besar pada BUSN Devisa dibandingkan Bank Persero. Adapun pertumbuhan DPK
BUSN Devisa tahun 2006, yakni sebesar 13,49 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Bank Persero.
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000 30,000
Jan -01
M ay
-01 S
ep- 01
Ja n-
02 M
ay- 02
S ep-
02 Ja
n- 03
Ma y-
03 Se
p- 03
Jan -0
4 Ma
y- 04
S ep-
04 Ja
n- 05
M ay
-05 Se
p- 05
Jan -0
6 Ma
y- 06
S ep-
06
Periode M
ili a
r R u
p ia
h
DPK BUSN Non Devisa
Sumber : Bank Indonesia 2001-2006, diolah
Gambar 4.7. Perkembangan DPK BUSN Non Devisa
Jumlah DPK BUSN Non Devisa seperti yang terlihat pada Gambar 4.7. memang tidak sebesar Bank Persero dan BUSN Devisa, mengingat skala
permodalan dan aktivitas bank ini yang terbatas. Pada Januari 2001, DPK BUSN Non Devisa berjumlah Rp. 18.680 miliar dan pada Desember 2006 telah
berjumlah Rp. 24.423 miliar. Seperti halnya Bank Persero dan BUSN Devisa, komposisi DPK BUSN Non Devisa mulai dari yang memberikan kontribusi
terbesar hingga terkecil adalah deposito, tabungan, dan giro. Namun, komposisi deposito tampak sangat mendominasi DPK pada BUSN Non Devisa ini. Pada
Desember 2006, kontribusi deposito terhadap DPK adalah 82,85 persen atau sebesar Rp. 20.234 miliar. Selanjutnya, kontribusi tabungan adalah sebesar 9,74
persen atau sebesar Rp. 2.379 miliar. Terakhir, giro berkontribusi hanya sebesar 7,41 persen atau Rp. 1.811 miliar. Pertumbuhan DPK terbesar terjadi pada tahun
2006 sebesar 19,61 persen, dimana keadaan ini membalikkan kondisi
pertumbuhan DPK terendah yang terjadi pada tahun 2005 yang mencatat pertumbuhan negatif, yakni -7,06 persen.
4.6.2. Perkembangan Non Performing Loan NPL