29.33 29
29.67 29.67
28.67
28 28.2
28.4 28.6
28.8 29
29.2 29.4
29.6 29.8
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
Rata-rata Nilai Suhu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Perairan Secara Fisika-Kimia Air
Dari hasil pengukuran telah diperoleh data tentang parameter fisika-kimia air di perairan Waduk Cirata, antara lain:
4.1.1. Suhu
o
C
Suhu merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting, karena dapat mempengaruhi parameter fisika dan kimia lainnya. Di samping itu, suhu
merupakan faktor langsung yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan derajat kelangsungan hidup, serta meningkatnya laju metabolisme. Suhu perairan
merupakan parameter fisika yang mempengaruhi sebaran organisme akuatik, reaksi kimia, dan laju reaksi.
Hasil pengukuran suhu yang dilakukan di lima stasiun pengamatan dengan tiga ulangan menunjukkan bahwa rata-rata suhu di perairan Waduk Cirata
menurut stasiun pengamatan berkisar antara 28,67 – 29,67
o
C Gambar 3, sedangkan menurut ulangan berkisar antara 28,6 – 29,6
o
C.
Gambar 3 Rata-rata suhu
o
C pada setiap stasiun pengamatan Gambar 3 menunjukkan bahwa suhu tertinggi terdapat di dua stasiun yaitu
2 dan 3 29,67
o
C dan terendah terdapat di stasiun 1 28,67
o
C. Pada waktu penelitian terjadi musim peralihan, yaitu: musim kemarau ke penghujan Pebruari
- Maret, tetapi musimnya tidak menentu dan intensitas penyinaran matahari relatif masih tinggi bahkan disertai oleh angin, sehingga akan mempengaruhi suhu
di perairan Waduk Cirata. Intensitas penyinaran dan kondisi permukaan perairan yang tenang akan menyebabkan penyerapan panas ke dalam air lebih tinggi,
sehingga suhu air menjadi maksimum. Dalam suatu perairan apabila suhu mengalami peningkatan maka akan menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme dan respirasi organisme, serta peningkatan konsumsi oksigen. Di samping itu peningkatan suhu perairan dapat menyebabkan penurunan kelarutan
gas dalam air, misalnya gas O
2
, CO
2,
N
2,
CH
4
, dan sebagainya Haslam, 1995 dalam
Effendi, 2003. Rata-rata suhu perairan yang diperoleh selama pengukuran mempunyai
nilai yang berfluktuasi, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi setiap stasiun yang berbeda, seperti: topografi, ketinggian, kekeruhan, sinar matahari,
dan lain-lain. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang latitude, ketinggian dari permukaan laut altitude, sirkulasi udara, penutupan awan, dan
aliran air serta kedalaman badan air. Suhu perairan dipengaruhi oleh komposisi substrat, kekeruhan, air hujan, luas permukaan yang langsung mendapat sinar
matahari, dan air limpahan Perkins, 1974. Nilai suhu yang diperoleh pada setiap stasiun pengamatan di Waduk Cirata
masih dalam toleransi untuk kehidupan biota air pada umumnya. Kebanyakan organisme akuatik memiliki suhu optimum berkisar antara 20 - 30
o
C. Biota air beberapa jenis molluska memiliki suhu optimum sekitar 30
o
C. Sedangkan Kinne 1972 dalam Emiyarti 2004, menyatakan bahwa kisaran suhu kritis
menyebabkan kematian bagi kehidupan makrozoobentos, yaitu: antara 35-40
o
C.
4.1.2. Kekeruhan