Alkalinitas Kondisi Perairan Secara Fisika-Kimia Air

depan DAM, kondisi daerah sekitarnya bergunung-gunung dan terdapat sedikit kegiatan pertanian, serta tidak terdapat permukiman penduduk. Kekeruhan air disebabkan karena air mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi, sehingga merubah bentuk tampilan menjadi berwarna yang berlumpur dan kotor. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang bervariasi dari ukuran koloid sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat turbulensinya. Tingkat kekeruhan air di perairan mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan matahari, semakin air keruh semakin menghambat sinar matahari yang masuk ke dalam air, oleh karena itu, apabila cahaya matahari berkurang masuk ke dalam air maka mahluk hidup dalam air akan terganggu, khususnya mahluk yang berada di kedalaman tertentu Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005. Suatu perairan yang mempunyai kekeruhan yang tinggi cenderung mempunyai suhu yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan sebahagian dari bahan tersuspensi menyerap panas.

4.1.3. Alkalinitas

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasaman dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat HCO 3 - , dan sampai tahap tertentu ion karbonat CO 3 2- dan hidroksida OH - dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan atau setara dengan ppm mgl kalsium karbonat CaCO 3 . Alkalinitas perairan berkaitan dengan gambaran kandungan karbonat dari batuan dan tanah yang dilewati oleh air serta sedimen dasar perairan. Alkalinitas dihasilkan dari karbondioksida dan air yang dapat melarutkan sedimen batuan karbonat menjadi bikarbonat. Perairan yang mempunyai kadar bikarbonat yang tinggi disebabkan oleh ionisasi asam karbonat, terutama pada perairan yang banyak mengandung karbondioksida kadar CO 2 mengalami saturasi atau jenuh. Berdasarkan hasil pengukuran alkalinitas diperoleh kisaran rata-rata antara 99,58 - 105,93 mgl CaCO 3. Stasiun yang mempunyai nilai alkalinitas yang tinggi, 42 105.93 101.77 99.58 100.38 100.52 96 98 100 102 104 106 108 1 2 3 4 5 Stasiun Pengamatan Ra ta -ra ta Ni lai A lka lini ta s m g l Ca CO 3 yaitu stasiun 5 105,93 mgl CaCO 3 dan terendah stasiun 3 99,58 mgl CaCO 3 . Untuk lebih jelasnya hasil pengukuran rata-rata nilai alkalinitas di setiap stasiun pengamatan dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Rata-rata nilai alkalinitas di setiap stasiun pengamatan Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005. Kalsium karbonat merupakan senyawa yang memberi konstribusi terbesar terhadap nilai alkalinitas dan kesadahan di perairan tawar. Senyawa tersebut terdapat di dalam tanah dalam jumlah yang berlimpah sehingga kadarnya di perairan tawar cukup tinggi. Kelarutan kalsium karbonat menurun dengan meningkatnya suhu dan meningkat dengan keberadaan karbondioksida. Kalsium karbonat bereaksi dengan karbondioksida membentuk kalsium bikarbonat [CaHCO 3 2 ] yang memiliki daya larut lebih tinggi dibandingkan dengan kalsium karbonat CaCO 3 Colel, 983 dalam Effendi, 2003. Nilai alkalinitas yang baik berkisar antara 30 - 500 mgl CaCO 3 Effendi, 2003. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm.

4.1.4. Nilai pH