Kondisi Perairan Secara Fisika-Kimia dan Biologi Air

Tabel 6. Parameter-parameter kualitas air, sedimen, dan biota air yang diamati Parameter Satuan Peralatan Tempat Analisis Kualitas Air Fisika Air 1. Suhu air 2. Kekeruhan o C NTU Termometer Turbidimeter Lapangan Lapangan Kimia Air 1. Alkalinitas 2. pH 3. NH 3 4. Nitrit 5. Nitrat 6. Pb 7. Zn mgl CaCO 3 - mgl mgl mgl mgl mgl Titrimetrik pH- meter Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer AAS AAS Lapangan Lapangan Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Sedimen Kimia Sedimen 1. Pb 2. Zn mgkg mgkg AAS AAS Laboratorium Laboratorium Biota Air Kimia Biota Air 1. Pb 2. Zn mgkg mgkg AAS AAS Laboratorium Laboratorium Struktur Komunitas Makrozoobentos 1. Kepadatan kelimpahan 2. Indeks Keanekaragaman 3. Keseragaman 4. Indeks Dominansi Individum 3 H 1 E C Buku Identifikasi Bentos Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium 3.4. Analisis Data

3.4.1. Kondisi Perairan Secara Fisika-Kimia dan Biologi Air

Hasil analisis parameter fisika-kimia air pada setiap stasiun pengamatan di Waduk Cirata dibandingkan dengan nilai yang direkomendasikan oleh PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sedangkan untuk mengetahui kondisi perairan secara biologi dilakukan perhitungan atau analisis struktur komunitas makrozoobentos dengan menentukan komposisi, kepadatan kelimpahan, keanekaragaman H’, keseragaman E, dan dominansi C spesies. Komposisi unit determinasi spesies makrozoobentos menggambarkan kekayaan spesies makrozoobentos yang terdapat di lingkungan. Komposisi per stasiun secara relatif dijabarkan dalam persentase sebagai proporsi spesies makrozoobentos dalam kelompok determinasi kelas yang ditemukan di setiap stasiun. Kepadatan kelimpahan Kelimpahan spesies makrozoobentos didefenisikan sebagai jumlah individu satu spesies per stasiun, biasanya dalam satuan meter persegi Odum, 1971. Secara matematis kelimpahan dapat dijabarkan sebagai berikut: K = b xa 10000 Dimana : K = Kelimpahan makrozoobentos individum 2 a = Jumlah makrozoobentos yang dihitung individu b = luas buka mulut Ekman Grab cm 2 Nilai 10000 adalah nilai konversi dari m 2 ke cm 2 Indeks Keanekaragaman H Untuk menghitung keanekaragaman jenis makrozoobentos dari setiap contoh yang diperoleh digunakan metode Shannon-Wiener. Data makrozoobentos sebagai indikator keadaan lingkungan, dianalisis dengan menggunakan indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener H’ dengan rumus sebagai berikut Krebs, 1989 dengan formula: n H = - Σ pi log 2 pi i = 1 Dimana : H = Indeks keanekaragaman pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dan jumlah total individu niN n = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah total individu Nilai indeks mempunyai beberapa kisaran nilai tertentu, yaitu: H 3,32 = Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap spesies rendah dan stabilitas komunitas rendah 3,32H 9,97 = Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan stabilitas komunitas sedang H 9,97 = Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap spesies tinggi Keseragaman E Menghitung keseragaman individu makrozoobentos digunakan indeks keseragaman E sebagai berikut Krebs, 1989 : E = max H H Dimana : E = Indeks keseragaman Evenness H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H max = keanekaragaman maksimum log 2 s s = Jumlah spesies Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0 dan 1. Nilai E semakin kecil menunjukkan bahwa semakin kecil pula regularitas populasinya, hal ini berarti bahwa penyebaran individu setiap spesies tidak sama atau cenderung satu spesies mendominasi dan apabila nilai E mendekati nilai 0, maka penyebaran individu tidak merata atau terdapat sekolompok spesies tertentu yang dominan. Indeks dominansi Untuk menghitung adanya dominansi jenis makrozoobentos yang mendominasi perairan, digunakan indeks dominansi Simpson Odum, 1971 dengan formula: s C = Σ niN 2 i - 1 Dimana : C = Indeks dominansi ni = Jumlah individu spesies N = Jumlah total individu setiap spesies Nilai indeks dominan C mempunyai kisaran antara 0 – 1. Semakin mendekati nilai 1, berarti semakin tinggi tingkat dominansi oleh spesies tertentu. 37 S xy √ S x 2 S y 2

3.4.2. Hubungan Antar Kandungan Logam Pb dan Zn Dalam Air dan Sedimen dengan Makrozoobentos