Pada suatu perairan nilai pH ditentukan oleh interaksi berbagai zat dalam air. Jadi semakin banyak air sebagai pelarut akibat hujan, maka pengaruh untuk
nilai pH air yang ditimbulkan oleh interaksi berbagai zat dalam air tersebut semakin kecil. Dampak yang ditimbulkan apabila kondisi perairan yang bersifat
sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan
respirasi dan suatu perairan yang mempunyai nilai pH tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amonia dalam air terganggu. Kenaikan pH di
atas netral akan meningkatkan konsentrasi amonia yang juga bersifat toksik bagi organisme. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umum berkisar
antara 7 sampai 8,5 Barus, 2001. Nilai pH di perairan Waduk Cirata di setiap stasiun pengamatan sesuai
dengan kriteria mutu air peruntukannya untuk budidaya ikan berdasarkan kriteria mutu air kelas 2 dan 3, yaitu sekitar 6 – 9 PP. No. 82 Tahun 2001.
4.1.5. Amonia NH
3
Amonia di perairan merupakan hasil proses pembusukan bahan organik oleh bakteri serta hasil penguraian protein dan kotoran hewan. Sumber lain
amonia di perairan, yaitu: 1 reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfir, 2 limbah industri [proses produksi urea, produksi bahan kimia
asam nitrat, amonium fosfat, amonium nitrat dan amonium sulfat, industri pulp and paper], dan 3 limbah domestik.
Hasil pengukuran amonia NH
3
yang dilakukan pada setiap stasiun pengamatan mempunyai nilai rata-rata berkisar antara 0,36 - 0,616 mgl Gambar
7, sedangkan nilai rata-rata menurut ulangan berkisar antara 0,183 - 0,782 mgl. Nilai amonia yang tertinggi terdapat di stasiun 2 sekitar 0,616 mgl dan terendah
terdapat di stasiun 5 sekitar 0,36 mgl. Tingginya atau bervariasinya nilai amonia tersebut disebabkan karena
banyaknya masukan limbah baik limbah organik maupun limbah bahan anorganik yang masuk ke sungai dan akhirnya terbawa oleh aliran air yang masuk ke Waduk
Cirata. Pada stasiun 2 muara Sungai Cikundul tersebut disekitarnya terdapat 45
0.36 0.437
0.452 0.616
0.465
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
R a
ta -ra
ta Kadar
Amon ia
permukiman penduduk dan kegiatan pertanian sawah, sehingga kemungkinan besar tingginya nilai amonia banyak bersumber dari kegiatan tersebut.
Gambar 7 Rata-rata kadar amonia NH
3
di setiap stasiun pengamatan Konsentrasi amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya
pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan run-off pupuk pada pertanian. Toksisitas amonia terhadap organisme
akuatik akan meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu. Amonia yang terukur di perairan berupa amonia total NH
3
dan NH
4 +
. Amonia bebas NH
3
yang tidak terionisasi bersifat toksik terhadap organisme akuatik, serdangkan amonium NH
4 +
dapat terionisasi. Pada pH 7 atau kurang, sebagian besar amonia akan mengalami ionisasi. Sebaliknya, pada pH lebih besar
dari 7, amonia tak terionisasi yang bersifat toksik. Sumber lain keberadaan amonia, yaitu: sisa-sisa pakan dan feses ikan yang
berasal dari Keramba Jaring Apung KJA yang terdapat di sekitar stasiun pengamatan. Dengan terjadinya penumpukan bahan organik tersebut di dasar
perairan maka menyebabkan terjadinya proses dekomposisi oleh mikroorganisme sehingga menghasilkan amonia yang cukup tinggi dan jumlahnya semakin lama
semakin meningkat di perairan. Menurut Boyd 1982, keberadaan amonia di perairan merupakan hasil proses dekomposisi dari bahan organik yang banyak
mengandung senyawa nitrogen oleh mikroba, ekresi organisme, reduksi nitrit oleh bakteri, dan kegiatan pemupukan.
0.436 0.422
0.548 0.57
0.0914 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6
1 2
3 4
5 Stasiun Pengamatan
R at
a- rat
a K adar
N it
rat
Menurut McNeely et al. 1979 dalam Effendi 2003 bahwa konsentrasi amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mgl, selanjutnya
dikemukakan bahwa konsentrasi amonia bebas lebih dari 0,2 mgl bersifat toksik pada beberapa jenis ikan. Sedangkan Boyd 1982 menyatakan konsentrasi
amonia yang bersifat toksik bagi sebagian besar biota perairan berkisar 0.6 - 2.0 mgl. Jika dibandingkan dengan baku mutu air yang direkomendasikan PP. No. 82
Tahun 2001 khusus kelas 1 maka nilai amonia di stasiun 2 sudah melewati ambang batas baku mutu.
4.1.6. Nitrat NO