t
IP Ln
_ = indeks Industrial Production
Ln_ =
t
DPK Dana Pihak Ketiga
t
NPL = Non Performing Loan
i
α = konstanta λ
ω ,
, ,
, ,
Ω Φ
Γ Ψ
= masing - masing merupakan parameter Ln_KI, SBI, SKI, Ln_IP, Ln_DPK, NPL
it
ε = error i
= panjang lag ordo i = 1,2,3,…
5.3.3. Pengujian Stabilitas Sistem VAR
Setelah dilakukan pengujian lag optimal pada sistem VAR yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian kestabilan dari
sistem VAR pada lag optimal tersebut. Arsana 2005 dan Lutkepohl 1991 dalam EViews User’s Guide 2002 mengemukakan bahwa estimasi VAR stabil
jika seluruh roots-nya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan terletak di dalam unit circle-nya. Jika seandainya sistem VAR tidak stabil, maka hasil yang
diperoleh, seperti IRF dan FEVD menjadi tidak valid. Setelah dilakukan pengujian stabilitas pada sistem VAR bagi masing-masing kelompok bank, maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh sistem VAR dalam penelitian bersifat stabil, sehingga dengan demikian analisis innovation accounting berupa IRF dan FEVD
yang akan dilakukan kemudian bersifat valid. Hasil uji stabilitas sistem VAR ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Hasil Uji Stabilitas Sistem VAR
No.
Kelompok Bank
Kisaran Modulus
1. 2.
3. Bank Persero
BUSN Devisa BUSN Non Devisa
0.099997 - 0.331796 0.283723 - 0.687270
0.403278 - 0.655344
Sumber : Lampiran 3 masing-masing bank.
5.3.4. Pengujian Kointegrasi
Mengacu pada definisi Engle dan Granger dalam Enders 2004, bahwa kointegrasi mengacu pada sejumlah variabel yang terintegrasi pada derajat yang
sama, maka dapat dilakukan uji kointegrasi pada penelitian ini dimana semua variabel terintegrasi pada derajat I1. Sebab jika variabel-variabel dalam suatu
penelitian terkointegrasi pada derajat yang berbeda, maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel tersebut tidak bisa terkointegrasi Enders, 2004.
Verbeek 2000 mengemukakan bahwa adanya hubungan kointegrasi dalam sebuah sistem persamaan mengimplikasikan bahwa dalam sistem tersebut
terdapat error correction model yang menggambarkan adanya dinamisasi jangka pendek secara konsisten dengan hubungan jangka panjangnya. Dengan kata lain,
kointegrasi merepresentasikan hubungan keseimbangan jangka panjang Verbeek, 2000. Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Johansen
dengan membandingkan antara trace statistic dengan critical value yang digunakan yakni 5. Jika trace statistic lebih besar dari critical value 5, maka
terdapat kointegrasi dalam sistem persamaan tersebut. Johansen 1995a, pp. 80-84 dalam EViews User’s Guide 2002
mengemukakan bahwa dalam uji kointegrasi terdapat lima jenis asumsi
deterministic trend. Setelah dilakukan pengujian kointegrasi dengan EViews 4.1.,
maka masing-masing kelompok bank dalam penelitian ini memiliki deterministic trend
yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan kondisi data masing-masing kelompok bank tersebut. Bank Persero menunjukkan bahwa
data level-nya tidak memiliki deterministic trends dan persamaan kointegrasinya memiliki intersep. BUSN Devisa menunjukkan bahwa data level-nya memiliki
quadratic trends dan persamaan kointegrasinya memiliki linear trends, sedangkan
BUSN Non Devisa menunjukkan bahwa data level dan persamaan kointegrasinya memiliki linear trends. Adapun hasil pengujian kointegrasi dapat dilihat pada
Tabel 5.4. Tabel 5.4. Hasil Pengujian Kointegrasi
Trace Statistic H R=0
R=1 R=2
R=3 R=4
R=5
Kelompok Bank
1
H R=1 R=2
R=3 R=4
R=5 R=6
Bank Persero 146.58
93.18
51.18 26.79