- Maret, tetapi musimnya tidak menentu dan intensitas penyinaran matahari relatif masih tinggi bahkan disertai oleh angin, sehingga akan mempengaruhi suhu
di perairan Waduk Cirata. Intensitas penyinaran dan kondisi permukaan perairan yang tenang akan menyebabkan penyerapan panas ke dalam air lebih tinggi,
sehingga suhu air menjadi maksimum. Dalam suatu perairan apabila suhu mengalami peningkatan maka akan menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme dan respirasi organisme, serta peningkatan konsumsi oksigen. Di samping itu peningkatan suhu perairan dapat menyebabkan penurunan kelarutan
gas dalam air, misalnya gas O
2
, CO
2,
N
2,
CH
4
, dan sebagainya Haslam, 1995 dalam
Effendi, 2003. Rata-rata suhu perairan yang diperoleh selama pengukuran mempunyai
nilai yang berfluktuasi, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi setiap stasiun yang berbeda, seperti: topografi, ketinggian, kekeruhan, sinar matahari,
dan lain-lain. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang latitude, ketinggian dari permukaan laut altitude, sirkulasi udara, penutupan awan, dan
aliran air serta kedalaman badan air. Suhu perairan dipengaruhi oleh komposisi substrat, kekeruhan, air hujan, luas permukaan yang langsung mendapat sinar
matahari, dan air limpahan Perkins, 1974. Nilai suhu yang diperoleh pada setiap stasiun pengamatan di Waduk Cirata
masih dalam toleransi untuk kehidupan biota air pada umumnya. Kebanyakan organisme akuatik memiliki suhu optimum berkisar antara 20 - 30
o
C. Biota air beberapa jenis molluska memiliki suhu optimum sekitar 30
o
C. Sedangkan Kinne 1972 dalam Emiyarti 2004, menyatakan bahwa kisaran suhu kritis
menyebabkan kematian bagi kehidupan makrozoobentos, yaitu: antara 35-40
o
C.
4.1.2. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
dalam air. Pada perairan yang tergenang lentik, misalnya waduk atau danau, kekeruhan lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid
dan partikel-partikel halus, sedangkan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar,
4.08 12.62
27
9.96 4.12
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
R a
ta -ra
ta N
ila i K
e k
e ru
h a
n N
T U
misalnya: berupa lapisan permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan.
Berdasarkan hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata kekeruhan pada setiap stasiun pengamatan berkisar antara 4,08 – 27 NTU Gambar 4
sedangkan menurut ulangan berkisar antara 8,4 – 15,18 NTU.
Gambar 4 Rata-rata kekeruhan pada setiap stasiun pengamatan
Gambar 4 menunjukkan bahwa di stasiun 4 memiliki nilai kekeruhan yang tertinggi 27 NTU dan kekeruhan terendah di stasiun 1 4,08 NTU. Tingginya
kekeruhan yang terjadi di stasiun 4 disebabkan karena curah hujan yang cukup tinggi debit air sungai meningkat, sehingga terjadi erosi. Erosi tersebut berasal
dari daerah permukiman penduduk, pertanian, dan industri yang membawa partikel-partikel baik berupa bahan organik maupun bahan anorganik yang
mengalir masuk ke perairan Waduk Cirata. Faktor yang mempengaruhi tingginya kekeruhan di stasiun tersebut, yaitu:
1 tingginya curah hujan pada waktu pengambilan sampel ulangan 2 dibanding dengan stasiun lainnya, sehingga dapat menyebabkan terjadinya erosi. Pada waktu
pengambilan sampel di stasiun 4 ulangan 2 terjadi perubahan warna air keruh, dibanding pengambilan sampel ulangan 1 dan 3, 2 berasal dari pembuangan air
Waduk Saguling outlet. Stasiun 4 merupakan DAS Citarum yang menjadi salah satu sumber air Waduk Cirata dan bagian atasnya terdapat Waduk Saguling,
sedangkan stasiun 1 merupakan pintu masuk air Waduk Cirata menuju turbin 41
depan DAM, kondisi daerah sekitarnya bergunung-gunung dan terdapat sedikit kegiatan pertanian, serta tidak terdapat permukiman penduduk.
Kekeruhan air disebabkan karena air mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi, sehingga merubah bentuk tampilan menjadi berwarna
yang berlumpur dan kotor. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang bervariasi dari ukuran koloid sampai dispersi kasar, tergantung
dari derajat turbulensinya. Tingkat kekeruhan air di perairan mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan matahari, semakin air keruh semakin
menghambat sinar matahari yang masuk ke dalam air, oleh karena itu, apabila cahaya matahari berkurang masuk ke dalam air maka mahluk hidup dalam air
akan terganggu, khususnya mahluk yang berada di kedalaman tertentu Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005. Suatu perairan yang mempunyai kekeruhan yang
tinggi cenderung mempunyai suhu yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan sebahagian dari bahan tersuspensi menyerap panas.
4.1.3. Alkalinitas