Pencemaran Perairan TINJAUAN PUSTAKA

Waduk merupakan penampung alami dalam pengumpulan unsur hara, bahan padat tersuspensi, dan bahan kimia toksik yang akhirnya mengendap di dasarnya. Penampungan bahan-bahan tersebut berlangsung bertahun-tahun pada waduk, sehingga proses pendangkalan tidak dapat dihindari. Kontaminasi terjadi dari unsur, minyak, pestisida, dan substansi toksik yang dapat merusak di dasar waduk dan ikan yang hidup di dalamnya. Menurut Koswara 1999 dalam Djunaedi 2000 menyatakan bahwa sumber atau penyebab permasalahan waduk atau danau yaitu: pembuangan limbah organik biodegradable, pembuangan nutrien dari air limbah, pencemaran nutrien tersebar non-point sources pollution terutama dari pertanian, hujan asam yang disebabkan oleh polutan udara seperti SO 2 dan NO x , pembuangan zat-zat toksik dari industri atau pertanian, dan pembuangan panas. Waduk selalu menerima masukan air dari daerah sekitarnya DAS, dengan demikian waduk cenderung menerima bahan-bahan terlarut yang terangkut bersamaan dengan air yang masuk. Konsentrasi ionik perairan waduk merupakan resultante ionik dari air yang masuk. Adanya kegiatan manusia disekitar DAS seringkali menyebabkan pencemaran perairan waduk. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan diikuti dengan perrtumbuhan industri dan kegiatan lainnya akan menghasilkan limbah yang kemudian dibuang ke lingkungan. Limbah kemudian dapat masuk ke waduk melalui aliran sungai atau rembesan air tanah.

2.2. Pencemaran Perairan

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang saksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah kegiatan industri, dan kegiatan-kegiatan lainnya Wardhana, 2001. Air adalah pelarut yang baik untuk banyak bahan, maka dari itu merupakan salah satu media transport bagi unsur hara dan hasil limbah dalam berbagai proses kehidupan, oleh karena itu banyak sekali senyawa ionis berdiasosiasi dalam air. 12 Pencemaran air adalah penurunan kualitas air sehingga air tersebut tidak kurang memenuhi syarat atau bahkan mengganggu pemanfaatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organitation atau WHO air dinyatakan tercemar apabila terjadi perubahan komposisi atau keadaan kandungannya sebagai akibat kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung, sehingga air tersebut tidak atau kurang sesuai dengan fungsi atau tujuan pemanfaatan asalnya. Di dalam UU Nomor 4 tahun 1982 mengenai lingkungan hidup, pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang pengendalian pencemaran air dan pengelolaan kualitas air, dinyatakan bahwa pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukan. Menurut Haynes 1978 dalam Nurifdinsyah 1993 mengemukakan bahwa pencemaran terhadap badan air dapat mengakibatkan masuknya zat-zat beracun, bertambahnya padatan tersuspensi, terjadinya deoksidasi dan naiknya temperatur. Pencemaran perairan yang disebabkan oleh kegiatan di darat dapat digolongkan menjadi empat kategori, yaitu 1 pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri industrial pollution, 2 pencemaran yang disebabkan karena sampah atau limbah rumah tangga sewage pollution, 3 pencemaran disebabkan karena sedimentasi sedimentation pollution, dan 4 pencemaran yang disebabkan karena kegiatan pertanian agricultural pollution. Berdasarkan sifat toksiknya, pencemaran dibedakan menjadi dua, yaitu Effendi, 2003: 1. Polutan tak toksik Pencemaran tak toksik biasanya telah berada pada ekosistem secara alami. Sifat destruktif pencemaran ini muncul apabila berada dalam jumlah yang 13 berlebihan sehingga dapat mengganggu kesetimbangan ekosistem melalui perubahan proses fisika-kimia perairan. 2. Polutan toksik Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian lethal maupun bukan kematian sub-lethal, misalnya terganggunya pertumbuhan, tingkah laku, dan karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik. Polutan toksik ini biasanya berupa bahan-bahan yang bukan bahan alami, misalnya pestisida, detergen, dan bahan-bahan yang lain.

2.3. Sumber Logam Berat