Pada waktu pengambilan sampel ulangan ke 3 debit air sungai dan waduk sudah tinggi masuk musim penghujan. Hasil pengamatan dilapangan pada
waktu pengambilan sampel ke 3 stasiun 1, makrozoobentos dari jenis gastropoda menempel dipinggir bendungan, pintu keluar air waduk menuju turbin, dan pintu
pembuangan air Waduk Cirata, padahal pengambilan sampel sebelumnya pengamatan 1 dan 2 tidak ditemukan jenis makrozoobentos tersebut menempel.
Hal tersebut terjadi karena pada waktu pengambilan sampel turun hujan, sehingga kemungkinan dipengaruhi oleh parameter kualitas air, terutama suhu, cahaya
matahari, pH air, dan pH sedimen. Jika pH air dan pH sedimen rendah maka jenis Gastropoda akan bergerak menghindar ke tempat lain dan juga berpengaruh
terhadap kelarutan oksigen di air dan sedimen.
4.2.2. Indeks Keanekaragaman H
|
dan Keseragaman Jenis E
Keanekaragaman jenis disebut juga keheterogenan jenis, merupakan ciri yang unik untuk menggambarkan struktur komunitas di dalam organisasi
kehidupan. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi, jika kelimpahan masing-masing jenis tinggi dan sebaliknya keanekaragaman jenis
rendah jika hanya terdapat beberapa jenis yang melimpah. Indeks keanekaragaman jenis H
|
menggambarkan keadaan populasi organisme secara matematis, untuk mempermudah dalam menganalisa informasi-informasi jumlah
individu masing-masing jenis dalam suatu komunitas. Di antara indeks
keanekaragaman jenis adalah indeks keanekaragaman Shannon - Wiener. Indeks keanekaragaman dan keseragaman jenis makrozoobentos sering
digunakan untuk menduga kondisi suatu lingkungan perairan. Dengan melihat besarnya nilai ke dua indeks ini dapat diduga tingkat kestabilan suatu lingkungan
perairan. Apabila nilai kedua indeks ini tinggi, maka dapat dikatakan bahwa lingkungan perairan tersebut masih baik.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks keanekaragaman pada setiap stasiun pengamatan di Waduk Cirata diperoleh nilai rata-rata berkisar antara 1,18 – 1,83
Gambar 23. Nilai indeks keanekaragaman yang tinggi terdapat di stasiun 3 dan terendah di stasiun 5. Sedangkan hasil perhitungan keseragaman jenis diperoleh
nilai rata-rata berkisar antara 0,527 – 0,683 dan stasiun yang mempunyai rata-rata 68
1.18 1.593
1.83 1.583
1.813
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8 2
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
In deks Keane
karaga m
a n
Mak ro
z oob
ent os H
0.533 0.597
0.583 0.527
0.683
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
Ra ta
-rat a I
ndek s Kes
e ragaman
Makroz oobe
nt os E
keseragaman tinggi, yaitu 2 0.683 serta yang terendah terdapat di stasiun 1 0.527 Gambar 24.
Gambar 23 Rata-rata indeks keanekaragaman jenis di setiap stasiun pengamatan
Gambar 24 Rata-rata indeks keseragaman makrozoobentos pada setiap stasiun
pengamatan Gambar 23 menunjukkan bahwa rata-rata nilai keanekaragaman yang
diperoleh di kelima stasiun pengamatan bervariasi dan nilai indeks keanekaragaman di setiap stasiun pengamatan rendah. Dari Gambar tersebut juga
terlihat bahwa stasiun 2 dan 3 rata-rata indeks keanekaragamannya hampir sama, yaitu sekitar 1,813 dan 1,83 serta stasiun 1 dan 4 1,583 dan 1,593. Tingginya
nilai keanekargaman di stasiun 3 1,83 menandakan bahwa makrozoobentos yang 69
ditemukan di stasiun tersebut mempunyai keheterogenan yang tinggi dan sebaliknya di stasiun 5 1,18 mempunyai keheterogenan rendah, tetapi secara
keseluruhan nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh di Waduk Cirata selama pengamatan termasuk kisaran H
|
3,32 1.83 H
|
3,32, artinya keanekaragaman makrozoobentos yang diperoleh rendah, penyebaran setiap spesies rendah dan
stabilitas komunitas rendah. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman jenis makrozoobentos yang
dihitung berdasarkan formulasi Shannon-Wiener, dapat ditentukan beberapa kualitas air. Wilhm 1975 menyatakan bahwa air yang tercemar berat, indeks
keragaman jenis makrozoobentosnya kecil dari satu. Jika berkisar antara satu dan tiga, maka air tersebut setengah tercemar. Air bersih, indeks keragaman
makrozoobentosnya besar dari tiga. Staub et al dalam Wilhm 1975 menyatakan bahwa berdasarkan indeks keanekaragaman makrozoobentos, kualitas air dapat
dikelompokkan atas: tercemar berat 0 H
|
1, tercemar sedang 1 H
|
2, tercemar ringan 2 H
|
3 dan tercemar sangat ringan 3 H
|
4,5. Kisaran nilai H
|
tersebut merupakan bagian dari penilaian kualitas air yang dilakukan secara terpadu dengan faktor fisika kimia air. Sedangkan Lee et al. 1978
menyatakan bahwa nilai indeks keanekaragaman H pada perairan tercemar berat H
|
1, tercemar sedang 1,0 - 1,5, tercemar ringan 1,6 - 2,0, dan tidak tercemar H
|
2,0. Dari hasil indeks keanekaragaman H
|
makrozoobentos dan penilaian kualitas air yang di peroleh tersebut, dapat dikatakan bahwa perairan Waduk
Cirata sudah mengalami tekanan ekologis dan penurunan kualitas perairan, dimana nilai indeks keanekaragamannya rendah. Jadi perairan ini sudah tidak
stabil. Tidak stabilnya komunitas makrozoobentos di perairan tersebut, juga ditunjukkan oleh nilai indeks keseragaman jenis E yang rendah yaitu berkisar
antara 0,527 - 0,683 Gambar 24. Sebaran nilai indeks keseragaman jenis rata- rata tidak menunjukkan variasi yang besar antara stasiun.
Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman tersebut, maka kondisi perairan Waduk Cirata sudah mengalami tekanan ekologis, hal ini
diakibatkan karena adanya aktivitas manusia baik di sekitar waduk maupun sungai sebagai inlet air Waduk Cirata. Aktivitas manusia seperti industri, permukiman,
0.58
0.367 0.467
0.363 0.483
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
Rat a
-r at
a I n
deks Dom
inan s
i
M a
kr ozoobe
nt os C
perikanan, dan pertanian telah memberikan dampak yang berarti terhadap lingkungan perairan Waduk Cirata. Dengan rendahnya indeks keanekaragaman
dan keseragaman makrozoobentos tersebut, berarti pula sudah ada spesies tertentu yang mendominasi komunitas makrozoobentos yang terdapat di perairan Waduk
Cirata. Di samping itu, butiran atau kandungan sedimen dapat berhubungan dengan
keanekaragaman jenis makrozoobentos. Menurut Marsambuana dan Gunarto 2004, bahwa kandungan pasir 80 , liat 2 , dan debu 18 dengan bahan
organik 17,1 memperlihatkan hubungan yang cenderung lebih kuat dengan keanekaragaman jenis keanekaragamannya tinggi dibandingkan dengan
dominansi makrozoobentos.
4.2.3. Dominansi Jenis C